Beberapa waktu yang lalu seseorang membaca 3 tulisan saya tentang keunikan Yesus Kristus yang pernah dimuat di Koran Timex di Kupang NTT dan juga yang ada dalam web ini, lalu mengirimkan sebuah email kepada saya. Demikian emailnya :
Salam Kenal,
Nama saya Jacko (nama samaran), saya pembaca setia Timex, dan sering membaca artikel anda. Setelah membaca artikel anda banyak hal yang sangat saya ingin tanyakan kepada anda terutama tentang keilahian dari Jesus.
1) Jika Jesus adalah Tuhan kenapa Ia berdoa, kepada siapa ia berdoa dan untuk apa dia berdoa?
2) Dalam artikel anda yang didukung oleh beberapa ayat terdapat tulisan yang mengatakan bahwa “Jesus setara dengan Allah”, lalu bagaimana dengan ayat yang berbunyi “sesungguhnya Bapa lebih besar dari pada aku” (Yoh..:..)” dan ayat yang mengatakan “sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya ataupun seorang utusan daripada Dia yang mengutusnya”(Yoh..:..) apa sesungguhnya arti dan makna dari ayat-ayat tersebut menurut pandangan anda berdasarkan kaca mata Ilahi, apakah ayat itu tidak ada artinya atau hanya sekedar pajangan?
4) Di bagian ketiga dari tulisan anda, anda bertanya lebih mungkin mana? Apakah Jesus Seorang pembohong? Apakah Jesus Orang Gila? Apakah Jesus Adalah Allah?
Saya memohon maaf apabila saya terlalu lancang menanyakan hal ini tetapi saya tetap menunggu jawaban anda “melalui E-mail saya”.
Terima kasih atas perhatiannya.
Jawaban Esra Alfred Soru :
Salam kenal juga Jacko!
Senang sekali dapat berdiskusi dengan anda menyangkut masalah-masalah rohani/teologi. Harapan saya adalah diskusi ini berjalan baik dan semuanya mendatangkan kemuliaan bagi Allah. Baiklah kita akan membahas pertanyaan anda namun sebelumnya baiklah saya jelaskan beberapa hal menyangkut Kristologi (Doktrin tentang Kristus) dan dari sinilah pertanyaan anda akan dijawab.
Dalam studi Kristologi (terutama pribadi Kristus) maka kita harus melihatnya dalam 3 konteks (1) Pra inkarnasi (Pre-existence Christ) (2) Inkarnasi (Incarnate Christ) (3) Pasca inkarnasi (Glorified Christ). Ini penting supaya pemahaman kita terhadap pribadi Kristus dapat mewakili seluruh kebenaran Alkitab dan juga agar kita dapat menafsirkan setiap ayat Alkitab dilihat dari konteks status itu.
Kristus pada masa pra inkarnasi
Kristus pada masa pra inkarnasi diperlihatkan oleh Alkitab sebagai Allah dan setara dengan Bapa. Yoh 1:1 berkata : “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah”. Dari konteks bacaan ini jelas bahwa Firman yang dimaksud di sini adalah Yesus Kristus sendiri. Yoh 1:1 ini juga memperlihatkan kepada kita bahwa Yesus itu sudah ada sejak semula dengan Allah. Ayat ini menjadi kesulitan bagi Kristologi kelompok Saksi Yehuwa sehingga akhirnya mereka menerjemahkan Yoh 1:1 ini dengan menambahkan kata “suatu” di depan kata “Allah” (bagi Yesus) sehingga Yesus menjadi “suatu allah” yang tidak setara dengan Bapa. Kata “pada mulanya” dalam Alkitab kita ini diterjemahkan dari bahasa Yunani “arche”. Menarik untuk mengetahui bahwa sekalipun kata ‘arche’ dalam bahasa Yunani yang digunakan dalam Alkitab PB bisa juga berarti ‘awal dari suatu urutan’, Rasul Yohanes (a.l. Yoh.1:1) menggunakannya dengan pengertian ‘sumber dari segala sesuatu berasal’. Sebagai contoh kita dapat melihat bahwa Allah Bapa disebut sebagai ‘Arche dan Telos’ (awal dan akhir, Why.21:6, band.Yesus.44:6;48:12) dan dalam konteks ini Yesus juga disebut sama (Why.1:17;2:8;22:13). Demikian juga Allah Bapa disebut sebagai ‘Alpha dan Omega’ (alpha huruf pertama dan omega huruf terakhir dari abjad Yunani) (Why.1:8;21:6) dan Yesus juga disebut demikian (Why.22:13). Septuaginta (terjemahan PL ke dalam bahasa Yunani) menerjemahkan Kej.1:1 dengan kata ‘Arche’. Jadi di sini Yoh 1:1 memperlihatkan bahwa Yesus itu setara dengan Bapa.
Lihat juga Fil 2:5-6 : “…Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan…” Dalam Alkitab KJV, kalimat “walaupun dalam rupa Allah” berbunyi : 'being in the form of God' (ada dalam rupa Allah). Kata 'being' itu dalam bahasa Yunani adalah HUPARCHON dan ini menggambarkan seseorang sebagaimana adanya secara hakiki dan hal itu tidak bisa berubah ('It describes that which a man is in his very essence and which cannot be changed'). Karena itu, kalau dikatakan bahwa Yesus itu 'being in the form of God', maka itu berarti bahwa Yesus adalah Allah dan ini tak bisa berubah. Ketidak-bisa-berubahan ini ditunjukkan oleh bentuk present participle dari kata HUPARCHON tersebut. Ini aneh dan kontras sekali dengan penggunaan bentuk-bentuk aorist (past / lampau) pada kata-kata setelahnya, dan ini menunjuk pada 'continuance of being' (= keberadaan yang terus-menerus). Allah memang mempunyai sifat tidak bisa berubah (Mal 3:6 Maz 102:26-28 Yak
Yes 9:5 (nubuat tentang kedatangan Kristus) : Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.
Roma 9:5 : Mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaan-Nya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin!
Ibrani 1:8 : Tetapi tentang Anak Ia berkata: "Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran.
Inilah pribadi Kristus pada saat pra inkarnasi di mana Ia adalah Allah dan setara dengan Bapa dalam segala hal.
Kristus pada masa inkarnasi
Ada beberapa ayat Alkitab yang berbicara tentang penjelmaan Kristus ini.
Yoh 1 :14 : Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
1 Tim 3:16 : Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: "Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan."
Jadi sesungguhnya Yesus Kristus ini bukan hanya manusia biasa, bukan hanya sekedar seorang nabi (seperti kemngkinan yang anda tambahkan) karena Ia adalah penjelmaan Allah sendiri. Satu hal yang perlu dipahami adalah bahwa sewaktu Ia menjelma menjadi manusia, Ia sama sekali tidak kehilangan keilahian-Nya. Ia masih tetap adalah Allah namun sekarang ketambahan sifat manusia. Sebagai sungguh-sungguh manusia Ia bisa lapar, haus, lelah, dll namun semuanya itu sama sekali tidak menghilangkan keilahian-Nya. Itulah sebabnya kekristenan ortodoks percaya bahwa Yesus Kristus adalah Allah-Manusia. Ia adalah Allah yang sejati sekaligus manusia yang sejati. Ia 100% Allah dan 100% manusia. Ia tidak berhenti menjadi Allah saat Ia menjadi manusia. Kol 2:9 berbunyi : Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan keallahan..” .
Beberapa orang menafsirkan Fil 2:7 dengan mengatakan bahwa pada waktu Yesus menjadi manusia, Ia kehilangan keilahian-Nya. Teori ini disebut teori Kenosis. Namun teori ini tidak dapat diterima karena :
1) Yesus adalah Allah dan karena itu Ia tidak bisa berubah (bdk. Maz 102:26-28; Mal 3:6; Yak 1:17). Allah tidak bisa berhenti menjadi Allah, sekalipun hanya untuk sementara.
2) Kalau Teori Kenosis itu benar, maka pada saat Yesus menjadi manusia, Allah Tritunggal bubar!
3) Kalau Teori Kenosis itu benar, maka Kristus bukanlah sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia! Ia hanya manusia biasa, tanpa keilahian! Dan kalau ini benar, maka Ia tak bisa menjadi Pengantara antara Allah dan manusia dan penebusan-Nya tidak bisa mempunyai nilai yang tidak terbatas.
Dalam tafsirannya tentang Fil 2:7 Calvin mengatakan bahwa istilah ‘mengosongkan diri’ itu tidak berarti bahwa Kristus melepaskan keilahian-Nya, tetapi menyembunyikannya dari pandangan manusia.
“Kristus tidak bisa melepaskan dirinya sendiri dari keilahian-Nya; tetapi menyembunyikannya untuk sementara waktu, supaya tak kelihatan, di bawah kelemahan daging.
Herman Hoeksema menambahkan bahwa sekalipun pada saat inkarnasi itu kemuliaan Kristus disembunyikan, tetapi kadang-kadang tetap bisa terlihat sekilas, misalnya pada waktu Ia melakukan mujijat.
“ini tidak berarti bahwa Anak Allah untuk sementara waktu mengesampingkan hakekat ilahi, untuk menukarnya dengan hakekat manusia. Ini mustahil, karena hakekat ilahi tidak bisa berubah. ... Tetapi itu berarti bahwa Ia masuk ke dalam keadaan manusia sedemikian rupa sehingga di depan manusia kemuliaan dan keagungan ilahi-Nya tersembunyi, sekalipun bahkan dalam saat perendahanpun itu kadang-kadang memancar keluar, seperti misalnya dalam pelaksanaan / pertunjukan keajaiban-Nya” (Reformed Dogmatics, hal 399).
Jadi jelaslah sudah bahwa sewaktu Yesus menjelma menjadi manusia, Ia sama sekali tidak berhenti sebagai Allah melainkan Ia dengan rela tidak menggunakan sifat-sifat ilahi-Nya yang relatif dan menempatkan diri-Nya di bawah Bapa sebagai seorang utusan bahkan bergantung pada Bapa. Itulah sebabnya kita menjumpai banyak catatan Alkitab bahwa Ia berdoa kepada Bapa.
Dari terang ‘incarnate Christ’ kita perlu melihat konteks ayat-ayat yang menunjukkan kemanusian Yesus yang lebih rendah dari Allah Bapa, namun sekalipun dalam ‘kemanusiaannya’ ke ‘Allah’an-Nya juga tidak hilang, sebab ‘Yesus ditolong dan dilayani malaekat” (Mat.4:6,11). Yesus mengidentikkan diri-Nya dengan Bapa dan menyebut diri-Nya sebagai ‘Ego Eimi’ (Yoh.8:58). Dalam Septuaginta, Yahweh berkata mengenai namanya: ‘Aku Adalah Aku’ (Kel.3:14, I Am That I Am) diterjemahkan menjadi ‘Ego Eimi’, dan Yesus selagi menjadi manusia menggunakan Septuaginta dan membacanya dari situ, itu berarti Yesus mengidentikkan dirinya dengan Allah Bapa, sebagai ‘Ego Eimi’ (Aku adalah Aku). Itulah sebabnya dalam konteks ayat itu Ia akan dibunuh oleh orang Yahudi, band. Yoh.5:18). Demikian juga di kayu salib Ia menunjukkan otoritasnya dengan memasukkan penjahat di sisinya ke Firdaus (Luk.23:43).
Inilah keadaan Kristus pada saat berinkarnasi.
Kristus pada masa pasca inkarnasi
Karena inkarnasi sifatnya sementara maka keadaan Kristus yang terjadi pada masa inkarnasi juga bersifat sementara. Setelah Yesus bangkit, ia belum menyatakan ke’Allah’annya secara penuh karena Ia belum kembali kepada Bapa, namun Thomas sudah menyebutnya “Tuhanku dan Allahku” (Yoh.20:28). Yohanes menyebutnya “Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal” (1Yoh.5:20). Petrus menyebutnya : Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. (2 Pet 1:1). Setelah kenaikan Tuhan Yesus ke surga, kita dapat melihat ke’Allah’an-Nya secara penuh (glorified Christ). Kitab Ibrani menunjukkan bahwa ‘Yesus adalah Allah’ :
Ibr 1:3 : Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi
Ibr 1:8-9 :Tetapi tentang Anak Ia berkata: "Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran. Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allah-Mu telah mengurapi Engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutu-Mu."
Perhatikan baik-baik Ibr 1:8, bahkan Allah Bapa sendiri menyebut Yesus sebagai “Allah”. (band. Yoh.20:17: Yesus menyebut Allah Bapa sebagai “Allah-Ku”). Dalam Kitab Wahyu kita dapat melihat bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan juga Allah, di mana Ia disebut juga sebagai ‘arche dan telos’ (awal dan akhir) dan juga sebagai ‘alpha dan omega’ (yang pertama dan terakhir dari abjad Yunani) yang mana menunjuk bahwa Ia sama dengan Allah Bapa’.
Inilah Kristologi Alkitabiah. Setelah memahami 3 konteks ini maka dalam menafsirkan ayat-ayat Alkitab, kita harus sungguh-sungguh memperhatikan dalam konteks yang mana ayat tersebut dibicarakan. Dari terang inilah saya akan menjawab pertanyaan-pertanyaan anda :
Jawaban Saya :
Semua ayat yang memperlihatkan Yesus berdoa adalah ayat-ayat dalam konteks inkarnasi. Kebergantungan-Nya pada Bapa adalah hal yang wajar karena memang pada saat berinkarnasi Ia dengan rela menempatkan diri-Nya di bawah Bapa. Itulah sebabnya Ia berdoa. Kepada siapa Ia berdoa? Kepada Bapa! Untuk apa Ia berdoa? Tergantung isi doa-Nya! (Baca saja ayat-ayat di mana Yesus berdoa.
2) Dalam artikel anda yang didukung oleh beberapa ayat terdapat tulisan yang mengatakan bahwa “Jesus setara dengan Allah”, lalu bagaimana dengan ayat yang berbunyi “sesungguhnya Bapa lebih besar dari pada aku” (Yoh..:..)” dan ayat yang mengatakan “sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya ataupun seorang utusan daripada Dia yang mengutusnya”(Yoh..:..) apa sesungguhnya arti dan makna dari ayat-ayat tersebut menurut pandangan anda berdasarkan kaca mata Ilahi, apakah ayat itu tidak ada artinya atau hanya sekedar pajangan?
Jawaban Saya :
Sekali lagi ayat-ayat yang anda kutip di atas “Bapa lebih besar dari Aku”, “sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya ataupun seorang utusan daripada Dia yang mengutusnya”, “Aku adalah utusan Allah” adalah ayat-ayat dalam konteks inkarnasi. Memang pada saat inkarnasi Yesus mengambil rupa seorang hamba (Fil 2:7) dan karenanya Ia mengatakan kalimat-kalimat demikian. Di atas telah saya jelaskan sewaktu berinkarnasi, Yesus tidak kehilangan keilahian-Nya. Ia memang pernah berkata “Bapa lebih besar dari Aku” tetapi Ia juga pernah berkata “Aku dan Bapa adalah satu” (Yoh
Satu hal lagi yang perlu saya tambahkan adalah bahwa dalam menafsirkan suatu ayat Alkitab perlu diperhatikan supaya tafsiran tersebut tidak bertentangan dengan ayat-ayat Alkitab yang lain (tentunya dengan memperhatikan kaidah-kaidah hermeneutik). Kalau kita mensurvei semua ayat Alkitab yang berkenaan dengan Kristus pada masa inkarnasi maka kita akan menemukan 2 kelompok ayat (1) ayat-ayat yang menunjukkan bahwa Yesus lebih rendah dari Bapa (seperti yang anda kutip) (2) ayat-ayat yang menunjukkan bahwa Yesus setara dengan Bapa. Dari data-data Alkitab ini, jika kita berkesimpulan bahwa Yesus lebih rendah dari Bapa maka kita harus bisa memberikan jawaban atas ayat-ayat yang menunjukkan kesetaraan Yesus dengan Bapa yang tentunya harus berlandaskan konsep Alkitab. Jika kita berkesimpulan bahwa Yesus setara dengan Bapa maka kita harus bisa menjelaskan ayat-ayat yang menunjukkan Yesus lebih rendah dari Bapa. Saya berkata bahwa Yesus setara dengan Bapa dan telah menjelaskan ayat-ayat yang memperlihatkan bahwa Yesus lebih rendah yakni sesuai dengan konteks inkanasi. Anda berkata bahwa Yesus lebih rendah dari Bapa dan mengutipkan beberapa ayat (tanpa mempedulikan konteksnya) lalu bagaimana anda menafsirkan Yoh 1:1 (“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah”.) dan Fil 2:5-6 (“…Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan…”). Anda bertanya : “...lalu lebih percaya kepada siapa sebenarnya anda? Pada Jesus atau pada orang lain?” Bagi saya persoalannya bukan pada percaya atau tidak percaya kata-kata Yesus melainkan memahami mengapa dan dalam konteks apa Yesus mengatakan kalimat itu. Maafkan saya jika saya balik bertanya : “Apakah anda mau percaya kata-kata Yesus? Apakah anda mau percaya kata-kata Yesus : “Aku dan Bapa adalah satu” (Yoh 10:30)? Apakah anda mau percaya kata-kata Yesus : “...memang Akulah Guru dan Tuhan. (Yoh 13:13)? Apakah anda mau percaya kata-kata Yesus :”supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia.(Yoh 5:23)? Apakah anda mau percaya kata-kata Yesus : “...Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.(Yoh 14:9)? Apakah anda mau percaya kata-kata Yesus :”Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; ...” (Yoh 14:11)? Apakah anda mau percaya kata-kata Yesus :”Barangsiapa membenci Aku, ia membenci juga Bapa-Ku. (Yoh 15:23)? Kalau anda tidak mau percaya maka apakah ayat-ayat itu tidak ada artinya atau hanya sekedar pajangan?
3) Di bagian lain dari tulisan anda, anda mengatakan kalau Jesus telah “melakukan / bertindak sebagai Allah”. Menurut pandangan saya berdasarkan kaca mata orang awam anda keliru (maaf kalo ternyata saya yang keliru). Karena menurut saya Jesus bukan bertindak sebagai Allah tetapi “bertindak dengan atau atas kuasa / ijin / kehendak Allah”. Karena tanpa ijin atau kuasa dari Allah, Jesus tidak akan mungkin dapat melakukannya.
Jawaban Saya :
Kelihatannya anda tidak dapat melihat keseluruhan data Alkitab. Saya tegaskan kembali prinsip penafsiran bahwa kita tidak boleh menafsirkan satu ayat sehingga bertentangan dengan ayat lainnya. Memang ada beberapa ayat yang menunjukkan bahwa Yesus bergantung pada Allah/atas ijin Allah dalam tindakan-tindakan-Nya. (Cth. Yoh 11:41-43) dan juga di beberapa bagian menunjukkan ketergantungan-Nya pada kuasa Roh Kudus. Namun sekali lagi konteksnya adalah konteks inkarnasi. Namun demikian ada juga ayat Alkitab yang menunjukkan bahwa Yesus melakukan mujizat dengan kuasa-Nya sendiri. Lihat Mat
Patut diingat, tindakan-tindakan Yesus bukan hanya dalam hal membuat mujizat. Kalau hanya membuat mujizat mungkin kesimpulan anda itu bisa diterima. Masalahnya adalah bahwa ada tindakan-tindakan Yesus yang mau tidak mau membuat kita berkesimpulan bahwa Ia bertindak sebagai Allah dan bukan “bertindak dengan atau atas kuasa/ijin/kehendak Allah” seperti yang anda katakan. Perhatikan beberapa ayat di bawah ini :
Menyuruh / memerintah malaikat
Mat
Mat 24:31 : Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain.
Yesus menyuruh/memerintahkan malaikat-malaikat yang adalah milik Allah (Luk 12:8;
Mengampuni dosa
Mark 2:5 : Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!"
Yesus dengan begitu tegas mengampuni dosa orang. Apakah Allah memberikan ijin kepada-Nya? Atau memang Ia adalah Allah! Orang Yahudi memahami betul bahwa hanya Allah yang berhak mengampuni dosa dan karenanya mereka menuduh Yesus menghujat Allah : "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?" (Mark 2:7). Dan Yesus akhirnya memberikan statement yang tegas : Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" Jelas dari kata-kata Yesus bahwa untuk mengampuni dosa Ia bukan bertindak atas ijin Allah melainkan Ia bertindak sebagai Allah. Harap direnungkan !
Menghakimi dunia
Bacalah Mat 25 :31-36 ! Di sana dijelaskan bahwa Yesus akan duduk di takhta kemuliaan-Nya serta memisahkan kambing dari domba. Millard Erickson berkata : ‘Kuasa untuk menghakimi keadaan rohani seseorang serta menentukan nasib abadinya merupakan hak yang dimiliki oleh Yesus. Pastilah hak semacam ini hanya dapat dijalankan oleh Allah. (Christian Theology ; hal. 319). Apakah Yesus bertindak atas ijin Allah ataukah sebagai Allah ? Pikirkan sendiri!!!
Mengenai Sabat
Sabat adalah hari yang ditentukan Allah sendiri untuk ditaati oleh umat-Nya. Tidak boleh seorangpun membatalkannya atau mengubahnya kecuali Allah. Ketika Yesus diprotes oleh karena Ia (sesuai dengan tafsiran mereka) melanggar hukum Sabat ini, Ia berkata :
Mark
Yesus jelas menuntut hal untuk menetapkan ulang status hari Sabat, suatu hak yang pasti hanya dimiliki oleh Allah. Jadi Yesus bertindak atas ijin Allah atau sebagai Allah? Pikirkan sendiri!!
Masih ada lagi hak-hak istimewa Yesus tapi cukuplah sudah. Jika anda cukup jujur dan obyektif, beberapa hal di atas telah memperlihatkan bahwa Yesus bukan bertindak atas kuasa/ijin/kehendak Allah melainkan bertindak sebagai Allah. Anda berkata : Menurut pandangan saya berdasarkan kaca mata orang awam anda keliru (maaf kalo ternyata saya yang keliru)…” Maafkan saya juga kalau saya harus berkata bahwa dalam hal ini andalah yang keliru dan saya tidak keliru.
4) Di bagian ketiga dari tulisan anda, anda bertanya lebih mungkin mana? Apakah Jesus Seorang pembohong? Apakah Jesus Orang Gila? Apakah Jesus Adalah Allah?
Jawaban Saya :
Tiga kemungkinan yang saya berikan di atas dihasilkan dari suatu sistem logika yang memang tidak memberikan kemungkinan yang lain dari 3 kemungkinan yang sudah disebutkan. Argumentasi rasional ini didasarkan pada statement Yesus bahwa Ia adalah Tuhan/Allah. Jika Yesus mengatakan bahwa Ia adalah Allah maka terdapat 2 kemungkinan (1) Yesus berbohong (2) Yesus jujur. Jika Yesus berbohong maka masih ada lagi 2 kemungkinan (1) Yesus sadar bahwa Ia sementara berbohong (2) Yesus tidak sadar bahwa Ia sementara berbohong. Jika Yesus sadar bahwa Ia berbohong maka Ia secara sengaja membohongi pengikut-pengikut-Nya maka Ia adalah penipu. Jika Yesus tidak sadar bahwa ia sementara berbohong maka Ia adalah orang gila. Jika kemungkinan kedua bahwa Yesus jujur sewaktu mengatakan demikian maka Ia adalah Allah. Argumentasi ini begitu ketat sehingga tidak ada tempat bagi kemungkinan lain seperti yang anda usulkan bahwa Yesus adalah seorang nabi (utusan Allah). Bahkan tidak ada kemungkinan juga bahwa Yesus adalah seorang guru moral yang baik. Mengapa? Sebab jika Yesus guru moral yang baik maka Ia tidak mungkin mengklaim diri-Nya sebagai Allah jika tidak demikian adanya. Kalau Yesus bukan Allah dan Ia mengklaim diri-Nya sebagai Allah maka Ia sesungguhnya bukan guru moral yang baik. Jadi tidak ada kemungkinan lain dalam sistem berlogika di atas selain 3 kemungkinan yang sudah saya berikan.
Lalu apakah Yesus Kristus adalah seorang nabi? (Ini dibahas di luar 3 kemungkinan di atas). Alkitab memang memperlihatkan Yesus sebagai nabi (Kis 3 :22-24 ; Mat13 :57 ; Mark 6 :4 ; Luk 4 :24 ; 13 :33 ; Yoh 4 :44) tapi Alkitab tidak berkata bahwa YESUS HANYALAH SEORANG NABI melainkan YESUS JUGA SEORANG NABI sama seperti Ia juga adalah seorang imam (baca surat Ibrani) dan raja. Ia disebut nabi karena Ia datang juga untuk melaksanakan apa yang dilakukan oleh para nabi yaitu menyampaikan amanat Allah (Bapa) kepada manusia (Yoh 8 :26 ; 12 :49-50 ; 15 :15 ; 17 :8). Jadi Yesus adalah Allah sekaligus utusan Allah dan bukan hanya sekedar utusan Allah.
Jika kesimpulan anda bahwa Yesus hanyalah seorang nabi maka tentulah Ia hanya manusia biasa yang sama seperti Musa, Elia, Elisa, Yesaya, dll. Untuk itu cobalah perhatikan beberapa ayat Alkitab :
Yoh
Ayat ini sebagai bukti pra eksistensi Yesus (ada sebelum dilahirkan). Manusia/nabi macam apakah Yesus yang sudah ada sebelum dilahirkan?
Yoh 17:5 : Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.
Permisi tanya, manusia/nabi apakah yang sudah ada sebelum dunia ada? (Lihat juga Ibr 1:11-12; Wah 1:8;
Ibr
Nabi/manusia manakah yang bisa seperti ini yang bisa hadir di mana-mana dan menyertai semua pengikutnya?
Nabi/manusia mana yang bisa tahu segala sesuatu sampai di dalam hati manusia? Seorang nabi mungkin diberikan kuasa oleh Allah untuk mengetahui suatu rahasia namun bukan untuk mengetahui segala sesuatu.
Yoh 1:3 : Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
Permisi tanya, manusia/nabi manakah yang turut menciptakan alam semesta ini ?
Ibr 1:3 : Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi
Manusia/nabi manakah yang bisa menopang semesta ini ?
Yoh 10:28 : dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.
Terakhir, nabi manakah yang bisa menjaminkan/memberikan hidup kekal bagi pengikut-pengikut-Nya.
Semua ini memperlihatkan bahwa Yesus Kristus bukan hanya manusia biasa, bukan hanya sekedar seorang nabi. Ia adalah Allah sendiri yang menjelma menjadi manusia dan diam di antara manusia.
Demikian jawaban saya! Saya tetap menunggu respon balik dari anda.
31 komentar:
Pak Esra,
Nanti kalau dia sudah jawab artikel ini tolong diposting juga.
Salam
Paijo (Mataram)
Ok, tapi dia gak muncul2 lagi. Kayaknya gak akan tanggapi lagi.
Esra
syaloom pak pdt. saya jacko ni yang ngemail bapak ttg ketuhanan yesus. saya mau tanggapi jawaban bapak. pertama semua ayat yang menyamakan yesus dengan Allah yang bapak uraikan diatas sebenarnya hanya pendapat orang2 selain yesus sedangkan yesus sendiri tidak pernah mengatakan secara tegas dan pasti klo dirinya adalah Allah. benar tidak?
ayat2 yang Bapak uraikan tentang kesetaraan yesus dengan Allah sebenarnya bisa mempunyai banyak penafsiran dan yang saya lihat bapak terlalu memaksakan kehendak untuk menjadikan yesus sebagai tuhan.
contoh :
1. "Aku dan Bapa adalah satu”.
saya punya saudara perempuan namanya meri. jika saya mengakatan "saya dan meri adalah satu" stres kalo menafsirkan kalo saya adalah meri dan meri adalah saya.
2. "memang Akulah Guru dan Tuhan"
saya yakin Bapak bisa membedakan kata "Lord" dan Kata "God" coba Bapak pahami Dalam 1 Korintus pasal 8.
3. "Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa".
Yohanes 5:37 terdapat pernyataan sebaliknya. Dalam ayat ini, Yesus berkata mengenai Bapa kepada orang banyak, “kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nya pun tidak pernah kamu lihat.”
sungguh membingungkan. entah dari dari konteks mana saya harus melihatnya.
4.”supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa".
Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia.(Yoh 5:23).
5."Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; ...” (Yoh 14:11).
Bagaimana Bapak menafsirkan Yahya pasal 17 ayat 23
"Aku di dalam mereka itu, dan engkau di dalam Aku; Supaya mereka itu sempurna di dalam persekutuan".
6."Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!"
Yesus berkata dalam Yohanes 12:49 “Sebab aku berkata berkata-kata bukan dari diriku sendiri, tetapi Bapa yang mengutus aku, Dia lah yang memerintahkan aku untuk mengatakan apa yang harus aku katakan dan aku sampaikan.”
7. Bapak saya sudah ngantuk ni nanti saya lanjutkan lagi tp satu pertanyaan lagi boleh khan?
ini tentang doa yesus di pengunungan getsemani. bagaimana injil bisa menulis isi doa dari yesus padahal yesus berdoa dengan suara nyaring dan tidak ada orang selain yesus?. (muridnya memang ada tapi kan sedang tertidur?)
oh iya salam buat paijo ya... nama yang bagus.
Bapak tolong yang jangan dimuat di Timex ya... lewat email atau website bapak aja. nanti saya balas.
Thaks untuk tanggapan baliknya. Saya belum bisa berikan tanggapan balik karena saya masih sangat sibuk. mudah2an dalam minggu ini bisa berikan tanggapan saya. Saya tak akan muat di Timex. Di web sudah cukup biar jadi pembelajaran bagi banyak orang juga.
Esra
Saya yakin pak Esra lebih kompeten dari saya, tetapi saya tergelitik untuk menjawab anda poin anda yang pertama.
Kalau saya mengatakan “saya dan meri adalah satu” dan melihat anda stress, maka hal yang paling baik yang bisa saya katakan pada anda adalah “dasar IQ jongkok!!! Untuk apa stress? Kenapa tidak tanya: apanya yang satu? Sana kembali belajar logika!”
So, ketidakkompetenan anda untuk mengajukan keberatan yang lebih baik dalam soal sesederhana ini membuat saya meragukan kompetensi anda. Namun mari kita lihat nanti
Salam dalam Tuhan Yesus.
Paijo (Mataram)
NB: Pak Esra, salam balek buat teman anda yang bernama jacko :)
Kenapa tidak perlu dimuat di Timex?
TANGGAPAN ESRA SORU UNTUK JACKO :
Jacko : syaloom pak pdt. saya jacko ni yang ngemail bapak ttg ketuhanan yesus. saya mau tanggapi jawaban bapak.
Tanggapan Esra :
1). Kok lama sekali tanggapannya? Sampai saya berpikir bahwa anda tidak akan muncul lagi.
2) Apakah anda tidak berniat untuk memberitahu nama asli anda? Mau disamarkan terus?
Jacko : pertama semua ayat yang menyamakan Yesus dengan Allah yang bapak uraikan di atas sebenarnya hanya pendapat orang2 selain Yesus sedangkan Yesus sendiri tidak pernah mengatakan secara tegas dan pasti kalau dirinya adalah Allah. benar tidak?
Tanggapan Esra :
1) mengapa anda tidak mulai dengan membahas jawaban saya terhadap pertanyaan anda. Misalnya mengapa Yesus berdoa? Atau tentang Yesus bertindak MEWAKILI Allah atau SEBAGAI Allah? Atau tentang Yesus, penipu, orang gila atau Allah? Apakah itu berarti bahwa pada bagian itu anda mengakui argumentasi saya dan menyadari bahwa argumentasi anda telah gugur?
2) Apa maksud anda "pendapat orang2 selain Yesus". Yang anda maksudkan adalah orang2 Kristen sekarang? Ataukah para penulis PB? kalau yang pertama maka anda harus ingat bahwa orang Kristen tidak tahu2 percaya bahwa Yesus adalah Allah. Itu adalah kesaksian Kitab Suci sebagaimana sudah saya buktikan. Jika yang anda maksudkan adalah para rasul, maka anda harus ingat bahwa para rasul itu menulis PB di bawah inspirasi Roh Kudus (2 Tim 3:16) dan karenanya tulisan2 itu adalah Firman Allah dan karena Firman Allah tidak bisa salah maka tulisan2 mereka dapat dipercaya. jadi jika mereka mengatakan bahwa Yesus adalah Allah (seperti Yoh 1:1), maka kita memang harus percaya bahwa Yesus adalah Allah.
3). Yang menyatakan bahwa Yesus adalah Allah adalah para Rasul yang hidup bersama dengan Yesus. Menurut anda lebih masuk akal mana. Percaya pada kesaksian mereka bahwa Yesus adalah Allah (karena mereka sangat mengenal Yesus) atau percaya pada kesimpulan anda sendiri (yang hidup 2000 tahun setelah Yesus dan sama sekali tidak mengenal Yesus)? Saya kira orang yang waras akan lebih percaya kepada para rasul daripada pada anda. benar tidak?
4). Apakah benar bahwa Yesus tidak pernah menyatakan diriNya sebagai Allah? Yesus memang tidak mengatakan "AKU ADALAH ALLAH" tetapi Ia mengucapkan statement2 lain yang tidak bisa tidak kita harus menyimpulkan bahwa Ia adalah Allah. Saya berikan beberapa contoh : Wah 1:8 “: Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa." Bukankah kalimat itu diucapkan langsung oleh Yesus? dapatkah seorang manusia bisa mengatakan bahwa ia adalah sudah ada, akan datang dan Mahakuasa? Hal yang sama tercatat dalam Wah 1:17-18 : Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut dan Wah 22:13 : Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir. Juga dalam Mat 9:2-6, Yesus mengklaim diri berkuasa mengampuni dosa. Semua orang juga tahu bahwa yang berkuasa mengampuni dosa hanya Allah. Dan sekarang Yesus mengklaim Ia berkuasa mengampuni dosa. Apakah itu tidak membuktikan bahwa diriNya adalah Allah? Tanpa Dia mengatakan "AKU ADALAH ALLAH" pun orang yang waras dan konsisten harus mengakui bahwa ia adalah Allah dari tindakan2Nya. (lihat Mark 2:7). Dan juga masih banyak tindakan2 Yesus yang lain yang sudah saya buktikan.
Saya tambahkan lagi. Di dalam Alkitab Yesus menyatakan bahwa Ia adalah Anak Allah. Istilah "Anak Allah" tidak boleh dimengerti dalam pikiran kita saat ini tapi dalam pengertian orang Yahudi saat itu. Nah, bagaimana orang Yahudi memahami istilah "Anak Allah" ini? Yoh 5:18 : “Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuhNya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah BapaNya sendiri dan dengan demikian menyamakan diriNya dengan Allah”. Perhatikan bahwa dalam pengertian orang Yahudi, menyebut Allah adalah BapaNya (Ia adalah Anak Allah) artinya sama dengan menyamakan (seharusnya "menyetarakan") diri dengan Allah. Lihat juga Mat 14:33 : Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: "Sesungguhnya Engkau Anak Allah." Kalau memang "Anak Allah" bukan Allah lalu mengapa mereka harus menyembah Anak Allah? Jelas bahwa Anak Allah = Allah sebagaimana Anak manusia = manusia, anak macan = macan, anak monyet = monyet.
Lihat juga Yoh 19:7 : Jawab orang-orang Yahudi itu kepadanya: "Kami mempunyai hukum dan menurut hukum itu Ia harus mati, sebab Ia menganggap diri-Nya sebagai Anak Allah. Kalau Anak Allah tidak sama dengan Allah lalu kenapa orang Yahudi mau menghukum mati Yesus? Jadi "Anak" di sini mempunyai pengertian kesamaan hakikat. jadi walau Yesus tidak pernah mengatakan bahwa IA ADALAH ALLAH tetapi Ia mengatakan bahwa diriNya adalah ANAK ALLAH dan karenanya Dia adalah Allah. Maka pendapat anda sama sekali tidak benar.
Jacko : ayat2 yang Bapak uraikan tentang kesetaraan Yesus dengan Allah sebenarnya bisa mempunyai banyak penafsiran dan yang saya lihat bapak terlalu memaksakan kehendak untuk menjadikan Yesus sebagai tuhan.
contoh :
1. "Aku dan Bapa adalah satu”.
saya punya saudara perempuan namanya meri. jika saya mengatakan "saya dan meri adalah satu" stres kalo menafsirkan kalo saya adalah meri dan meri adalah saya.
Tanggapan Esra : Anda stress??? Itu menunjukkan sampai di mana tingkat pemahaman/pemikiran anda. Anda sendiri yang buat diri menjadi stress dengan mengatakan bahwa jika saya mengatakan "saya dan meri adalah satu... saya adalah meri dan meri adalah saya. Anda pikir kami begitu tolol sehingga menafsirkan kata2 Yesus "Aku dan bapa adalah satu" berarti bahwa Yesus adalah Bapa dan Bapa adalah Yesus? kalau kami berpikir begitu memang kami akan stress seperti anda. Mengikuti logika anda maka anda juga pasti akan stress dengan ayat Mat 19:5 :Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Anda pasti akan menafsirkan ayat itu bahwa laki2 adalah perempuan dan perempuan adalah laki2. Tidak heran kalau anda stress. Benar seperti yang dikatakan Sdr. paijo, anda seharusnya bertanya "SATU DALAM HAL APA?" kami menafsirkannya sebagai SATU DALAM HAKIKATNYA. Jadi karena Bapa adalah Allah maka Yesus pun mempunyai hakikat yang sama dengan Bapa. jadi dia juga adalah Allah. Aliran Saksi Yehovah mengatakan bahwa ayat ini (Yoh 10:30) hanya memaksudkan kesatuan pikiran atau tujuan. Tapi itu adalah merupakan penafsiran yang tidak sesuai dengan konteks, karena kalau kita lihat Yoh 10:31 (1 ayat setelah itu) terlihat bahwa orang-orang Yahudi itu lalu mau merajam Yesus dengan batu. Mengapa? Jelas karena mereka mengerti bahwa maksud Yesus bukannya menyatakan kesatuan pikiran / tujuan, tetapi kesatuan hakikat. Ini mereka anggap sebagai penghujatan terhadap Allah, dan karenanya mereka mau merajam Yesus. Ini terlihat dengan lebih jelas dari Yoh 10:33 di mana mereka mengatakan: “Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diriMu dengan Allah”. Jadi istilah "AKU DAN BAPA ADALAH SATU" menunjukkan kesatuan hakikat antara Bapa dan Yesus. beres kan? Tidak perlu stress. Kecuali pemahamannya kacau balau seperti pengertian anda di atas.
Jacko : 2. "memang Akulah Guru dan Tuhan" saya yakin Bapak bisa membedakan kata "Lord" dan Kata "God" coba Bapak pahami Dalam 1 Korintus pasal 8.
Tanggapan Esra : Jadi Yesus mengakui diriNya sebagai Tuhan bukan? Tetapi dibandingkan dengan ayat2 lain (mis. Yoh 1:1) berarti Yesus juga adalah Allah (God). Jadi Dia adalah "Lord" dan "God". Dalam hermeneutik, kita tidak boleh menafsirkan 1 ayat tanpa pedulikan ayat2 yang lain. jadi kalau semua ayat Alkitab diperhatikan maka Yesus memang adalah Tuhan dan Allah. Lihat Yoh 20:28 : Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!" Jelas bahwa Tomas mengakui bahwa Yesus bukan sekedar Tuhan tetapi juga Allah. Anda mau berkata bahwa itu hanya kata2 Tomas? Lalu apakah Yesus begitu brengsek sehingga mau menerima perkataan Tomas seperti itu padahal ia bukan Tuhan dan Allah? Yesus tidak memprotes kata2 Tomas sama sekali menunjukkan bahwa tidak ada yang salah dalam kata2 Tomas. Jadi Yesus adalah Tuhan dan Allah.
Jacko : 3. "Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa". Yohanes 5:37 terdapat pernyataan sebaliknya. Dalam ayat ini, Yesus berkata mengenai Bapa kepada orang banyak, “kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nya pun tidak pernah kamu lihat.” sungguh membingungkan. entah dari konteks mana saya harus melihatnya.
Tanggapan Esra : Di atas anda stress, sekarang anda bingung. Anda tidak tahu dari konteks mana? Biar saya tunjukkan. Yoh 14:9 adalah kata2 yang ditujukan kepada murid2 yang mengenal Yesus. (lihat ayat 7 nya). Sedangkan Yoh 5:37 diucapkan untuk orang2 Yahudi yang tidak percaya dan mengenal Yesus (lihat ayat 38-40 nya). jadi gampang saja. bagi orang yang mengenal Yesus berlaku kata2 ini : "Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa". Tapi bagi mereka yang tidak percaya (orang2 Yahudi), sekalipun mereka melihat Yesus secara jasmani tapi mereka sama sekali tidak mengenal siapa Dia dan karenanya benarlah kata2 Yesus "kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat". Selain itu, kalimat "kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat" oleh Calvin ditafsirkan bahwa ayat itu bermaksud menyatakan bahwa mereka sama sekali tidak mengenal Allah. Ini bisa dibuktikan dari ayat2 selanjutnya : "dan firman-Nya tidak menetap di dalam dirimu, sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya. Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku" (ayat 39-40). Sekarang anda paham konteksnya? Tidak perlu bingung bukan?
Jacko : 4.”supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa". Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia.(Yoh 5:23).
Tanggapan Esra : Apa yang salah dengan ayat ini? Justru ayat ini menunjukkan bahwa Yesus layak menerima penghormatan yang sama dengan Bapa. jadi ayat ini seharusnya membuktikan bahwa Yesus adalah Allah. Anda kelihatan mulai bingung.
Jacko : 5."Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; ...” (Yoh 14:11). Bagaimana Bapak menafsirkan Yahya pasal 17 ayat 23 "Aku di dalam mereka itu, dan engkau di dalam Aku; Supaya mereka itu sempurna di dalam persekutuan".
Tanggapan Esra : ‘Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku’ harus ditafsirkan bahwa Bapa dan Yesus satu hakikatnya yaitu Allah. Tetapi Yoh 17:23 tidak bisa diartikan demikian. Lihat bagian ini sejak ayat 20 : “(20) Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepadaKu oleh pemberitaan mereka; (21) supaya mereka semua menjadi satu, SAMA SEPERTI Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. (22) Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepadaKu, supaya mereka menjadi satu, SAMA SEPERTI Kita adalah satu: (23) Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, SAMA SEPERTI Engkau mengasihi Aku”. Semua kata-kata ‘sama seperti’ di sini menggunakan kata Yunani KATHOS. Kelihatannya kata ini bisa digunakan dalam arti ‘seperti’ atau ‘sama seperti’ / ‘persis’. Konteks harus menentukan arti mana yang dipilih. Contoh : Yang harus diartikan ‘SAMA SEPERTI’ / ‘PERSIS SEPERTI’ antara lain Mat 21:6 (“Maka pergilah murid-murid itu dan berbuat SEPERTI yang ditugaskan Yesus kepada mereka”) dan Mat 26:24 (“Anak Manusia memang akan pergi SESUAI DENGAN yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.’”). Sedangkan yang harus diartikan ‘SEPERTI’ antara lain Luk 11:1 (“Pada suatu kali Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-muridNya kepadaNya: ‘Tuhan, ajarlah kami berdoa, SAMA SEPERTI yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya.’”. Ini seharusnya diterjemahkan ‘seperti’, bukan ‘sama seperti’, karena nanti Yesus mengajarkan Doa Bapa Kami, yang jelas tak pernah diajarkan oleh Yohanes Pembaptis. Juga Luk 11:30 (“Sebab SEPERTI Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini”). Juga Luk 22:29 (“Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, SAMA SEPERTI BapaKu menentukannya bagiKu”. Juga Yoh 3:14-15 – (Dan SAMA SEPERTI Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya beroleh hidup yang kekal”) dan ayat2 lainnya seperti Yoh 6:57, Yoh 10:14-15, Yoh 15:4, Yoh 17:18, Yoh 17:23, Yoh 20:21. Sekarang kembali pada Yoh 17:20-23, khususnya Yoh 17:21-22. Mengingat bahwa Bapa dan Yesus hanya mempunyai satu hakekat, tidak mungkin bahwa kesatuan orang-orang kristen betul-betul persis dengan kesatuan yang ada di antara Mereka. Jadi, di sini harus diartikan ‘seperti’, dalam arti hanya ada kemiripan, bukan betul-betul persis / sama. Albert Barnes berkata : “Ini tidak menegaskan bahwa kesatuan antara orang-orang kristen harus dalam segala hal seperti kesatuan antara Bapa dan Anak, tetapi hanya dalam hal-hal dalam mana mereka bisa dibandingkan. Bukan kesatuan hakekat yang dimaksudkan, tetapi kesatuan rencana dan tujuan” (Barnes Notes, hal 347). Leon Morris (NICNT) berkata : Ini tidak berarti bahwa kesatuan antara Bapa dan Anak sama dengan kesatuan antara orang-orang percaya dan Allah. Tetapi itu berarti bahwa ada persamaannya. (hal 734). Saya tambahkan komentar dari William Hendriksen: “Kesatuan untuk mana Yesus berdoa bukanlah semata-mata kesatuan lahiriah. Ia menjaga terhadap penyalah-tafsiran yang sangat umum ini. Ia meminta supaya kesatuan dari orang-orang percaya menyerupai kesatuan yang ada secara kekal antara Bapa dan Anak. Dalam kedua kasus kesatuannya jelas bersifat rohani. Memang Bapa, Anak, dan Roh Kudus, satu dalam hakekat; sedangkan orang-orang percaya, satu dalam pikiran, usaha dan tujuan. ... Kedua jenis kesatuan ini tidak sama. Tetapi di sana ada kemiripan” (hal 364). Sebagai tambahan : Kesatuan Bapa dan Anak dalam faktanya jelas tidak persis sama dengan kesatuan antara orang-orang percaya. Orang-orang percaya masih bisa bertengkar, membenci dsb, tetapi Bapa dan Anak saling mengasihi dan satu secara sempurna. Jadi jelas bahwa kesatuan antara Bapa dan Anak (Bapa di dalam Anak dan Anak di dalam Bapa) tidak bisa sama artinya dengan Kristus di dalam orang percaya. Bukti tambahan bahwa kesatuan itu tidak sama adalah ada ayat yang mengatakan bahwa MELIHAT YESUS = MELIHAT ALLAH tetapi tidak ada ayat yang mengatakan MELIHAT ORANG PERCAYA = MELIHAT YESUS/ALLAH? Paham?
Jacko : 6."Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!" Yesus berkata dalam Yohanes 12:49 “Sebab aku berkata berkata-kata bukan dari diriku sendiri, tetapi Bapa yang mengutus aku, Dia lah yang memerintahkan aku untuk mengatakan apa yang harus aku katakan dan aku sampaikan.”
Tanggapan Esra :
Sudah saya jelaskan dalam tanggapan saya yang lalu bahwa kita harus bisa membedakan Kristus sebelum, saat dan setelah inkarnasi. (baca ulang tanggapan saya). Jadi Yoh 12:49 jelas menyoroti Yesus sebagai manusia. Selain itu mark 2:10 berkata : Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia BERKUASA mengampuni dosa"..." Bagaimana anda menafsirkan kata BERKUASA di situ? Saran saya baca kembali penjelasan saya kali lalu.
Jacko : 7. Bapak saya sudah ngantuk ni nanti saya lanjutkan lagi tp satu pertanyaan lagi boleh khan? ini tentang doa yesus di pegunungan getsemani. bagaimana injil bisa menulis isi doa dari yesus padahal yesus berdoa dengan suara nyaring dan tidak ada orang selain yesus?. (muridnya memang ada tapi kan sedang tertidur?)
Tanggapan Esra : Setelah semuanya itu Yesus bercerita kepada murid2Nya lalu murid2Nya mencatatnya.
Jacko : oh iya salam buat paijo ya... nama yang bagus.
Tanggapan Esra :
1) Sudah disampaikan. Ada salam balik buat anda dan sedikit tanggapan buat anda. Coba berikan tanggapan balik anda untuk dia.
2) Nama anda juga (Jacko) adalah nama yang bagus. Sayang hanya nama samaran.
Jacko : Bapak tolong yang jangan dimuat di Timex ya... lewat email atau website bapak aja. nanti saya balas.
Tanggapan Esra :
1) Anda jawab pertanyaan Sdr. paijo "Kenapa tidak perlu dimuat di Timex?"
2) Jadi kalau anda tidak balas lagi bisa dimuat di Timex?
Esra
Mungkin harus dikasih batas waktu untuk menjawab buat si Jacko. Kalau tidak dia akan butuh waktu 1 dekade untuk menjawab. Hehehehehehe
Paijo
Syaloom Pak Pdt.
Jacko balik lagi nich…(maaf ya klo terlalu lama)
Terima kasih akhirnya Bapak mau mengakui kalo “Yesus memang tidak pernah mengatakan bahwa dirinya adalah Allah” jadi jelaslah sudah bahwa kesimpulannya Yesus bukan Allah. :-)
Namum demikian Bapak mengatakan “Tapi ada statement2 yang dikatakan Yesus yang tidak bisa tidak harus disimpulkan bahwa Ia adalah Allah. (Benarkah demikian? Ok. Nanti kita akan membahasnya).
Mungkin memang ayat-ayat yang saya tunjukkan tentang ketidak setaraan Yesus dengan Allah adalah ayat-ayat yang ada pada masa Inkarnasi Yesus menjadi Manusia (menurut pengertian Bapak). Tapi masalahnya pada masa Inkarnasi itulah ayat-ayat tersebut dikatakan oleh Yesus sendiri. Sedangkan ayat-ayat yang Bapak tunjukkan yang menurut Bapak pada masa Pra Inkarnasi adalah ayat-ayat yang isinya hanyalah kata-kata, statement, pendapat dan kesimpulan dari penulis yang tidak berdasar. Contoh : Yoh 1:1, Fil 2:2-11, Ibrani 1:5-14.
Dalam Yoh 1:1 dapat saya ibaratkan seperti seorang Hakim yang belum apa2 sudah langsung memvonis seseorang bersalah sebelum mengetahui cerita kejadiannya dan kesaksian serta kesalahan apa yang telah dilakukan oleh orang tersebut. Tentu saja keputusan hakim ini tidak dapat dipercaya dan tidak berdasar. Sama seperti / persis seperti Yoh 1:1 yang belum apa2 sudah mengatakan bahwa firman itu adalah Allah. tentu saja ini tidak berdasar karena Yesus tidak pernah mengatakan bahwa dirinya adalah Allah.
Jadi kesimpulannya bahwa yang menyatakan Yesus sebagai Tuhan adalah si penulis injil tanpa ada dasarnya sedangkan Yesus sendiri tidak pernah menyatakan diri sebagai Allah. Bukannya saya tidak percaya pada kata-kata Rasul atau penulis Injil tapi saya tentu saja lebih percaya pada kata-kata Yesus. (Apakah Bapak percaya kepada kata-kata Yesus bahwa “Aku datang karena di utus oleh Allah”?).
Lalu tentang tindakan Yesus sebagai Allah. Benarkah Yesus telah bertindak sebagai Allah? Yesus tidak pernah berbuat sesuatu tindakan atas kuasanya sendiri. Yesus sendiri mengatakan kalo semua tidakannya bukan berasal dari dirinya tetapi Allah yang bekerja dalam dirinya. (benar tidak Bapak?)
Yoh 5:27 “Dan Ia (Allah) telah memberikan kuasa kepadanya untuk menhakimi karena Ia (Yesus) adalah Anak Allah”.
Yoh 5:30 “Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diriku sendiri, Aku menghakimi sesuai dengan yang aku dengar dan penghakimanku adil sebab aku tidak memenuhi kehendakku sendiri melainkan kehendak Dia yang mengutus aku”.
Sebagai orang percaya apakah Bapak mau percaya kalau seandainya Musa di berikan kuasa oleh Allah untuk menghakimi dunia maka Musa akan dapat melakukannya?
Sekarang kita akan membahasa statement2 Yesus yang menurut Bapak tidak bisa tidak harus disimpulkan bahwa Yesus adalah Allah. Tetapi sebelum membahasnya saya ingin mengatakan bahwa sebenarnya semua kesimpulan Bapak tersebut sudah dapat digugurkan dengan ayat Mat 24:36 “ Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan anakpun tidak, hanya Bapa sendiri”
Tentang ketidak tahuan Yesus dalam ayat ini jelas sekali menunjukkan bahwa Yesus tidak sama dengan Allah baik secara pribadi maupun Hakikat. Bapak sendiri yang mengatakan bahwa “sewaktu Yesus menjelma menjadi manusia Ia sama sekali tidak berhenti menjadi Allah melainkan Ia dengan rela tidak menggunakan sifat-sifat ilahinya yang relatif dan menempatkan dirinya di bawah Bapa…”
Satu lagi pernyataan Herman Hoeksema yang Bapak Kutip “Ini tidak berarti bahwa Anak Allah untuk sementara waktu mengesampingkan hakekat ilahi, untuk menukarnya dengan hakekat manusia. Ini mustahil karena hakekat ilahi tidak bisa berubah..”
Jadi tidak mungkin / mustahil Allah yang maha tahu berubah menjadi tidak tahu walau untuk sementara.
Lalu apakah pada saat Yesus mengatakan hal ini Ia sedang berbohong dengan berpura-pura menyembunyikan keilahinnya atau sengaja rela merendahkan dirinya atau karena tidak sedang diijinkan oleh Allah ataukah Yesus dengan Jujur mengatakan bahwa tentang hari itu Ia tidak Tahu? (pikirkan sendiri…!!!)
Jika Yesus sadar Ia berbohong maka Ia adalah Pembohong, Jika Yesus tidak sadar berbohong maka Ia adalah orang gila, tetapi jika Yesus jujur sewaktu mengatakan hal demikian maka Ia bukan Allah. Karena jika Yesus adalah Allah seharusnya Ia tahu tentang hari itu tetapi kenyataantaannya Yesus tidak tahu karena Ia bukan Allah. (Renungkanlah…!!!)
Benarkah statment2 Yesus yang menurut Bapak tidak bisa tidak harus disimpulkan bahwa Yesus adalah Allah dapat dijadikan dasar untuk menyimpulkan Yesus sebagai Allah ?
1. Aku dan Bapa adalah satu
Dalam ayat ini Bapak menafsirkan sebagai kesatuan Hakekat (okelah bisa dimengerti) tetapi sudah saya jawab diatas. Allah pada Hekekatnya adalah Maha Tahu sedangkan Yesus Tidak Tahu. (maaf kalo boleh tahu kesatuan hakekat yang bagaimana ya…?)
Kesimpulan Jacko : Ayat ini tidak dapat di jadikan dasar untuk menyimpulkan Yesus sebagai Allah karena Hakikat ilahi tidak bisa berubah walau untuk sementara.
2. Aku adalah Guru dan Tuhan.
Kata “Tuhan” dalam ayat ini berasal dari kata Lord. Sungguh disayangkan ketika kata Lord disandingkan dengan Yesus maka akan ditranslate menjadi “Tuhan” tetapi ketika disandingkan dengan selain Yesus maka akan di tanslate menjadi “Tuan”. Jelas sekali bahwa telah terjadi standart ganda dalam menafsirkan ayat ini. (saya yakin bapak lebih paham)
Kesimpulan Jacko : Ayat ini tidak dapat dijadikan dasar untuk menyimpulkan Yesus sebagai Tuhan karena terkesan di paksakan.
3. Ya Tuhanku dan Allahku (Yoh 20:28)
Saya tidak paham dengan Bapak yang disebut sebagai Pendeta yang berkompeten tepai tertalu monoton, lugu dan polos dalam menafsirkan ayat ini. Jika di baca secara keseluruhan kisah ini maka akan tergambar secara jelas bahwa Ayat ini bukan bermaksud menjelaskan bahwa Thomas sedang menyebut Yesus sebagai Tuhan dan Allah tetapi merupakan ungkapan ekspresi kekaguman Thomas atas peristiwa yang sedang dilihatnya.
Satu ilustrasi buat Bapak
Ada seorang pesulap / mentalis yang sedang melakukan pertunjukan membakar dirinya di depan penonton. Ketika si pesulap atau / mentalis itu berhasil menunjukkan aksinya, kemudian beberapa orang penonton wanita dengan ekspresi seakan tidak percaya dengan kedua tangan dipipi dan mata yang menatap tajam kearah pesulap / mentalis kemudian berkata “My God”.
Apakah si penonton tadi sedang bermaksud mengatakan kepada si pelusap sebagai Tuhan? Tentu tidak karena itu hanyalah ungkapan ekspresi kekaguman atau takjub atas peristiwa yang baru/sedang dilihatnya.
Kesimpulan Jacko : Ayat ini tidak dapat dijadikan dasar untuk menyimpulkan Yesus sebagai Tuhan karena Thomas memang tidak bermaksud mengatakan Yesus sebagai Tuhan dan Allah tetapi hanya ungkapan ekspresi ketakjuban sehingga wajar kalo Yesus tidak memprotesnya. (Bapak mengerti maksud saya..?)
4. Barang siapa melihat Aku ia telah melihat Bapa. (Yoh 14:9)
Bapak mungkin bermaksud mengatakan kalo ayat ini menunjukan bahwa bahwa siapa melihat Yesus sama seperti / persis seperti melihat Allah. Akan tetapi ayat ini akan bertentangan dengan ayat Yoh 5:37……
Lalu Bapak mengatakan ayat Yoh 14:9 berbeda dengan ayat Yoh 5:37.
Yoh 14:9 ditujukan untuk orang Yahudi yang tidak percaya dan mengenal Yesus sedangkan Yoh 5:37 ditujukan kepada murid yang mengenal Yesus.
Saya juga ingin katakan bahwa Yoh 5:37 berbeda konteks dengan Yoh 5:38.
Dalan Yoh 5:37 jelas Yesus sedang menceritakan tentang Allah sedangkan ayat Yoh 5:38 menceritakan tentang firman Allah yang tidak dapat ditangkap dan dipahami oleh orang yang tidak mempercayai kalo Yesus diutus oleh Allah .
Satu ilustrasi lagi buat bapak
Ada 2 orang yang sedang berdiri bersama yaitu Si A dan si B, dan disamping mereka ada beberapa buah ember. ketika saya memerintahkan “ A kamu segera kesini dan B kamu juga kesini dengan membawa ember itu.
Tentu saja ilustrasi diatas tidak dapat di tafsirkan bahwa A dan B di perintahkan untuk datang membawa ember tetapi hanya khusus si B.
Kesimpulan Jacko : Ayat ini tidak dapat dijadikan dasar untuk menyimpulkan Yesus sebagai Tuhan karena bertentangan dengan Yoh 5:37. (mudah2an bisa di pahami)
5. Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku (Yoh 14:11)
Ketika ayat ini saya bandingkan dengan ayat Yoh 17:23 Bapak mencoba untuk menerapkan standart ganda dalam menafsirkan ayat ini. Jika Bapak bermaksud membedakan penafsiran kedua ayat ini hanya karena Yesus dan Allah mempunyai kesamaan Hakekat sedangkan manusia tidak maka saya katakan Bapak salah besar karena Yesus dan Allah tidak memiliki kesatuan hakekat. Yesus sama seperti manusia lainnya yang membutuhkan pertolongan Allah dan bergantung kepada Allah dan tidak sedang merendahkan diri dan menyembunyikan keilahiannya.
Kesimpulan Jacko : Ayat ini tidak dapat dijadikan dasar untuk menyimpulkan Yesus sebagai Tuhan karena penafsirannya sama seperti / persis seperti Yoh. 17:23.
6. Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni! (Mark 2:5)
Bapak sendiri sudah menunjukkan ayat yang mengatakan bahwa kalo Anak manusia berkuasa mengampuni dosa (Mark 2:10). Jika Anak Macan = Macan, Anak Monyet = Monyet Anak Allah = Allah maka Anak Manusia = Manusia.
Apakah Bapak ingin mengatakan Anak Manusia yang dimaksud dalam Mark 2:10 spesial di tujukan untuk Yesus? Lalu bagaimana dengan ayat Yoh 20:23 yang mengatakan “Jika kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, ….” siapa yang dimaksud “kamu” di situ? Ataukah Bapak juga ingin mengatakan kalo dosa yang di ampuni Yesus berbeda dengan dosa yang diampuni oleh “kamu” dalam ayat Yoh 20:23?
Kesimpulan Jacko : Ayat ini tidak dapat dijadikan dasar untuk menyimpulkan Yesus sebagai Tuhan karena manusia berkuasa mengampuni dosa. Jika Bapak membenarkan pemahaman orang Yahudi seperti pada ayat Mark 2:7, maka Bapak sama seperti orang Yahudi yang tidak memahami maksud perkataan Yesus. (renungkanlah…!!!)
7.Tentang Anak Allah
Setiap orang yang membawa kedamaian akan menjadi Anak-anak Allah. (Mat 5:9).
Jika Anak Allah = Allah maka apakah setiap orang yang membawa kedamaian akan menjadi Allah ? (sesuai dengan pemahaman orang Yahudi bahwa Anak Allah = Allah)
Ataukah Bapak masih ingin memberikan penafsiran ganda dalam menyimpulkan ayat ini ?
Kesimpulan Jacko : Ooo…….w !!!
8. Tentang doa Yesus di Getsemani
Benarkan setelah itu Yesus menceritakan isi doanya kepada murid-muridnya?
Apakah Jawaban Bapak ini sudah sesuai dengan konsep Alkitab atau hanya kesimpulan Bapak saja? (Kayaknya Bapak mulai ragu?).
Kesimpulan Jacko : Cerita tentang Doa Yesus di Pegunungan Getsemani sangat di ragukan karena Penulis telah menulis sesuatu yang tidak pernah dilihat dan tidak pernah didengarkannya dan pada saat itu Yesus tidak sedang mengajarkan cara berdoa.
Bapak Saya tunggu ya tanggapannya...?
TANGGAPAN BALIK ESRA SORU UNTUK JACKO :
Jacko : Syaloom Pak Pdt.
Jacko balik lagi nich…(maaf ya klo terlalu lama)
Tanggapan Esra : Ya memang terlalu lama. Apa masih berguru? Coba kali berikut agak lebih cepat.
Jacko : Terima kasih akhirnya Bapak mau mengakui kalo “Yesus memang tidak pernah mengatakan bahwa dirinya adalah Allah” jadi jelaslah sudah bahwa kesimpulannya Yesus bukan Allah. :-)
Tanggapan Esra : Ha...ha... saya heran melihat cara anda berpikir. Yang saya katakan adalah bahwa Yesus memang tidak pernah mengatakan bahwa Dia adalah Allah. Tapi itu tidak berarti bahwa Ia bukan Allah. Bagaimana anda bisa buat kesimpulan seperti itu terhadap kata2 saya? Darimana loncatan seperti itu? Jangan tergesa-gesa buat kesimpulan dulu.
Jacko : Namum demikian Bapak mengatakan “Tapi ada statement2 yang dikatakan Yesus yang tidak bisa tidak harus disimpulkan bahwa Ia adalah Allah. (Benarkah demikian? Ok. Nanti kita akan membahasnya).
Tanggapan Esra : Ya, tentu benar. Nanti kita lihat juga tanggapan saya.
Jacko : Mungkin memang ayat-ayat yang saya tunjukkan tentang ketidak setaraan Yesus dengan Allah adalah ayat-ayat yang ada pada masa Inkarnasi Yesus menjadi Manusia (menurut pengertian Bapak). Tapi masalahnya pada masa Inkarnasi itulah ayat-ayat tersebut dikatakan oleh Yesus sendiri.
Tanggapan Esra : Ya justru karena pada masa inkarnasi kata-kata itu diucapkan jadi harus dmengerti dalam konteks inkarnasi bukan? Bagiama sih jalan pikiran anda? Apa masalahnya?
Jacko : Sedangkan ayat-ayat yang Bapak tunjukkan yang menurut Bapak pada masa Pra Inkarnasi adalah ayat-ayat yang isinya hanyalah kata-kata, statement, pendapat dan kesimpulan dari penulis yang tidak berdasar. Contoh : Yoh 1:1, Fil 2:2-11, Ibrani 1:5-14.
Tanggapan Esra : Tidak berdasar? Ya karena anda tidak percaya Alkitab PB adalah Firman Allah sedangkan saya percaya. Saya percaya para penulis Kitab Suci diilhami oleh Allah (2 Tim 3:16) dan karenanya kata2 mereka adalah benar. Kalau kata2 mereka tuidak berdasar, masih lebih masuk akal untuk percaya pada mereka yang pernah hidup bersama Yesus daripada percaya kata2 dan kesimpulan anda yang hidup 2000 tahun setelah Yesus.
Jacko : Dalam Yoh 1:1 dapat saya ibaratkan seperti seorang Hakim yang belum apa2 sudah langsung memvonis seseorang bersalah sebelum mengetahui cerita kejadiannya dan kesaksian serta kesalahan apa yang telah dilakukan oleh orang tersebut. Tentu saja keputusan hakim ini tidak dapat dipercaya dan tidak berdasar. Sama seperti / persis seperti Yoh 1:1 yang belum apa2 sudah mengatakan bahwa firman itu adalah Allah. tentu saja ini tidak berdasar karena Yesus tidak pernah mengatakan bahwa dirinya adalah Allah.
Tanggapan Esra : Anda juga kayak hakim saja. Begitu ngomong langsung mengatakan Yoh 1:1 tanpa dasar. Bagi saya kalau Yohanes ngomong seperti itu ada dasar karena dia murid Yesus daripada anda yang sama sekali tak mengenal Yesus juga tak mengenal Yohanes tahu2 langsung bilang Yoh 1:1 tanpa dasar. Anda yang bertindak seperti hakim yang belum tahu apa2 langsung menghakimi.
Jacko : Jadi kesimpulannya bahwa yang menyatakan Yesus sebagai Tuhan adalah si penulis injil tanpa ada dasarnya sedangkan Yesus sendiri tidak pernah menyatakan diri sebagai Allah.
Tanggapan Esra : Tapi si penulis Injil hidup dengan Yesus, murid Yesus. Sekarang coba anda jawab. Waktu Thomas berkata "Tuhanku dan Allahku", mengapa Yesus tidak menegurnya kalau Yesus memang bukan Allah? Jawab yang ini. Jangan diloncati atau pura2 lupa.
Jacko : Bukannya saya tidak percaya pada kata-kata Rasul atau penulis Injil tapi saya tentu saja lebih percaya pada kata-kata Yesus.
Tanggapan Esra : Jadi anda percaya kata2 rasul dan penulis Injil? Mana kata2 rasul yang bertentangan dengan kata2 Yesus? Yesus tidak mengatakan bahwa Ia adalah Allah tidak sama dengan Yesus mengatakan bahwa Ia bukan Allah. Jikalau para rasul mengatakan bahwa Yesus adalah ALlah sedangkan Yesus sendiri mengatakan bahwa Ia bukan Allah maka itu bertentangan dan kita harus lebih percaya kata2 Yesus. Tapi kalau rasul2 mengatakan bahwa Yesus adalah Allah dan Yesus hanya tidak mengatakan bahwa Dia adalah Allah, apanya yang bertentangan? Pikir baik2 mas!!! Anda mengatakan bahwa anda lebih percaya kata2 Yesus daripada kata2 rasul? Saya menjawab : Dan saya lebih percaya kata2 rasul dan penulis Injil daripada kata2 anda
Jacko :(Apakah Bapak percaya kepada kata-kata Yesus bahwa “Aku datang karena di utus oleh Allah”?).
Tanggapan Esra : Saya percaya. Tak ada masalah dengan ayat itu. Ayat itu tidak membuktikan bahwa Yesus bukan Allah.
Jacko : Lalu tentang tindakan Yesus sebagai Allah. Benarkah Yesus telah bertindak sebagai Allah? Yesus tidak pernah berbuat sesuatu tindakan atas kuasanya sendiri. Yesus sendiri mengatakan kalo semua tidakannya bukan berasal dari dirinya tetapi Allah yang bekerja dalam dirinya. (benar tidak Bapak?)
Yoh 5:27 “Dan Ia (Allah) telah memberikan kuasa kepadanya untuk menhakimi karena Ia (Yesus) adalah Anak Allah”.
Yoh 5:30 “Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diriku sendiri, Aku menghakimi sesuai dengan yang aku dengar dan penghakimanku adil sebab aku tidak memenuhi kehendakku sendiri melainkan kehendak Dia yang mengutus aku”.
Sebagai orang percaya apakah Bapak mau percaya kalau seandainya Musa di berikan kuasa oleh Allah untuk menghakimi dunia maka Musa akan dapat melakukannya?
Tanggapan Esra : Sudah berapa kali saya tegaskan dan jelaskan bahwa ayat2 seperti itu harus dimengerti dalam konteks inkarnasi? Anda buta atau sengaja membutakan diri? Silahkan baca kembali tanggapan2 saya sebelumnya. Malas menjelaskan berulang2.
Jacko : Sekarang kita akan membahasa statement2 Yesus yang menurut Bapak tidak bisa tidak harus disimpulkan bahwa Yesus adalah Allah. Tetapi sebelum membahasnya saya ingin mengatakan bahwa sebenarnya semua kesimpulan Bapak tersebut sudah dapat digugurkan dengan ayat Mat 24:36 “ Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan anakpun tidak, hanya Bapa sendiri”
Tanggapan Esra : He...he...jangan terlalu takabur. Sejak dari pertama kali berdiskusi, anda bertanya dan menyerang lalu saya tanggapi semua secara detail. watu anda menanggapi kembali, anda tidak menjawab sanggahan saya secara detail. Sebagaian anda lupakan atau lebih tepat pura2 lupa. Anda muncul dengan persoalan baru. lalu sekarang bilang semua argumentasi saya digugurkan? Itu namanya sesumbar bung!
Jacko : Tentang ketidak tahuan Yesus dalam ayat ini jelas sekali menunjukkan bahwa Yesus tidak sama dengan Allah baik secara pribadi maupun Hakikat.
Tanggapan Esra : Siapa yang bilang Yesus sama pribadinya dengan Bapa? Anda berkesimpulan sembarangan.
Jacko : Bapak sendiri yang mengatakan bahwa “sewaktu Yesus menjelma menjadi manusia Ia sama sekali tidak berhenti menjadi Allah melainkan Ia dengan rela tidak menggunakan sifat-sifat ilahinya yang relatif dan menempatkan dirinya di bawah Bapa…”
Satu lagi pernyataan Herman Hoeksema yang Bapak Kutip “Ini tidak berarti bahwa Anak Allah untuk sementara waktu mengesampingkan hakekat ilahi, untuk menukarnya dengan hakekat manusia. Ini mustahil karena hakekat ilahi tidak bisa berubah..”
Jadi tidak mungkin / mustahil Allah yang maha tahu berubah menjadi tidak tahu walau untuk sementara.
Tanggapan Esra : Saya heran dengan betapa kacaunya pengertia/jalan pikiran anda. Kalau yang saya persoalkan Allah tidak bisa berhenti menjadi Allah itu bicara tentang HAKIKATNYA. Tapi dalam statement saya dikatakan : "Ia dengan rela tidak menggunakan sifat-sifat ilahinya yang relatif dan menempatkan dirinya di bawah Bapa…” Jadi soal HAKIKAT, tidak ada perubahan dimana Ia adalah Allah (Ibr 13:8) tapi Ia dengan rela tidak menggunakan sifat2 ilahinya. digunakan. Pernyataan anda : "Jadi tidak mungkin / mustahil Allah yang maha tahu berubah menjadi tidak tahu walau untuk sementara" membuktikan bahwa anda tidak bisa membedakan antara SIFAT ALLAH dan HAKIKAT ALLAH. Soal mahatahu itu SIFAT bukan HAKIKAT. Paham?
Jacko : Lalu apakah pada saat Yesus mengatakan hal ini Ia sedang berbohong dengan berpura-pura menyembunyikan keilahinnya atau sengaja rela merendahkan dirinya atau karena tidak sedang diijinkan oleh Allah ataukah Yesus dengan Jujur mengatakan bahwa tentang hari itu Ia tidak Tahu? (pikirkan sendiri…!!!)
Tanggapan Esra : Ia tidak berbohong. Kalau Ia mengatakan bahwa ia tidak tahu, memang demikian adanya. tapi itu menunjuk kepada kemanusiaanNya bukan keilahianNya. Kristen percaya Yesus punya 2 tabiah, ilahi dan manusia. Ada sejumlah ayat yang menunjukkan keilahianNya dan sejumlah ayat menunjuk kepada kemanusiaanNya. Jika ayat2 yang menunjuk kepada kemanusiaanNya dipakai untuk embuktikan bahwa Ia bukan ALlah atau ayat2 yang menunjuk kepada keilahianNya dipakai untuk membuktikan bahwa Ia bukan manusia, maka jadilah kekacauan berpikir seperti yang terdapat dalam bidat unitarianisme, saksi Yehovah dan anda sendiri.
Jacko : Jika Yesus sadar Ia berbohong maka Ia adalah Pembohong, Jika Yesus tidak sadar berbohong maka Ia adalah orang gila, tetapi jika Yesus jujur sewaktu mengatakan hal demikian maka Ia bukan Allah.
Tanggapan Esra : Logika anda parah! Memang jika Yesus sadar Ia berbohong maka Ia adalah Pembohong, Jika Yesus tidak sadar berbohong maka Ia adalah orang gila. Masalahnya Ia tidak berbohong. Lalu apakah jika Yesus jujur berarti Dia bukan Allah? Harusnya melihat sumber darimana anda membahasnya yakni mat 24:36 maka jika Yesus jujur berarti Ia memang tidak tahu kapan Ia akan datang bukan berarti Ia bukan Allah. Anda kelihatannya hobi membuat kesimpulan yang ngawur.
Jacko : Karena jika Yesus adalah Allah seharusnya Ia tahu tentang hari itu tetapi kenyataantaannya Yesus tidak tahu karena Ia bukan Allah. (Renungkanlah…!!!)
Tanggapan Esra : Apakah karena Yesus tidak tahu membuktikan Dia bukan ALlah? Sudah saya jelaskan bahwa HAKIKAT sebagai Allah tidak berubah tapi Ia dengan rela tidak menggunakan sifat mahatahuNya. Jadi Ia tetap Allah. Jangan bingung ya? (Baca berulang2 jika bingung dan Renungkanlah!!!)
Jacko : Benarkah statment2 Yesus yang menurut Bapak tidak bisa tidak harus disimpulkan bahwa Yesus adalah Allah dapat dijadikan dasar untuk menyimpulkan Yesus sebagai Allah ?
Tanggapan Esra : Benar!!!!
1. Aku dan Bapa adalah satu
Dalam ayat ini Bapak menafsirkan sebagai kesatuan Hakekat (okelah bisa dimengerti) tetapi sudah saya jawab diatas. Allah pada Hekekatnya adalah Maha Tahu sedangkan Yesus Tidak Tahu. (maaf kalo boleh tahu kesatuan hakekat yang bagaimana ya…?)
Tanggapan Esra :
1) Sudah saya bilang kan? Kalau anda membuat sebuah serangan/kesimpulan lalu setelah saya bantah, anda tidak lagi mempertahankanya tapi beralih pada persoalan lain. Jawab dulu. Apa itu berarti bahwa anda mengakui apa yang anda tulis tentang ayat ini kali lalu adalah keliru? Anda masih ingat anda berkata bahwa anda dan Mery adalah satu jadi anda adalah Mery dan Mery adalah anda? Sudah saya bantah bukan? Jadi anda akui tidak bahwa argumen anda yang lalu sudah hancur?
2) Anda mengatakan : "Bapak menafsirkan sebagai kesatuan Hakekat (okelah bisa dimengerti) tetapi sudah saya jawab diatas". Tanggapan saya : Sudah saya bantah juga di atas.
3) Anda mengatakan : "Allah pada Hekekatnya adalah Maha Tahu sedangkan Yesus Tidak Tahu. (maaf kalo boleh tahu kesatuan hakekat yang bagaimana ya…?)". Yang ini juga sudah saya bantah dan jelaskan di atas.
Kesimpulan Jacko : Ayat ini tidak dapat di jadikan dasar untuk menyimpulkan Yesus sebagai Allah karena Hakikat ilahi tidak bisa berubah walau untuk sementara.
Tanggapan Esra : Kesimpulan yang gegabah dan hanya menunjukkan kedangkalan pemahaman. Mahatahu itu SIFAT bukan HAKIKAT. Jawab dulu semua argumen saya diatas baru buat kesimpulan lagi karena dengan argumen saya di atas, kesimpulan ini dengan sendirinya batal atau salah!!!
Jacko : 2. Aku adalah Guru dan Tuhan. Kata “Tuhan” dalam ayat ini berasal dari kata Lord. Sungguh disayangkan ketika kata Lord disandingkan dengan Yesus maka akan ditranslate menjadi “Tuhan” tetapi ketika disandingkan dengan selain Yesus maka akan di tanslate menjadi “Tuan”. Jelas sekali bahwa telah terjadi standart ganda dalam menafsirkan ayat ini. (saya yakin bapak lebih paham)
Tanggapan Esra : Karena untuk "tuan-tuan" yang lain itu tidak pernah dikatakan dalam Kitab Suci bahwa mereka adalah Allah. Tapi untuk Yesus, Ia juga disebut Allah. Jadi mengapa Ia tidak bisa disebut "Tuhan?". Di tempat yang lain Ia juga disebut "tuan" (Mat 8:2)
Kesimpulan Jacko : Ayat ini tidak dapat dijadikan dasar untuk menyimpulkan Yesus sebagai Tuhan karena terkesan di paksakan.
Tanggapan Esra : Kesimpulannya ngawur karena hanya lihat 1 ayat. Kami menyimpulkan Yesus adalah Tuhan dan Allah bukan dari 1 ayat tapi dari seluruh Kitab Suci.
Jacko : 3. Ya Tuhanku dan Allahku (Yoh 20:28. Saya tidak paham dengan Bapak yang disebut sebagai Pendeta yang berkompeten tepai tertalu monoton, lugu dan polos dalam menafsirkan ayat ini. Jika di baca secara keseluruhan kisah ini maka akan tergambar secara jelas bahwa Ayat ini bukan bermaksud menjelaskan bahwa Thomas sedang menyebut Yesus sebagai Tuhan dan Allah tetapi merupakan ungkapan ekspresi kekaguman Thomas atas peristiwa yang sedang dilihatnya.
Satu ilustrasi buat Bapak
Ada seorang pesulap / mentalis yang sedang melakukan pertunjukan membakar dirinya di depan penonton. Ketika si pesulap atau / mentalis itu berhasil menunjukkan aksinya, kemudian beberapa orang penonton wanita dengan ekspresi seakan tidak percaya dengan kedua tangan dipipi dan mata yang menatap tajam kearah pesulap / mentalis kemudian berkata “My God”.
Apakah si penonton tadi sedang bermaksud mengatakan kepada si pelusap sebagai Tuhan? Tentu tidak karena itu hanyalah ungkapan ekspresi kekaguman atau takjub atas peristiwa yang baru/sedang dilihatnya.
Tanggapan Esra : Anda seperti hakim saja. Belum apa2 sudah menuduh saya
tertalu monoton, lugu dan polos dalam menafsirkan ayat. Anda tidak paham dengan saya? Bagaimana anda tidak pahan dengan saya tapi bisa menuduh saya monoton, lugu dan polos? Pandangan anda ini sangat mirip dengan paham unitarian (Frans Donald. Ia mengatakan demikian tentang ayat ini : “Sama halnya pada saat kita terkejut melihat peristiwa tsunami, banyak di antara kita yang kaget sekali dan berkata “Ya Allah, ya Robbi!” atau “ya Tuhan dan Allahku!” Bukan berarti gelombang tsunami itu adalah Tuhan atau Allah kita, tapi kita berkata “ya Tuhan dan Allahku!” karena kita sangat terkejut dan heran akan sesuatu yang kita saksikan di depan kita. Demikian juga halnya dengan perkataan Tomas di Yoh 20:28 tersebut. Kita mesti hati-hati saat membaca ayat, kita harus sangat memperhatikan konteksnya agar tidak salah paham” Juga sama dengan bidat Saksi Yehovah yang mengatakan dalam buku mereka “Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?”, hal 29 demikian : “Bagi Tomas, Yesus adalah seperti ‘allah,’ terutama dalam mukjizat yang ia lihat yang mendorongnya untuk mengeluarkan seruan itu. Beberapa sarjana mengatakan bahwa Tomas mungkin hanya mengucapkan seruan keheranan yang emosional, …”
Bung Jacko, bukan saya yang terlalu monoton, lugu dan polos dalam memahami ayat ini. Anda dan Frans Donald dan juga Saksi Yehovah yang sama sekali tak mengerti Kitab Suci tapi berbicara kayak orang yang mengerti banyak tentang Kitab Suci. Saya akan kutipkan jawaban terhadap Frans Donald untuk anda karena kalian punya pandangan yang sama.
"Hal pertama yang harus kita perhatikan adalah bahwa Tomas mengucapkan kata-kata itu kepada Yesus. Alkitab NASB : “Thomas answered and said to Him, ‘My Lord and my God!’” (Tomas menjawab dan berkata kepada-Nya : ‘Tuhanku dan Allahku!’). Perhatikan bahwa dalam terjemahan NASB dikatakan bahwa ‘Tomas menjawab dan berkata kepada-Nya’. Kalau seseorang mengucapkan kata-kata seperti ‘Ya Allah’, karena kaget, ia sebenarnya tidak menujukan kata-kata itu kepada siapa pun. Jadi, ini bukan sekedar ucapan orang, yang karena kaget, lalu berkata : ‘Tuhanku dan Allahku’. Tidak, ia betul-betul mengucapkan kalimat itu kepada Yesus. Jelas bahwa Tomas mengakui Yesus sebagai Tuhan dan sebagai Allah. Ini jelas juga menentang penerjemahan / penafsiran dari FD dan Saksi-Saksi Yehuwa di atas, karena ayat itu menunjukkan bahwa Tomas mengucapkan kata-kata itu kepada Yesus. Selain itu apa yang dikatakan FD dan Saksi Yehuwa ini menjadi lebih tidak mungkin jika dikaitkan dengan konteks orang Yahudi yang sangat menghargai nama Allah. A.H. Strong mengatakan bahwa kebiasaan seperti itu tidak ada dalam kalangan Yahudi, karena adanya larangan untuk menggunakan nama Allah dengan sembarangan / sia-sia (Systematic Theology, hal. 306). Jadi kata-kata Tomas harus dimengerti dalam konteks orang Yahudi seperti yang digambarkan Strong dan bukan dalam konteks orang Indonesia pada masa kini. Apa yang dikatakan FD membuktikan bahwa ia sama sekali tidak paham makna ayat tersebut".
Selanjutnya, ada 3 hal lain yang perlu diperhatikan dalam pembahasan tentang kata-kata Tomas dalam Yoh 20:28 ini, yaitu: (1) Kata-kata yang sama dengan kata-kata Tomas ini diucapkan oleh Daud terhadap YAHWEH dalam Maz 35:22-23 : “Engkau telah melihatnya, TUHAN (YAHWEH), janganlah berdiam diri, ya Tuhan, janganlah jauh dari padaku! Terjagalah dan bangunlah membela hakku, membela perkaraku, ya Allahku dan Tuhanku!”. (2) Kata-kata Tomas ini dapat dikatakan paralel dengan Wah 4:11 : “Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan.”, hanya saja di sini digunakan ‘kami’ bukan ‘ku’, dan kata ‘kami’ digunakan satu kali, sedangkan kata ‘ku’ digunakan dua kali. Sebagai tambahan perlu diingat bahwa yang mencatat kata-kata Tomas dalam Yoh 20:28 adalah rasul Yohanes, yaitu orang yang sama dengan yang menuliskan Wah 4:11. Dan karena itu sangat besar kemungkinannya bahwa ia menuliskan dalam arti yang sama. Robert M. Bowman Jr. mengatakan : “Orang yang sama, rasul Yohanes, adalah pengarang dari Injil Yohanes dan kitab Wahyu. Dalam terang ini, lebih memungkinkan bahwa Yoh 20:28 ditafsirkan dengan cara yang sama seperti Wah 4:11”. (Jehovah’s Witnesses, Jesus Christ, and the Gospel of John’, hal 134). (3) Yesus bukan saja tidak menegur / memarahi Tomas atas kata-katanya itu, Ia bahkan berkata kepada Tomas : “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya” (Yoh 20:29). Ini jelas menunjukkan bahwa Yesus menerima dan membenarkan, penyebutan ‘Tuhan’ dan ‘Allah’ terhadap diri-Nya itu. Simaklah apa yang dikatakan A. H. Strong : “Dalam Yoh 20:28, penyebutan Tomas “Ho Kúriós mou kaà ho Theós mou” - ‘Tuhanku dan Allahku’ - karena hal itu tidak ditegur / dimarahi oleh Kristus, maka itu sama dengan suatu penegasan dari diri-Nya tentang klaim atas keallahan”. (Systematic Theology, hal 306). Jadi jelas bahwa kata-kata Tomas adalah ungkapan keterkejutan hanyalah teori omong kosong dari FD dan Saksi Yehuwa.
Jadi dengan berpandangan seperti itu, anda sama naifnya dengan Frans Donald dan Saksi Yehovah. Jadi bukan saya monoton, lugu dan polos. Anda yang tidak mengerti Kitab Suci dengan baik.
Kesimpulan Jacko : Ayat ini tidak dapat dijadikan dasar untuk menyimpulkan Yesus sebagai Tuhan karena Thomas memang tidak bermaksud mengatakan Yesus sebagai Tuhan dan Allah tetapi hanya ungkapan ekspresi ketakjuban sehingga wajar kalo Yesus tidak memprotesnya. (Bapak mengerti maksud saya..?)
Tanggapan Esra : Saya mengerti maksud anda dan sudah buktikan bahwa maksud anda itu sama sekali tidak benar dan karenanya kesimpulan anda juga tetap salah. Jadi Yesus tetap Tuhan dan Allah.
Jacko : 4. Barang siapa melihat Aku ia telah melihat Bapa. (Yoh 14:9)
Bapak mungkin bermaksud mengatakan kalo ayat ini menunjukan bahwa bahwa siapa melihat Yesus sama seperti / persis seperti melihat Allah. Akan tetapi ayat ini akan bertentangan dengan ayat Yoh 5:37……
Lalu Bapak mengatakan ayat Yoh 14:9 berbeda dengan ayat Yoh 5:37.
Yoh 14:9 ditujukan untuk orang Yahudi yang tidak percaya dan mengenal Yesus sedangkan Yoh 5:37 ditujukan kepada murid yang mengenal Yesus.
Tanggapan Esra : Anda berindak seperti hakim yang menghakimi sembarangan. Perhatikan kata2 saya dalam tanggapan sebelumnya : "Yoh 14:9 adalah kata2 yang ditujukan kepada murid2 yang mengenal Yesus. (lihat ayat 7 nya). Sedangkan Yoh 5:37 diucapkan untuk orang2 Yahudi yang tidak percaya dan mengenal Yesus (lihat ayat 38-40 nya)" Saya mengatakan Yoh 14:9 ditujukan kepada murid2 tapi anda bilang kepada orang Yahudi. Yoh 5:37 saya bilang ditujukan kepada orang Yahudi anda bilang kepada orang percaya. Anda membalik kata2 saya. Anda kira saya tidak teliti? Anda seperti hakim yang belum apa2 sudah main tuduh dengan memutarbalikkan kata2 saya.
Saya juga ingin katakan bahwa Yoh 5:37 berbeda konteks dengan Yoh 5:38.
Dalan Yoh 5:37 jelas Yesus sedang menceritakan tentang Allah sedangkan ayat Yoh 5:38 menceritakan tentang firman Allah yang tidak dapat ditangkap dan dipahami oleh orang yang tidak mempercayai kalo Yesus diutus oleh Allah .
Tanggapan Esra : Lalu maksud anda apa?
Jacko : Satu ilustrasi lagi buat bapak. Ada 2 orang yang sedang berdiri bersama yaitu Si A dan si B, dan disamping mereka ada beberapa buah ember. ketika saya memerintahkan “ A kamu segera kesini dan B kamu juga kesini dengan membawa ember itu.
Tentu saja ilustrasi diatas tidak dapat di tafsirkan bahwa A dan B di perintahkan untuk datang membawa ember tetapi hanya khusus si B.
Tanggapan Esra : Iluatrasi yang tidak jelas arah dan tujuannya. Perjelas lagi. Saya tak ngerti jalan pikirananda.
Kesimpulan Jacko : Ayat ini tidak dapat dijadikan dasar untuk menyimpulkan Yesus sebagai Tuhan karena bertentangan dengan Yoh 5:37. (mudah2an bisa di pahami)
Tanggapan Esra : Sukar dipahami karena penjelasan dan ilustrasinya enatah mengarah ke mana.
Jacko : 5. Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku (Yoh 14:11)
Ketika ayat ini saya bandingkan dengan ayat Yoh 17:23 Bapak mencoba untuk menerapkan standart ganda dalam menafsirkan ayat ini. Jika Bapak bermaksud membedakan penafsiran kedua ayat ini hanya karena Yesus dan Allah mempunyai kesamaan Hakekat sedangkan manusia tidak maka saya katakan Bapak salah besar karena Yesus dan Allah tidak memiliki kesatuan hakekat.
Tanggapan Esra : Anda menghakimi lagi tanpa dasar. Apa buktinya Yesus dan Allah tidak memiliki kesamaan hakikat?
Jacko : Yesus sama seperti manusia lainnya yang membutuhkan pertolongan Allah dan bergantung kepada Allah dan tidak sedang merendahkan diri dan menyembunyikan keilahiannya.
Tanggapan Esra : Yesus sama seperti manusia lainnya, jelas karena Dia memang mansuai juga. Bahwa Dia butuh pertolongan Allah sudah saya jelaskan bahwa itu dalam konteks inkarnasi. Anda saja terlalu lamban sehingga tak ngerti2 juga. Yesus tidak merendahkan diri? Maaf, saya lebih percaya kata2 rasul Yohanes daripada anda.
Yoh 1:14 : Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita"
1Yoh 4:2 : “Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah..."
Maaf saya lebih percaya kata2 rasul Paulus daripada anda :
Fil 2:7-8 : “…melainkan telah me-ngosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
1 Tim 3:16 : Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: "Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh.."
Maaf saya lebih percaya kata2 penulis surat Ibrani daripada anda.
Ibr 2:14 : “Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka...”
Mau percaya ayat2 itu atau tidak? Pasti tidak percaya kan? Karena ayatnya tidak mendukung pemahaman anda. Kalau ayatnya kelihatan mendukung pemahan anda pasti sidah dikutip dan pakai sebagai argumen kan? Tapi kalau tidak mendukung pandangan anda lalu bilang itu kan kata2 rasuil tapi bukan kata2 Yesus. Ha...ha..Saya sudah berhadapan dengan banyak bidat dan nabi palsu dan tahu bagaimana cara mereka berargumentasi. Mirip sekali dengan cara anda berargumentasi.
Kesimpulan Jacko : Ayat ini tidak dapat dijadikan dasar untuk menyimpulkan Yesus sebagai Tuhan karena penafsirannya sama seperti / persis seperti Yoh. 17:23.
Tanggapan Esra : Sudah saya bantah pada tanggapan kali lalu. Anda belum berhasil menggugurkannya jadi jangan buat kesimpulan dulu.
Jacko : 6. Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni! (Mark 2:5)
Bapak sendiri sudah menunjukkan ayat yang mengatakan bahwa kalo Anak manusia berkuasa mengampuni dosa (Mark 2:10). Jika Anak Macan = Macan, Anak Monyet = Monyet Anak Allah = Allah maka Anak Manusia = Manusia.
Tanggapan Esra : Tepat sekali. Bahwa Yesus adalah manusia tidak heran karena memang Dia juga manusia di samping sebagai Allah. Saya percaya Yesus adalah Allah dan manusia. No problem!
Jacko : Apakah Bapak ingin mengatakan Anak Manusia yang dimaksud dalam Mark 2:10 spesial di tujukan untuk Yesus?
Tanggapan : Jelas Anak Manusia di dalam ayat itu untuk Yesus. Ini didukung konteksnya karena memang dalam ayat2 sebelumnya Yesuslah yang mengampuni dosa.
Lalu bagaimana dengan ayat Yoh 20:23 yang mengatakan “Jika kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, ….” siapa yang dimaksud “kamu” di situ?
Tanggapan Esra : Kamu di sana jelas maksudnya adalah murid2. di Mark 2 sesuai konteks yang dimaksud adalah Yesus. Di Yoh 20 sesuai konteks adalah murid2.
Jacko : Ataukah Bapak juga ingin mengatakan kalo dosa yang di ampuni Yesus berbeda dengan dosa yang diampuni oleh “kamu” dalam ayat Yoh 20:23?
Tanggapan Esra : Jelas beda. Murid2 adalah manusia biasa. Kita juga manusia biasa. Manusia hanya mengampuni dosa orang lain yang dibuat terhadap dirinya sendiri dan tidak bisa mengampuni dosa orang lain yang dibuat kepada orang lain apalagi kepada Allah. Untuk membantu anda memahaminya saya akan berikan contoh :
Jika A berbuat dosa kepada B maka B mempunyai kuasa untuk mengampuni A. Tapi C tidak mempunyai kuasa untuk mengampuni A atas dosa yang dibuatnya pada B. Dan B tidak mempunyai hak untuk mengampuni A atas kesalahan terhadap C, D, E, F, dll. Ini yang terjadi pada manusia.
Bagaimana dengan pengampunan yang Yesus berikan? Di Mark 2 Ia mengampuni dosa orang lumpuh itu, yakni dosa yang dilakukan kepada Allah. Kalau Dia bukan Allah lalu atas hak apa Dia mengampuni dosa orang kepada Allah? Coba anda jawab!
Donald Carson berkata : "Donald Carson : Jika anda melakukan sesuatu terhadap saya, saya memiliki hak untuk mengampuni anda. Bagai-mana pun juga, jika anda melakukan sesuatu terhadap saya dan seorang lain datang menimbrung dan berkata “aku mengampunimu”, kelancangan macam apa itu? Satu-satunya orang yang dapat mengatakan hal semacam itu dengan penuh makna adalah Tuhan sendiri karena dosa, bahkan jika dilakukan terhadap orang lain, pertama-tama dan terutama adalaha suatu penentangan terhadap Tuhan dan hukum-hukumNya. (The Case for Christ, hal. 204-205)
Kesimpulan Jacko : Ayat ini tidak dapat dijadikan dasar untuk menyimpulkan Yesus sebagai Tuhan karena manusia berkuasa mengampuni dosa. Jika Bapak membenarkan pemahaman orang Yahudi seperti pada ayat Mark 2:7, maka Bapak sama seperti orang Yahudi yang tidak memahami maksud perkataan Yesus. (renungkanlah…!!!)
Tanggapan Esra : Sudah saya bantah di atas. Jadi kesimpulan anda gugur. Anda yang harusnya banyak belajar dan merenung!!!!
Jacko : 7.Tentang Anak Allah
Setiap orang yang membawa kedamaian akan menjadi Anak-anak Allah. (Mat 5:9). Jika Anak Allah = Allah maka apakah setiap orang yang membawa kedamaian akan menjadi Allah ? (sesuai dengan pemahaman orang Yahudi bahwa Anak Allah = Allah)
Ataukah Bapak masih ingin memberikan penafsiran ganda dalam menyimpulkan ayat ini ?
Kesimpulan Jacko : Ooo…….w !!!
Tanggapan Esra : Penafsirannya memang harus ganda. Mengapa? Karena kata "anak Allah" digunakan dalam Alkitab dengan pengertian yang tidak selalu sama. Untuk manusia lain dan untuk Yesus lain lagi. Sekarang saya bertanya pada anda. Jika semua orang yang membawa damai adalah anak-anak Allah, dan juga Yoh 1:12 mengatakan semua orang yang menerima Yesus = anak Allah, lalu ada berapa banyak anak Allah? Tentu banyak bukan? Kalau banyak, mengapa Yesus disebut sebagai ANAK TUNGGAL?
Yoh 1:14 : Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai ANAK TUNGGAL BAPA, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Yoh 1:18 : Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi ANAK TUNGGAL ALLAH, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.
Yoh 3:16 : Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan ANAKNYA YANG TUNGGAL, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Yoh 3:18 : Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama ANAK TUNGGAL ALLAH.
1 Yoh 4:9 : Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus ANAKNYA YANG TUNGGAL ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya.
Coba anda jawab ayat2 di atas.
Jelas kata "anak Allah" yang dikenakan kepada manusia artinya tidak sama dengan yang dikenakan pada Yesus. Yesus adalah anak Allah yang sejati (mempunyai hakikat yang sama dengan BapaNya) dan karenanya Ia adalah Allah juga. Sedangkan manusia yang lain lahir dalam dosa disebut anak iblis.
Yoh 8:44 - Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu..."
Pada saat mereka percaya kepada Yesus barulah disebut anak-anak Allah.
Yoh 1:12 : Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya.
Jadi semua manusia yang disebut sebagai anak Allah sebenarnya adalah anak hasil adopsi.
Gal 4:5 - Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita DITERIMA MENJADI ANAK.
Nah karena Yesus adalah Anak Allah yang sejati maka Ia mempunyai kesamaan hakikat dengan Allah dan karenanya Dia adalah Allah sedangkan manusia adalah anak hasil adopsi maka tidak menunjukkan kesamaan hakikat dengan Allah. Jadi manusia bukan Allah. Jelas bukan?
Atau anda masih belum paham juga? Ooo…….w !!!
Jacko : 8. Tentang doa Yesus di Getsemani
Benarkan setelah itu Yesus menceritakan isi doanya kepada murid-muridnya?
Apakah Jawaban Bapak ini sudah sesuai dengan konsep Alkitab atau hanya kesimpulan Bapak saja? (Kayaknya Bapak mulai ragu?).
Tanggapan Esra : Kalau bukan Yesus yang menceritakan, lalu siapa? Setan? Hantu? Murid2 bukan mahatahu kan? Jadi secara logika saja harus ada yang memberitahunya kan? Lalu siapa yang beritahu? Tentu Yesus. Siapa lagi? Sory ya, gak ragu sama sekali!!!
Kesimpulan Jacko : Cerita tentang Doa Yesus di Pegunungan Getsemani sangat di ragukan karena Penulis telah menulis sesuatu yang tidak pernah dilihat dan tidak pernah didengarkannya dan pada saat itu Yesus tidak sedang mengajarkan cara berdoa.
Tanggapan : Saya sudah jawab di atas. Bisa buktikan bahwa Yesus tidak menceritakannya pada murid2? Tidak bisa juga kan? Jadi kesimpulannya disimpan dulu mas. Gak berlaku!!!
Jacko : Bapak Saya tunggu ya tanggapannya...?
Tanggapan Esra : Sudah saya tanggapi semua sampai detail2nya. Tolong tangapinya jangan terlalu lama. Malas kalau terlalu lama. Dan tanggapannya yang detail. Jangan sengaja diloncati bagian2 yang tak bisa dijawab. Lalu baca baik2 kata2 saya dan jangan diputarbalikkan seperti di atas.
Esra
Saya gemas melihat kebodohan komentar yang ditampilkan dalam komentar ini. Karena waktu saya terbatas, saya hanya komentari beberapa saja.
Jacko : Terima kasih akhirnya Bapak mau mengakui kalo “Yesus memang tidak pernah mengatakan bahwa dirinya adalah Allah” jadi jelaslah sudah bahwa kesimpulannya Yesus bukan Allah. :-)
Ini adalah argument khas Islam yang sangat bodoh. Fakta bahwa Yesus tidak pernah mengatakan secara eksplisit bahwa dia adalah Tuhan tidakmengharuskan kita untuk menyimpulkan bahwa Yesus bukan Tuhan. Kalau ada orang yang berpandangan demikian, yaa kalau dia manusia berarti dia tidak atau belum paham logika. Kalau andaikata dia manusia dan paham logika, maka dia sengaja membual dengan harapan ada orang lain yang tidak punya pengetahuan yang tertarik untuk mengikuti kebodohannya. Kalau dia bukan manusia yaa.. itu pasti setan.
Mungkin sebentar lagi si Jacko akan menyodorkan argumen bodoh dari Khalid Yasin yang kira-kira demikian: kalau Yesus memang Allah, mengapa pada saat Dia mengajarkan Doa Bapak Kami, Dia tidak mengatakan “Bapa Ku”? Kalau memang Yesus Tuhan mengapa pada saat mengajarkan Doa Bapak Kami, Dia tidak mengatakan “Dikuduskanlah nama Kita”? dll.
Semoga si Jacko tidak terjatuh se dalam itu.
Jacko : Sedangkan ayat-ayat yang Bapak tunjukkan yang menurut Bapak pada masa Pra Inkarnasi adalah ayat-ayat yang isinya hanyalah kata-kata, statement, pendapat dan kesimpulan dari penulis yang tidak berdasar. Contoh : Yoh 1:1, Fil 2:2-11, Ibrani 1:5-14.
Asumsi dari pernyataan ini adalah bahwa tidak ada pewahyuan sehingga penulis-penulis ini hanya menulis buah pikirannya sendiri. Kalau anda teis, maka anda tidak pantas menggunakan argumen ini karena argument seperti ini hanya pantas digunakan oleh kaum ateis.
Jacko : Jadi kesimpulannya bahwa yang menyatakan Yesus sebagai Tuhan adalah si penulis injil tanpa ada dasarnya sedangkan Yesus sendiri tidak pernah menyatakan diri sebagai Allah.
Karena ini masih merupakan buah dari asumsi yang saya angkat di atas, silahkan justifikasi asumsimu
Pak Esra, ada lagi nih yang pingin saya tanggapi. :)
Jacko : Bukannya saya tidak percaya pada kata-kata Rasul atau penulis Injil tapi saya tentu saja lebih percaya pada kata-kata Yesus.
Ini adalah salah satu komentar paling bodoh yang saya pernah lihat dikatakan. Ini jelas membuktikan bahwa Jacko ini tidak pernah belajar tentang struktur pandangan dunia. Pandangan-pandangan yang basic tidak begitu saja dapat ditinggalkan apapun bukti yang dikemukakan. Andaikatapun misalnya ada kata-kata Yesus yang dikutip dalam Injil, maka pasti dia akan mencari alasan lain seberapapun bodohnya alasan itu.
Kita sudah lihat bukti akan hal ini di sini. Kalau kamu terlalu bita untuk mengidentifikasinya, maka saya akan dengan senang hati menunjukkannya.
Tanggapan Esra : Sudah berapa kali saya tegaskan dan jelaskan bahwa ayat2 seperti itu harus dimengerti dalam konteks inkarnasi? Anda buta atau sengaja membutakan diri? Silahkan baca kembali tanggapan2 saya sebelumnya. Malas menjelaskan berulang2.
Pak Esra, saya rasa ini hanya membuktikan bahwa pada saat diperhadapkan dengan kebenaran, maka orang tidak percaya akan lari terbirit-birit dan mencari tempat perlindungan walaupun yang mereka anggap tempat perlindungan itu sebenarnya hanya sepotong kotoran kerbau kering. :)
Jacko: Bukannya saya tidak percaya pada kata-kata Rasul atau penulis Injil tapi saya tentu saja lebih percaya pada kata-kata Yesus.
Ini omong kosong! Kalaupun nanti ditunjukkan bahwa Yesus pernah mengatakan bahwa Dia adalah YAHWEH, maka saya yakin bahwa si Jacko akan berkata: Ooo itu pasti hasil tambahan dari orang Kristen.
Tunjukkan kalau saya salah Jacko! Saya tunggu tanggapan kamu!
Tanggapan Esra: Ya memang terlalu lama. Apa masih berguru? Coba kali berikut agak lebih cepat.
Pak Esra, mungkin dia tidak akan muncul sebelum bulan September!
Saya sarankan untuk Jacko supaya bisa "mengalahkan" apologis Kristen yang belajar:
1. Belajar teologi Kristen dari Kristen yang masih setia bukan teolog liberal atau kultus-kultus seperti Saksi Yehova, dll.
2. Belajar Logika secara lebih mendalam
3. Hindari apologis Islam seperti Zakir Naik, Ahmed Deedat, dan sejenisnya. Coba kamu baca tulisan-tulisan Bassam Zawadi. Dia adalah Islam yang lebih bersedia belajar tentang teologi Kristen dibanding orang Islam lain.
Itu hanya saran saya!
Syaloom Pak Pdt.
Sebelum membahas tanggapan Bapak, ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan :
1. Kalo boleh kasih saran Bapak sebaiknya jangan terlalu bermain dengan kata-kata karena dalam menafsirkan ayat Alkitab yang paling penting adalah makna dari ayat tersebut. Kata boleh sama tapi makna belum tentu sama.
2. Tentang kesalahan pengutipan adalah hal yang wajar asalkan tidak mengurangi makna. Bapak sendiri dalam tangapannya banyak salah pengetikan kata tapi saya dapat mengerti karena tidak mengurangi maknanya. Jadi tidak perlu dipermasalahkan.
3. Kepada Mas Paijo, biasanya seseorang kalo ingin menutupi kebodohan atau ketidakmampuannya selalu dilakukan dengan marah2 atau berlagak sok pintar. Sama seperti yang sedang dilakukan oleh mas Paijo udah bodoh tapi sok ngomentari tapi tetap aja kelihatan bodohnya. He..he.. Peace Ok. Salam damai dalam nama Yesus yang hanyalah seoarang Nabi dan Utusan Allah.
Ok. Sekarang kita masuk ke pokok bahasan. Kali ini saya mulai dengan Membantah Doktrin Kristologi. Semoga dapat dimengerti.:-).
Yesus pada masa Pra Inkarnasi
Pada masa ini adalah masa sebelum kedatangan Yesus ke dunia. Namun oleh Alkitab sudah memperlihatkan Yesus sebagai Allah atau setara dengan Allah (Yoh 1:1, Fil 2:5-6, Yes 9:5, Roma 9:5). Dan oleh Bapak Pdt. Esra Soru yang sangat di kagumi oleh mas Paijo, dikatakan bahwa ayat diatas merupakan kesaksian ditulis oleh rasul dibawah inspirasi Roh Kudus (2 Tim 3:16) dan karenanya tulisan itu adalah Firman Allah maka harus dipercaya.
Tentu saja ini menjadi tidak mungkin karena kita tahu bahwa seharusnya para rasul menulis firman Allah berdasarkan apa yang disampaikan melalui Yesus. Jadi bagaimana mungkin Yesus belum datang untuk menyampaikan firman Allah tetapi para rasul sudah menulis firman? dan yang lebih aneh lagi firman Allah yang di tunjukkan oleh Alkitab pada masa ini bukan bersumber dari Yesus karena Yesus tidak pernah mengatakan firman Allah seperti pada ayat Yoh 1:1, Fil 2:5-6, Yes 9:5, Roma 9:5.
Firman Allah tidak bisa ditulis hanya berdasarkan inspirasi tetapi harus berdasarkan apa yang di dengar dan di dilihat. Yesus sendiri sebagai manusia yang diutus untuk menyampaikan firman Allah mengatakan bahwa Ia dalam menyampaikan firman Allah berdasarkan apa yang Ia lihat dan Ia dengar.
Jadi tidak salah kalo saya berkata bahwa ayat Yoh 1:1, Fil 2:5-6, Yes 9:5, Roma 9:5 adalah sekedar kesimpulan penulis yang tidak berdasar (bukan firman) dan oleh karenanya kesimpulan ini tidak dapat dipercaya karena Yesus tidak pernah mengatakan kalau Dia adalah Allah jadi jelas Yesus bukan Allah. (Bapak bingung?)
Jika seandainya Yesus tidak pernah mengatakan siapa dirinya mungkin tidak salah kalo kita berkesimpulan Yesus adalah Allah (dilihat dari pekerjaan yang dilakukannya). Jika Yesus mengatakan Aku adalah Allah maka jelas kita wajib mengakui kalo dia adalah Allah. Namun jika Yesus tidak pernah mengatakan kalo dia adalah Allah tetapi mengatakan Aku adalah Utusan Allah maka jelas kita harus mengakui kalo dia adalah utusan Allah dan bukan Allah. (Bapak masih bingung?)
Dari sini saya ingin memberikan pilihan kepada Bapak, masuk akal manakah :
1. kesimpulan rasul yang mengatakan Yesus adalah Allah sedangkan Yesus tidak pernah berkata Aku adalah Allah tapi Yesus berkata Aku adalah utusan Allah. atau
2. kesimpulan Jacko yang mengatakan Yesus bukan Allah karena memang Yesus tidak pernah berkata Aku adalah Allah tapi Yesus berkata Aku adalah utusan Allah.
(orang waras pasti akan memilih poin ke 2):)
Yesus pada masa Inkarnasi
Pada masa ini adalah masa kedatangan Yesus ke dunia untuk menyampaikan firman Allah. Menurut Bapak Pdt. Esra Soru yang sangat di kagumi oleh mas Paijo dikatakan bahwa jika kita mensurvey semua ayat maka kita akan menemukan 2 kelompok ayat :
(1) Ayat2 yang menunjukkan bahwa Yesus lebih rendah dari Bapa.
(2) Ayat2 yang menunjukkan bahwa Yesus setara dengan Bapa.
Sebenarnya tidak ada ayat yang menunjukkan bahwa Yesus setara dengan Bapa. Ayat2 yang Bapak kutip seperti melihat, membenci dan menghormati Anak sama seperti melihat, membenci dan menghormati Allah, Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku (Yoh 5:23, Yoh 14:9, Yoh 14:11) adalah ayat2 yang mengandung makna bahwa yesus ingin meyakinkan orang bahwa Ia adalah utusan Allah yang harus dipercaya.
Sama halnya dengan Musa bahwa jika orang percaya kepada Musa sama seperti percaya kepada Allah, siapa menghormati Musa sama seperti menghormati Allah dan siapa yang membenci Musa sama seperti membenci Allah karena Musa adalah utusan Allah yang ditugaskan menyampaikan Firman Allah sama seperti / persis seperti Yesus yang adalah utusan Allah dalam menyampaikan Firman Allah.
Jadi bukan berarti Yesus adalah Allah (Bapak Paham?).
Tentang kesatuan Hakikat yang Bapak tafsirkan dari ayat Yoh 10:30 sebenarnya tidak berdasar karena Yesus dan Allah tidak mempunyai kesamaan hakikat. Buktinya Allah Mahatahu sedangkan Yesus Tidak Tahu. Memang maha tahu adalah sifat tetapi itu juga merupakan Hakikat. Jika Allah adalah Mahatahu, Maha mendengar, Maha Melihat karena pada hakikatnya Allah adalah Maha atas segalanya dan sempurna. Sedangkan sifat manusia yang tidak tahu, merasa takut, merasa lapar dan haus, bergantung kepada Allah adalah karena pada Hakekatnya manusia tidak pernah sempurna dan memang harus seperti itu.
Jadi kalo Yesus tidak tahu, merasa lapar dan haus dan bergantung kepada Allah itu karena Yesus adalah manusia yang tidak sempurna dan bukan karena Yesus sedang menyembunyikan keilahiannya atau pura2 merendahkan diri. Yesus tidak ada alasan menyembunykan keilahiannya atau berpura2 merendahkan diri karena firman Allah tidak bisa di sembunyikan atau ditutup2i. Jadi jelaslah bahwa Yesus adalah 100% Manusia dan 100% bukan Allah.
(Jika Bapak tidak sepaham dengan saya berarti Bapak harus bisa menjelaskan membuktikan seperti apa kesatuan Hakikat yang dimiliki Yesus dan Allah?)
Dari sini saya ingin memberikan tanggapan atas tanggapan Bapak.
1. Aku dan Bapa adalah satu (Yoh 10:30)
Jika saya menafsirkan sebagai kesatuan pribadi karena ada beberapa orang yang seperti Bapak yang pernah mengatakan seperti itu. Jika ternyata menurut Bapak yang dimaksud “satu” adalah kesatuan Hakikat ya tidak jadi masalah. Saya tidak pernah merasa argumen saya hancur karena saya hanya mencoba mengikuti kemana arah pikiran Bapak. ;)
Jika Bapak menafsirkan “satu” sebagai kesatuan hakikat tentu bapak bisa membuktikannya dan saya sudah membuktikan kalo Yesus dan Allah tidak memiliki kesatuan hakikat.
2. Aku adalah guru dan Tuhan (Yoh 13:13)
Jikalau penafsiran kata Lord dibedakan hanya karena Yesus di sebut Allah sedangkan yang lain tidak maka jelas ini salah karena sejak awal penyebutan Yesus sebagai Allah sudah salah karena sejak kelahiran sampai kebangkitan Yesus tidak pernah menyatakan dirinya sebagai Allah.(kayaknya Bapak harus memahami makna kata Allah dan Tuhan dalam Alkitab seperti yang ditulis oleh Frans Donald beberapa hari yang lalu di Timex)
3. Ya Tuhanku dan Allahku (Yoh 20:28)
Dari tanggapan Bapak yang lalu terlihat jelas kalo Bapak memang benar2 monoton, lugu dan polos. Makanya saya katakan jangan terlalu bermain dengan kata-kata tetapi yang utama adalah maknanya. Saya ingin mengembangkan ilustrasi saya biar Bapak lebih paham.
Setelah si pesulap / mentalis itu berhasil menunjukkan aksinya lalu Ia bertanya kepada penonton “Bagaimana?” lalu penonton itu menjawab dan berkata pada si pesulap “wow my god, that is amazing” (wow ya Tuhan itu sangat menakjubkan).
Kalimat menjawab dan berkata disitu tidak dapat mengubah makna ekspresi takjub dari si penonton. Sama halnya dengan jawaban dan perkataan Thomas kepada Yesus tidak dapat mengubah makna ekspresi takjub dari Thomas.
(Bagaimana Pak Pdt..? saya yakin imajinasi Bapak tidak serendah seperti yang sedang saya pikirkan)
Pada saat seseorang mengucapkan kata “Ya Tuhan dan Allahku” dalam konteks takjub melihat kebesaran Allah tidak dapat diparalelkan dengan pada saat Ia mengucap dan atau berkata “Ya Tuhan dan Allahku” ketika berdoa. Karena walaupun ucapannya sama tapi maknanya berbeda.
(masa’ kayak gini aja harus di jelaskan..?)
4. Barang siapa telah melihat Aku ia telah melihat Bapa (Yoh 14:9)
Sudah saya katakan kalo ayat ini diartikan Yesus sama dengan Allah maka akan bertentangan dengan ayat Yoh 5:37 yang menjelaskan bahwa Allah tidak bisa dilihat. Namum Bapak membantah dengan mengatakan Yoh 14:9 adalah kata2 ditujukan kepada murid2 yang mengenal Yesus sedangkan Yoh 5:37 diucapkan untuk orang-orang Yahudi yang tidak percaya dan mengenal Yesus (tidak terbalik lagi kan pak? :).
Sebenarnya Bapak telah salah memaknai ayat Yoh 5:37. Karena ayat ini mempunyai makna yang masing2 berdiri sendiri dan tidak bisa di gabung maknanya dengan Yoh 5:38.
Yoh 5:37 jelas mengandung makna bahwa Allah benar2 tidak bisa dilihat sedangkan Yoh 5:38 mengandung makna bawa Firman Allah tidak akan pernah bisa di terima oleh orang2 Yahudi karena mereka tidak percaya bahwa Yesus adalah utusan Allah.
Saya ulangi Ilustrasi saya
(Ibarat 2 ayat yang berurutan) saya berkata :
1. ‘A’ kamu kesini
2. dan ‘B’ kamu ke sini dengan membawa ember.
Kedua ayat ilustrasi diatas mempunyai makna yang berbeda dan masing2 berdiri sendiri.
Yang pertama A diperintahkan datang tanpa membawa ember dan yang kedua B diperintahkan datang dengan membawa ember.
Kita tidak boleh menggabungkan 2 (dua) makna ayat ilustrasi di atas dengan mengatakan A dan B di perintahkan datang membawa ember karena maknanya berbeda dan berdiri sendiri. (sudah jelas belum…?)
5. Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku (Yoh 14:11)
Ketika saya bandingkan ayat ini dengan ayat Yoh 17:23 Bapak membantahnya dengan alasan Yesus dan Allah mempunyai kesamaan Hakikat.
Sudah saya buktikan bahwa tidak ada kesamaan Hakikat antara Yesus dan Allah. Apakah Bapak bisa membuktikan kesamaan hakikat antara Yesus dan Allah?
6. Hai anak-ku dosa mu sudah diampuni (Mark 2:5)
Sudah dijelaskan bahwa “anak manusia” berkuasa mengampuni dosa (Mark 2:10). Secara khusus kata “anak manusia” memang mengacu pada Yesus tapi secara umum berlaku untuk semua manusia. Sama seperti kata “kamu” pada Yoh 20:23 secara khusus mengacu pada murid-murid Yesus tetapi secara umum berlaku untuk semua manusia. Karena kedua ayat tersebut diatas adalah firman Allah.
Jadi jelas semua manusia berkuasa mengampuni dosa tetapi dosa yang di lakukan orang terhadap dirinya sendiri. (benar seperti yang Bapak Ilustrasikan).
Lalu apakah ayat Mark 2:5 menunjukkan bahwa Yesus mengampuni dosa yang dilakukan orang lumpuh kepada Allah? Dan Apakah itu berarti Yesus adalah Allah? Jabawannya tidak.
Yesus berkata kepada orang lumpuh Dosa-mu sudah diampuni karena Yesus melihat ada iman dalam diri orang lumpuh itu. Dan setiap orang yang beriman kepada Allah pasti akan diampuni dosanya. Dan ini adalah janji Allah kepada manusia melalui setiap utusan-Nya. Jadi tidak berarti Yesus bertindak sebagai Allah seperti yang dipikirkan oleh Bapak dan Ahli Taurat.
Ini terlihat dari pertanyaan Yesus yang tertulis dalam Ayat Mark 2:7 kepada Ahli Taurat “Mengapa kamu berpikiran seperti itu dalam hatimu?” hal ini membuktikan bahwa Yesus tidak setuju dengan pemikiran Ahli Taurat yang menganggap Ia menghujat Allah karena bertindak seperti Allah karena Yesus tidak pernah merasa menghujat Allah dan tidak pernah merasa bertindak sebagai Allah. Hal ini telihat dari bantahan Yesus “…sesungguhnya anak manusia berkuasa mengampuni dosa” (Mark 2:10) artinya Yesus ingin mengatakan bahwa manusia pun bisa mengampuni dosa.
Dan untuk menghindari agar Ia tidak dianggap menghujat Allah dan bertindak seperti Allah maka Yesus berkata kepada orang lumpuh itu “Bangunlah, angkat tempat tidurmu dan pulanglah kerumahmu” (Mark 2:11) ayat ini membuktikan bahwa Yesus tidak ingin disangka bertindak seperti Allah.
Saya sangat tidak mengerti karena Bapak dalam menafsirkan ayat kadang-kadang bersumber dari pemikiran Ahli-ahli taurat padahal Ahli-ahli taurat selalu berprasangka buruk terhadap Yesus dan Yesus selalu mengecam ahli-ahli taurat karena pemikiran mereka yang salah terhadap Yesus.
7. Tentang Anak Allah
Bapak sendiri yang mengatakan bahwa Anak Allah = Allah tetapi Bapak sendiri yang mengingkarinya. Jadi kesimpulannya Anak Allah tidak samakan dengan Allah? Lalu apakah penyebutan Anak Allah yang Tunggal berarti Yesus adalah Allah? Dasarnya apa?
Kata Tunggal sebenarnya bisa mempunyai makna yang diutamakan atau yang dikasihi (ini menurut saya pribadi) hal didasarkan pada kesamaan kata pada ayat ibrani 11:17 dimana Ishak di sebut sebagai anak Abraham yang Tunggal. Padahal dalam alkitab mencatat bahwa Ishak bukan satu-satunya anak Abraham. Mungkin maksudnya adalah anak yang paling di kasihi (kalo tidak salah? :).
(Kalo Bapak tidak sependapat dengan saya berarti Bapak harus bisa menjelaskan makna kata Tunggal dalam ayat Ibarani 11:17).
Namun lepas dari semua itu sebutan Anak Tunggal tidak dapat dismpulkan menjadi Allah karena tidak ada dasarnya.
Yoh 3:17 “Sebab Allah mengutus anak-Nya kedalam dunia bukan untuk menghakimi melainkan untuk menyelamatkan oleh Dia”.
Kata anak-Nya dalam ayat diatas mengacu pada kata Anak-Nya yang Tunggal dalam ayat 3:16.
Kata Allah mengutus anak-Nya berarti Anak-Nya yang Tunggal diutus oleh Allah.
Jadi anak-Nya yang tunggal = Utusan Allah dan itu artinya Yesus adalah utusan Allah dan bukan Allah.
(Bagaimana Pak? Saya tunggu tanggapannya)
8. Tentang doa di Getsemani
Dalam hal berdoa Yesus mengatakan “Jika engkau berdoa, masuklah kedalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi” (Mat 6:6).
Makna dari ayat ini adalah jika kita berdoa agar doa kita jangan sampai diketahui orang lain melainkan hanya kita dan Allah yang mengetahuinya.
Secara logika pada saat Yesus selesai berdoa di Getsemani tidak mungkin Ia menceritakan isi doanya kepada murid-muridnya karena doa Yesus itu bukan hal yang harus diceritakan kecuali jika Ia sedang mengajarkan cara berdoa.
Jadi kesimpulannya masih tetap sama bahwa cerita tentang doa Yesus di Getsemani sangat diragukan karena penulis injil telah menulis sesuatu yang tidak pernah didengar dan dilihatnya.
(kesimpulan saya masih tetap berlaku !!!).
Yesus Pasca Inkarnasi
Masa ini adalah masa dimana Yesus bangkit dari kematian. Namun Yesus tetap tidak pernah menyatakan dirinya sebagai Allah karena memang Ia bukan Allah. Yang mengatakan Yesus sebagai Allah adalah kesaksian penulis yang tidak berdasar karena tidak berasal dari Yesus.
Pertanyaannya bagaimana mungkin firman Allah yang tidak pernah disampaikan oleh Yesus dan hanya merupakan kesimpulan Penulis dapat dikatakan sebagai firman yang harus dipercaya ?
Demikian Bapak Pdt. Esra Soru yang saya hormati. Semoga dapat dimengerti dan saya harap Bapak dalam menjelaskan firman Allah bisa lebih sabar tidak seperti pengagum Bapak yang sok pintar. :)
Saya tunggu ya tanggapannya…
salam damai dalam nama Yesus yang hanyalah seorang Nabi dan utusan Allah. :-).
Nb.Ini kiriman saya yang ke-2 karena yang pertama belum ditampilkan. mungkin Bapak lagi sibuk atau kiriman saya yang pertama gagal masuk.
Halo Pak Esra dan teman-teman yang membaca ini, saya sedang terlibat diskusi dengan seorang Islam bengal di http://mustoffa.multiply.com/. Dari komentarnya (kalau apa yang ditulisnya dapat dipercaya) dia tampaknya adalah mantan Kristen
Argumen-argumen yang sangat bodoh dia sajikan di web sitenya dan kelihatan dia tidak bisa berargumen secara logis.
Kalau ada Kristen yang membaca ini (dan teologinya beres) silahkan partisipasi dalam diskusi di situs dimaksud!
Paijo
Terima kasih untuk tanggapannya. Kiriman yang pertama juga masuk tapi saya memang sibuk dan baru sempat buka email hari ini. Harap bersabar menunggu tanggapan saya karena banyak hal yang harus didahulukan. Mudah2an di akhir minggu ini sudah ada tanggapan dari saya.
Esra
Hmmmm ternyata si Jacko kembali lebih cepat daripada yang diperkirakan. Tapi anehnya dia tidak menanggapi argumen saya dan hanya mengatakan bahwa saya mengagumi pak Esra. Well, apa salahnya ya mengagumi? Apakah si Jacko ini tidak mengagumi apologis-apologis Muslim? Mmmm...well....
Jacko, mungkin kamu harus belajar lagi tentang asumsi-asumsi dibalik pertanyaan kamu. Itu yang selama ini kamu tidak pernah belajar kelihatannya.
Eh.. kok tidak aktif lagi di Multiply? Cuma sekali muncul di Multiply saya dan kasih komentar singkat lalu menghilang?
Salam dalam Tuhan Yesus
Jacko, kamu tidak mengemukakan argumen sama sekali dan menganggap pertanyaan yang saya ajukan sebagai upaya untuk menyembunyikan "kebodohan" saya. Well, itu adalah respons yang saya harapkan dari anda dan dari siapapun yang tidak percaya dan konsisten dengan apa yang dipercayainya.
Tapi tolong kemukakan argumen kenapa pertanyaan yang saya tanyakan itu adalah upaya menyembunyikan kebodohan.
Saya tunggu argumen kamu.
TANGGAPAN ESRA UNTUK JACKO :
Jacko : Syaloom Pak Pdt.
Sebelum membahas tanggapan Bapak, ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan :
1. Kalo boleh kasih saran Bapak sebaiknya jangan terlalu bermain dengan kata-kata karena dalam menafsirkan ayat Alkitab yang paling penting adalah makna dari ayat tersebut. Kata boleh sama tapi makna belum tentu sama.
Tanggapan Esra : Bagian mana yang menunjukkan saya bermain kata?
Jacko : 2. Tentang kesalahan pengutipan adalah hal yang wajar asalkan tidak mengurangi makna. Bapak sendiri dalam tangapannya banyak salah pengetikan kata tapi saya dapat mengerti karena tidak mengurangi maknanya. Jadi tidak perlu dipermasalahkan.
Tanggapan Esra : Salah ketik dan membalikkan kata2 itu beda
Jacko : 3. Kepada Mas Paijo, biasanya seseorang kalo ingin menutupi kebodohan atau ketidakmampuannya selalu dilakukan dengan marah2 atau berlagak sok pintar. Sama seperti yang sedang dilakukan oleh mas Paijo udah bodoh tapi sok ngomentari tapi tetap aja kelihatan bodohnya. He..he.. Peace Ok. Salam damai dalam nama Yesus yang hanyalah seoarang Nabi dan Utusan Allah.
Ok. Sekarang kita masuk ke pokok bahasan. Kali ini saya mulai dengan Membantah Doktrin Kristologi. Semoga dapat dimengerti.
Yesus pada masa Pra Inkarnasi
Pada masa ini adalah masa sebelum kedatangan Yesus ke dunia. Namun oleh Alkitab sudah memperlihatkan Yesus sebagai Allah atau setara dengan Allah (Yoh 1:1, Fil 2:5-6, Yes 9:5, Roma 9:5). Dan oleh Bapak Pdt. Esra Soru yang sangat di kagumi oleh mas Paijo, dikatakan bahwa ayat diatas merupakan kesaksian ditulis oleh rasul dibawah inspirasi Roh Kudus (2 Tim 3:16) dan karenanya tulisan itu adalah Firman Allah maka harus dipercaya.
Tentu saja ini menjadi tidak mungkin atau tidak masuk akal karena kita tahu bahwa seharusnya para rasul menulis firman Allah berdasarkan apa yang disampaikan melalui Yesus.
Tanggapan Esra : Anda buat aturan ini darimana? Atas dasar apa?
Jacko : Jadi bagaimana mungkin Yesus belum datang untuk menyampaikan firman Allah tetapi para rasul sudah menulis firman?
Tanggapan Esra : Siapa bilang para rasul menulis sebelum Yesus datang? Injil Yohanes, surat Filipi, surat Roma ditulis bahkan setelah Yesus naik ke surga. Kecuali Yes 9:5 memang itu Perjanjian Lama dan sifatnya adalah nubuatan/ramalan kea rah depan.
Jacko : dan yang lebih aneh lagi firman Allah yang di tunjukkan oleh Alkitab pada masa ini bukan bersumber dari Yesus karena Yesus tidak pernah mengatakan firman Allah seperti pada ayat Yoh 1:1, Fil 2:5-6, Yes 9:5, Roma 9:5.
Tanggapan Esra : Saya sudah katakan berkali-kali bahwa pengakuan akan keilahian Yesus bukan hanya didasarkan pada klaim Yesus tapi juga pernyataan murid2 yang dekat denganNya yang pernah hidup bersama Dia dan tentu sesuai 2 Tim 3:16 mereka diinspirasikan oleh Roh Kudus. Saya sudah katakan berkali-kali, lebih masuk akal percaya para rasul daripada percaya kata2 anda. Anda hidup 2000an tahun setelah Yesus bahkan setelah para rasul dan kata2 anda sama sekali tidak diinspirasikan Roh Kudus.
Jacko : Firman Allah tidak bisa ditulis hanya berdasarkan inspirasi tetapi harus berdasarkan apa yang di dengar dan di dilihat.
Tanggapan Esra : Itu kan teori dan pendapat anda! Siapa yang kasih aturan seperti itu? Nabi2 menubuatkan tentang Yesus hanya berdasarkan inspirasi. Mereka bahkan tak melihat Yesus sama sekali. Meskipun demikian saya ingin anda abaca beberapa ayat ini :
1 Yoh 1:1-3 : (1) Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup--itulah yang kami tuliskan kepada kamu (2) Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami (3) Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus
Yohanes dengan jelas mengatakan bahwa yang mereka tuliskan adalah apa yang telah mereka dengar, lihat dan raba. Bagaimana pendapat anda?
Jacko : Yesus sendiri sebagai manusia yang diutus untuk menyampaikan firman Allah mengatakan bahwa Ia dalam menyampaikan firman Allah berdasarkan apa yang Ia lihat dan Ia dengar.
Tanggapan Esra : Di mana ayatnya? Tulis yang jelas!
Jacko : Jadi tidak salah kalo saya berkata bahwa ayat Yoh 1:1, Fil 2:5-6, Yes 9:5, Roma 9:5 adalah sekedar kesimpulan penulis yang tidak berdasar (bukan firman) dan oleh karenanya kesimpulan ini tidak dapat dipercaya karena Yesus tidak pernah mengatakan kalau Dia adalah Allah jadi jelas Yesus bukan Allah. (Bapak bingung?)
Tanggapan Esra : Jelas salah. Sudah saya jawab di atas. Saya bingung? Ya! Bingung melihat kebodohan anda!
Jacko : Jika seandainya Yesus tidak pernah mengatakan siapa dirinya mungkin tidak salah kalo kita berkesimpulan Yesus adalah Allah (dilihat dari pekerjaan yang dilakukannya). Jika Yesus mengatakan Aku adalah Allah maka jelas kita wajib mengakui kalo dia adalah Allah. Namun jika Yesus tidak pernah mengatakan kalo dia adalah Allah tetapi mengatakan Aku adalah Utusan Allah maka jelas kita harus mengakui kalo dia adalah utusan Allah dan bukan Allah. (Bapak masih bingung?)
Tanggapan Esra : Yesus tidak mengatakan bahwa Dia Allah. Yesus mengatakan bahwa Dia utusan Allah. Tapi Dia tidak mengatakan bahwa Dia bukan Allah bukan? Jadi seandainya Yesus mengatakan bahwa Dia bukan Allah maka kita wajib mengakui bahwa Dia bukan Allah. Tapi Dia tak pernah lakukan itu.
Jacko : Dari sini saya ingin memberikan pilihan kepada Bapak, masuk akal manakah :
1. kesimpulan rasul yang mengatakan Yesus adalah Allah sedangkan Yesus tidak pernah berkata Aku adalah Allah tapi Yesus berkata Aku adalah utusan Allah. atau
2. kesimpulan Jacko yang mengatakan Yesus bukan Allah karena memang Yesus tidak pernah berkata Aku adalah Allah tapi Yesus berkata Aku adalah utusan Allah.
(orang waras pasti akan memilih poin ke 2. :)
Tanggapan Esra : Kalau pilih yang kedua, itu masih kurang waras. Kalau Yesus tidak mengatakan bahwa Dia Allah belum tentu Ia bukan Allah. Tapi kalau Yesus mengatakan bahwa Ia bukan Allah tentu Ia bukan Allah. Maslaahnya Yesus tidak pernah mengatakan bahwa Ia bukan Allah jadi menyimpulkan dengan pasti bahwa Yesus bukan Allah berarti kurang waras.
Jacko : Yesus pada masa Inkarnasi
Pada masa ini adalah masa kedatangan Yesus ke dunia untuk menyampaikan firman Allah. Menurut Bapak Pdt. Esra Soru yang sangat di kagumi oleh mas Paijo dikatakan bahwa jika kita mensurvey semua ayat maka kita akan menemukan 2 kelompok ayat :
(1) Ayat2 yang menunjukkan bahwa Yesus lebih rendah dari Bapa.
(2) Ayat2 yang menunjukkan bahwa Yesus setara dengan Bapa.
Sebenarnya tidak ada ayat yang menunjukkan bahwa Yesus setara dengan Bapa. Ayat2 yang Bapak kutip seperti melihat, membenci dan menghormati Anak sama seperti melihat, membenci dan menghormati Allah, Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku (Yoh 5:23, Yoh 14:9, Yoh 14:11) adalah ayat2 yang mengandung makna bahwa yesus ingin meyakinkan orang bahwa Ia adalah utusan Allah yang harus dipercaya.
Sama halnya dengan Musa bahwa jika orang percaya kepada Musa sama seperti percaya kepada Allah, siapa menghormati Musa sama seperti menghormati Allah dan siapa yang membenci Musa sama seperti membenci Allah karena Musa adalah utusan Allah yang ditugaskan menyampaikan Firman Allah sama seperti / persis seperti Yesus yang adalah utusan Allah dalam menyampaikan Firman Allah.
Jadi bukan berarti Yesus adalah Allah (Bapak Paham?).
Tanggapan Esra : Ya saya paham sekali dengan pikiran anda yang terlalu sempit. Menyimpulkan bahwa Yesus setara dengan Allah tidak hanya dengan ayat2 di atas.
Fil 2:5-6 : (5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, (6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahanka…”
Jelas dikatakan Yesus setara dengan Allah. Selain itu Yesus mengampuni dosa. Itu pekerjaan Allah. Musa tidak kan? Yesus mencipta alam semesta yang adalah pekerjaan Allah (Yoh 1:3, Ibr 1:2). Musa tidak kan? Yesus menopang alam semesta (Ibr 1:3). Musa tidak kan? Yesus kekal. (Yoh 8:58) Musa tidak kan? Dan masih banyak hal lain lagi.
Jacko : Tentang kesatuan Hakikat yang Bapak tafsirkan dari ayat Yoh 10:30 sebenarnya tidak berdasar karena Yesus dan Allah tidak mempunyai kesamaan hakikat. Buktinya Allah Mahatahu sedangkan Yesus Tidak Tahu. Memang maha tahu adalah sifat tetapi itu juga merupakan Hakikat. Jika Allah adalah Mahatahu, Maha mendengar, Maha Melihat karena pada hakikatnya Allah adalah Maha atas segalanya dan sempurna. Sedangkan sifat manusia yang tidak tahu, merasa takut, merasa lapar dan haus, bergantung kepada Allah adalah karena pada Hakekatnya manusia tidak pernah sempurna dan memang harus seperti itu.
Tanggapan Esra : Jujur, saya belum pernah menddengar pandnagan yang lebih lucu dan bodoh dari kata2 di atas yang mengatakan mahatahu adalah sifat sekaligus hakikat. Lebih baik anda buka kamus dan pahami makna kata ‘hakikat’ supaya tidak ngomong ngawur seperti di atas.
Jacko : Jadi kalo Yesus tidak tahu, merasa lapar dan haus dan bergantung kepada Allah itu karena Yesus adalah manusia yang tidak sempurna dan bukan karena Yesus sedang menyembunyikan keilahiannya atau pura2 merendahkan diri. Yesus tidak ada alasan menyembunykan keilahiannya atau berpura2 merendahkan diri karena firman Allah tidak bisa di sembunyikan atau ditutup2i.
Tanggapan Esra : Yesus mau menebus manusia yang berdosa. Maka Ia mau menjadi manusia. Menjadi manusia saja sudah bentuk perendahan diri (Fil 2:5dst). Jadi mengapa Ia merendahkan diri? Ya demi misi penyelamatannya. Dia datang untuk mati. Jika Dia tetap mempergunakan segala kuasa keilahianNya, tidak ada yang akan berani membunuh Dia.
Jacko : Jadi jelaslah bahwa Yesus adalah 100% Manusia dan 100% bukan Allah.
(Jika Bapak tidak sepaham dengan saya berarti Bapak harus bisa menjelaskan membuktikan seperti apa kesatuan Hakikat yang dimiliki Yesus dan Allah?)
Tanggapan Esra : Anda buka kamus saja dan pelajari arti kata ‘hakikat’ dulu. Kalau makna kata hakikat saja anda tak paham, mustahil pahami masalah kesatuan hakihat Yesus dan Allah.
Jacko : Dari sini saya ingin memberikan tanggapan atas tanggapan Bapak.
1. Aku dan Bapa adalah satu (Yoh 10:30)
Jika saya menafsirkan sebagai kesatuan pribadi karena ada beberapa orang yang seperti Bapak yang pernah mengatakan seperti itu. Jika ternyata menurut Bapak yang dimaksud “satu” adalah kesatuan Hakikat ya tidak jadi masalah. Saya tidak pernah merasa argumen saya hancur karena saya hanya mencoba mengikuti kemana arah pikiran Bapak.
Tanggapan Esra : Terserah anda mau rasa hancur atau tidak.
Jacko : Jika Bapak menafsirkan “satu” sebagai kesatuan hakikat tentu bapak bisa membuktikannya dan saya sudah membuktikan kalo Yesus dan Allah tidak memiliki kesatuan hakikat.
Tanggapan Esra : Dan saya sudah bantah juga di atas.
Jacko : 2. Aku adalah guru dan Tuhan (Yoh 13:13)
Jikalau penafsiran kata Lord dibedakan hanya karena Yesus di sebut Allah sedangkan yang lain tidak maka jelas ini salah karena sejak awal penyebutan Yesus sebagai Allah sudah salah karena sejak kelahiran sampai kebangkitan Yesus tidak pernah menyatakan dirinya sebagai Allah (kayaknya Bapak perlu memahami tulisan Frans Donald tentang makna Penyebutan Allah dan Tuhan di Timex yang baru lewat).
Tanggapan Esra : Karena anda tidak percaya kata2 Rasul sedangkan saya percaya. Tulisan Frans Donald sudah saya tanggapi di Koran Timex kan? Sudah baca?
Jacko : 3. Ya Tuhanku dan Allahku (Yoh 20:28)
Dari tanggapan Bapak yang lalu terlihat jelas kalo Bapak memang benar2 monoton, lugu dan polos. Makanya saya katakan jangan terlalu bermain dengan kata-kata tetapi yang utama adalah maknanya. Saya ingin mengembangkan ilustrasi saya biar Bapak lebih paham.
Tanggapan Esra : Saya hanya tanggapi apa adanya sesuai dengan yang anda tulis. Kalau mau kembangkan ya itu masalah baru kan? Masa anda menilai saya dengan apa yang belum anda kembangkan?
Jacko : Setelah si pesulap / mentalis itu berhasil menunjukkan aksinya lalu Ia bertanya kepada penonton “Bagaimana?” lalu penonton itu menjawab dan berkata pada si pesulap “wow my god, that is amazing” (wow ya Tuhan itu sangat menakjubkan).
Kalimat menjawab dan berkata disitu tidak dapat mengubah makna ekspresi takjub dari si penonton. Sama halnya dengan jawaban dan perkataan Thomas kepada Yesus tidak dapat mengubah makna ekspresi takjub dari Thomas.
(Bagaimana Pak Pdt..? saya yakin imajinasi Bapak tidak serendah seperti yang sedang saya pikirkan)
Tanggapan Esra : (1) Anda boleh saja kembangkan seperti itu tetapi mengingat kalimat selanjutnya dari Yesus bahwa kamu melihat dan menjadi percaya, berbahagialah orang yang tidak melihat namun percaya dapat dipastiklan bahwa Yesus tidak menafsir kata-kata Tomas itu sebagai sebuah ungkapan kekaguman belaka melainkan sebuah pernyataan iman. (2)Bukanlah saya memberikan 3 argumentasi untuk bagian ini? Mengapa tidak jawab semua? Lupa? Atau pura-pura lupa? Saya ulangi jawaban saya yang belum ditanggapi : Selain itu apa yang dikatakan FD dan Saksi Yehuwa ini menjadi lebih tidak mungkin jika dikaitkan dengan konteks orang Yahudi yang sangat menghargai nama Allah. A.H. Strong mengatakan bahwa kebiasaan seperti itu tidak ada dalam kalangan Yahudi, karena adanya larangan untuk menggunakan nama Allah dengan sembarangan / sia-sia (Systematic Theology, hal. 306). Jadi kata-kata Tomas harus dimengerti dalam konteks orang Yahudi seperti yang digambarkan Strong dan bukan dalam konteks orang Indonesia pada masa kini. Apa yang dikatakan FD membuktikan bahwa ia sama sekali tidak paham makna ayat tersebut".
Jacko : Pada saat seseorang mengucapkan kata “Ya Tuhan dan Allahku” dalam konteks takjub melihat kebesaran Allah tidak dapat diparalelkan dengan pada saat Ia mengucap dan atau berkata “Ya Tuhan dan Allahku” ketika berdoa. Karena walaupun ucapannya sama tapi maknanya berbeda.
(masa’ kayak gini aja harus di jelaskan..?)
Tanggapan Esra : He…he… anda yang menunjukkan cara berlogika yang payah. Bukankah kita sementara mau membuktikan perkataan Tomas itu memang pernyataan iman atau hanya ungkapan takjub? Jadi itu masih diperdebatkan. Lalu bagaimana anda dengan pasti sudah bisa mengatakan bahwa ungkapan takjub tidak bias diparalelkan dengan doa? Pastikan dulu bahwa itu adlaah kalimat takjub saja baru katakana kalimat ngawue di atas.
Jacko : 4. Barang siapa telah melihat Aku ia telah melihat Bapa (Yoh 14:9)
Sudah saya katakan kalo ayat ini diartikan Yesus sama dengan Allah maka akan bertentangan dengan ayat Yoh 5:37 yang menjelaskan bahwa Allah tidak bisa dilihat. Namum Bapak membantah dengan mengatakan Yoh 14:9 adalah kata2 ditujukan kepada murid2 yang mengenal Yesus sedangkan Yoh 5:37 diucapkan untuk orang-orang Yahudi yang tidak percaya dan mengenal Yesus (tidak terbalik lagi kan pak? :).
Tanggapan Esra : Ya tidak terbalik lagi
Jacko : Sebenarnya Bapak telah salah memaknai ayat Yoh 5:37. Karena ayat ini mempunyai makna yang masing2 berdiri sendiri dan tidak bisa di gabung maknanya dengan Yoh 5:38.
Yoh 5:37 jelas mengandung makna bahwa Allah benar2 tidak bisa dilihat sedangkan Yoh 5:38 mengandung makna bawa Firman Allah tidak akan pernah bisa di terima oleh orang2 Yahudi karena mereka tidak percaya bahwa Yesus adalah utusan Allah.
Saya ulangi Ilustrasi saya
(Ibarat 2 ayat yang berurutan) saya berkata :
1. ‘A’ kamu kesini
2. dan ‘B’ kamu ke sini dengan membawa ember.
Kedua ayat ilustrasi diatas mempunyai makna yang berbeda dan berdiri sendiri.
Yang pertama A diperintahkan datang tanpa membawa ember dan yang kedua B diperintahkan datang dengan membawa ember.
Kita tidak boleh menggabungkan 2 (dua) makna ayat ilustrasi di atas dengan mengatakan A dan B di perintahkan datang membawa ember karena maknanya berbeda dan masing2 berdiri sendiri. (sudah jelas belum…?)
Tanggapan Esra : Jelas mas tapi bagaimanapun ayat 37 dan 38 tak bisa dilepaskan secara frontal karena kalimat dalam ayat 38 itu adalah lanjutan dari ayat 37 yang penyebab dijelaskan dalam ayat 38. Kalimat ini dimulai dari ayat 37 : Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat, (38) dan firman-Nya tidak menetap di dalam dirimu, sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya. Frase “sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya” menjelaskan penyebab dari hal-hal yang terjadi sebelumnya. Mengapa kamu tidak pernah mendengar suara-Nya? “sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya”. Mengapa rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat? “sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya”. Mengapa firman-Nya tidak menetap di dalam dirimu?” “sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya”. (sudah jelas belum….?)
Jacko : 5. Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku (Yoh 14:11)
Ketika saya bandingkan ayat ini dengan ayat Yoh 17:23 Bapak membantahnya dengan alasan Yesus dan Allah mempunyai kesamaan Hakikat.
Sudah saya buktikan bahwa tidak ada kesamaan Hakikat antara Yesus dan Allah. Apakah Bapak bisa membuktikan kesamaan hakikat antara Yesus dan Allah?
Tanggapan Esra : Dan bukankah bukti yang anda kemukakan sudah saya bantah? Bahwa Yesus punya hakikat yang sama dengan Bapa juga sudah saya buktikan bahwa dalam banyak bagian Kitab Suci Yesus disebutkan sebagai Allah. Kalau Yesus adalah Allah berarti Ia sama hakikatnya dengan Bapa bukan?
Jacko : 6. Hai anak-ku dosa mu sudah diampuni (Mark 2:5)
Sudah dijelaskan bahwa “anak manusia” berkuasa mengampuni dosa (Mark 2:10). Secara khusus kata “anak manusia” memang mengacu pada Yesus tapi secara umum berlaku untuk semua manusia.
Sama seperti kata “kamu” pada Yoh 20:23 secara khusus mengacu pada murid-murid Yesus tetapi secara umum berlaku untuk semua manusia. Karena kedua ayat tersebut diatas adalah firman Allah.
Tanggapan Esra : Ngawur saja.
Mat 8:20 “ Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya."
Jadi itu berati bahwa semua manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala?
Mat 12:8 : Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."
Jadi semua manusia adalah Tuhan atas harui sabat?
Mat 12:40 : Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam
Jadi semua manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam?
Mat 13:41 : Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya.
Jadi semua manusia akan menyuruh malaikat2 melakukan hal yang sama?
Mat 16:27 : Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.
Jadi semua manusia kan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya?
Mat 16:28 : Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Anak Manusia datang sebagai Raja dalam Kerajaan-Nya."
Jadi semua manusia akan dating sebagai raja?
Luk 19:10 : Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."
Jadi semua manusia akan jadi djuruselamat?
Kalau saya catat semua ayat tentang Anak Manusia lalu ditafsirkan bisa berlaku bagi semua manusia maka anda akan jadi gila.
Jacko : Jadi jelas semua manusia berkuasa mengampuni dosa tetapi dosa yang di lakukan orang terhadap dirinya sendiri. (benar seperti yang Bapak Ilustrasikan).
Lalu apakah ayat Mark 2:5 menunjukkan bahwa Yesus mengampuni dosa yang dilakukan orang lumpuh kepada Allah? Dan Apakah itu berarti Yesus adalah Allah? Jabawannya tidak. Yesus berkata kepada orang lumpuh Dosa-mu sudah diampuni karena Yesus melihat ada iman dalam diri orang lumpuh itu.
Tanggapan Esra : He…he…baca ayatnya baik-baik mas. Mark 2:4-5 : (4) Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring. (5) Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!"
Jelas kata “mereka “ dalam ayat 4 menunjuk kepada 4 orang yang menggotong orang lumpuh itu. Lalu ayat 5 “ketika Yesus melihat iman MEREKA”. Siapa mereka itu? 4 orang yang menggotong si lumpuh itu. Jadi ayat ini secara eksplisit mengatakan bahwa Yesus melihat iman 4 orang itu dan bukan iman si lumpuh. Lalu bagaimana Yesus melihat iman orang lain tapi mengampuni dosa orang lain? He…he…makin kacau saja jalan pikiran anda.
Jacko : Dan setiap orang yang beriman kepada Allah pasti akan diampuni dosanya. Dan ini adalah janji Allah kepada manusia melalui setiap utusan-Nya. Jadi tidak berarti Yesus bertindak sebagai Allah seperti yang dipikirkan Bapak dan Ahli Taurat.
Tanggapan Esra : Tapi kan di atas sudah saya buktikan bahwa yang dilihat yesus adalah iman 4 orang yang menggotong kan dan bukan iman orang lumpuh itu.
Jacko : Ini terlihat dari pertanyaan Yesus yang tertulis dalam Ayat Mark 2:7 kepada Ahli Taurat “Mengapa kamu berpikiran seperti itu dalam hatimu?” hal ini membuktikan bahwa Yesus tidak setuju dengan pemikiran Ahli Taurat yang menganggap Ia menghujat Allah karena bertindak seperti Allah karena Yesus tidak pernah merasa menghujat Allah dan tidak pernah merasa bertindak sebagai Allah. Hal ini telihat dari bantahan Yesus “…sesungguhnya anak manusia berkuasa mengampuni dosa” (Mark 2:10) artinya Yesus ingin mengatakan bahwa manusia pun bisa mengampuni dosa.
Tanggapan Esra : Istilah Anak Manusia itu jelas hanya menunjuk pada Yesus saja. Tidak seperti teori konyol anda di atas yang bilang berlaku bagi semua orang.
Jacko : Dan untuk menghindari agar Ia tidak dianggap menghujat Allah dan bertindak seperti Allah maka Yesus berkata kepada orang lumpuh itu “Bangunlah, angkat tempat tidurmu dan pulanglah kerumahmu” (Mark 2:11) ayat ini membuktikan bahwa Yesus tidak ingin disangka bertindak seperti Allah.
Tanggapan Esra : Lucu….
Jacko : Saya sangat tidak mengerti karena Bapak dalam menafsirkan ayat kadang-kadang bersumber dari pemikiran Ahli-ahli taurat padahal Ahli-ahli taurat selalu berprasangka buruk terhadap Yesus dan Yesus selalu mengecam ahli-ahli taurat karena pemikiran mereka yang salah terhadap Yesus.
Tanggapan Esra : Saya juga sangat tidak mengerti anda karena baca Alkitab salah lalu tafsir srecara sembarangan.
Jacko : 7. Tentang Anak Allah
Bapak sendiri yang mengatakan bahwa Anak Allah = Allah tetapi Bapak sendiri yang mengingkarinya.
Tanggapan Esra : Siapa yang mengingkari? Saya hanya buktikan bahwa penyebutan Anak kepada Yesus dan kepada manusia lain harus dibedakan. Dasarnya sudah saya buktikan dengan sejumlah ayat kan?
Jacko : Jadi kesimpulannya Anak Allah tidak samakan dengan Allah?
Tanggapan Esra : Anda memang telmi. Anak Allah tidak sama dengan Allah kalau itu menunjuk pada manusia. Tapi kalau menunjuk pada Yesus harus diartikan Allah mengingat ayat2 yang sudah saya buktikan itu.
Jacko : Lalu apakah penyebutan Anak Allah yang Tunggal berarti Yesus adalah Allah? Dasarnya apa?
Tanggapan Esra : Parah benar logika anda. Penyebutan Anak Tunggal bagi Yesus dalam argumentasi tidak secara langsung menunjukkan Yesus adalah Allah tapi menunjukkan bahwa Yesus tidak dapat disamakana dengan manusia lain yang disebut sebagai Anak. Yang membuktikan Yesus adalah Allah adalah istilah “Anak Allah” itu.
Jacko : Kata Tunggal sebenarnya bisa mempunyai makna yang diutamakan atau yang dikasihi (ini menurut saya pribadi) hal didasarkan pada kesamaan kata pada ayat ibrani 11:17 dimana Ishak di sebut sebagai anak Abraham yang Tunggal. Padahal dalam alkitab mencatat bahwa Ishak bukan satu-satunya anak Abraham. Mungkin maksudnya adalah anak yang paling di kasihi (kalo tidak salah? :).
(Kalo Bapak tidak sependapat dengan saya berarti Bapak harus bisa menjelaskan makna kata Tunggal dalam ayat Ibarani 11:17).
Tanggapan Esra : Isak disebut anak tunggal bukan karena dia anak yang diutamakan/dikasihi tapi karena memang dia satu-satunya anak yang lahir dari isteri Abraham yang sah.
Jacko : Namun lepas dari semua itu sebutan Anak Tunggal tidak dapat dismpulkan menjadi Allah karena tidak ada dasarnya.
Yoh 3:17 “Sebab Allah mengutus anak-Nya kedalam dunia bukan untuk menghakimi melainkan untuk menyelamatkan oleh Dia”.
Kata anak-Nya dalam ayat diatas mengacu pada kata Anak-Nya yang Tunggal dalam ayat 3:16.
Kata Allah mengutus anak-Nya berarti Anak-Nya yang Tunggal diutus oleh Allah.
Jadi anak-Nya yang tunggal = Utusan Allah dan itu artinya Yesus adalah utusan Allah dan bukan Allah.
(Bagaimana Pak? Saya tunggu tanggapannya)
Tanggapan Esra : He…he… Sama sekali tidak ada dasar mengatakan bahwa Anak yang tunggal = utusan Allah. Lalu apa hubungan kata “tunggal” itu dengan kata “utusan”? Bukankah utusan Allah juga ada banyak? Mengapa Yesus disebut tunggal?”
Jacko : 8. Tentang doa di Getsemani
Dalam hal berdoa Yesus mengatakan “Jika engkau berdoa, masuklah kedalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi” (Mat 6:6).
Makna dari ayat ini adalah jika kita berdoa agar doa kita jangan sampai diketahui orang lain melainkan hanya kita dan Allah yang mengetahuinya.
Tanggapan Esra : Yesus tidak mengajarkan bahwa doa sama sekali tidak boleh diketahui orang lain. Ia sementara memperoalkan motivasi dalam doa sebagaimana yang dikatakan dalam ayat 5nya : Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
Kalau doa harus tidak didengar orang lalu bagimana dengan ayat2 ini :
Luk 3:1 : Ketika seluruh orang banyak itu telah dibaptis dan ketika Yesus juga dibaptis dan sedang berdoa, terbukalah langit
Kis 1:24 : Mereka semua berdoa dan berkata: "Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang, tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih dari kedua orang
Kis 2:42 : Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.
Kis 6:6 : Mereka itu dihadapkan kepada rasul-rasul, lalu rasul-rasul itupun berdoa dan meletakkan tangan di atas mereka.
Kis 20:36 : Sesudah mengucapkan kata-kata itu Paulus berlutut dan berdoa bersama-sama dengan mereka semua.
Anda menafsirkan Alkitab secara ngawur saja!
Jacko : Secara logika pada saat Yesus selesai berdoa di Getsemani tidak mungkin Ia menceritakan isi doanya kepada murid-muridnya karena doa Yesus itu bukan hal yang harus diceritakan kecuali jika Ia sedang mengajarkan cara berdoa.
Jadi kesimpulannya masih tetap sama bahwa cerita tentang doa Yesus di Getsemani sangat diragukan karena penulis injil telah menulis sesuatu yang tidak pernah didengar dan dilihatnya.
(kesimpulan saya masih tetap berlaku !!!).
Tanggapan Esra : Sudah saya bantah dan buktikan tafsiran anda salah. Jadi tetap tidak berlaku!
Jacko : Yesus Pasca Inkarnasi
Masa ini adalah masa dimana Yesus bangkit dari kematian. Namun Yesus tetap tidak pernah menyatakan dirinya sebagai Allah karena memang Ia bukan Allah. Yang mengatakan Yesus sebagai Allah adalah kesaksian penulis yang tidak berdasar karena tidak berasal dari Yesus.
Pertanyaannya bagaimana mungkin firman Allah yang tidak pernah disampaikan oleh Yesus dan hanya merupakan kesimpulan Penulis dapat dikatakan sebagai firman yang harus dipercaya ?
Tanggapan : Sudah saya katakana berkali-kali. Tidak menyatakan diri sebagai Allah belum bias dijadikan bukti valid bahwa ia bukan Allah. Yang menjadi bukti valid bahwa ia bukan Allah kalai Ia mengatakan bahwa Ia bukan Allah. Anda mau percaya Yesus Allah kalau Yesus mengatakan diriNya Allah. Itu hak anda. Tapi saya juga baru mau percaya Yesus bukan Allah kalau Yesus mengatakan bahwa ia bukan Allah. Bisa tunjukkan saya satu ayat di mana Yesus mengatakan bahwa ia bukan Allah? Untuk keyakinan anda, anda mmebutuhkan jawaban langsung dari Yesus tapi untuk penyangkalan anda, anda tak membutuhkan penyangkalan langsung dari Yesus. Anda tidak konsisten! Soal kata2 para Rasul sudah saya jelaskan tapi anda tetap tak mau ngerti. Up 2 u.
Demikian Bapak Pdt. Esra Soru yang saya hormati. Semoga dapat dimengerti dan saya harap Bapak dalam menjelaskan firman Allah bisa lebih sabar tidak seperti pengagum Bapak yang sok pintar. He..he..
Tanggapan Esra : Saya mengerti argumentasi anda tapi tidak mengakui kebenarannya. Soal Payjo, silahkan kirim tanggapan khusus untuk dia saja.
Jacko : Saya tunggu ya tanggapannya…
salam damai dalam nama Yesus yang hanyalah seorang Nabi dan utusan Allah. ;).
Tanggapan Esra : Salam damai dalam nama Yesus yang adalah Tuhan dan Allah yang sejati!
Esra
Yesus pada masa Pra Inkarnasi
Pada masa ini adalah masa sebelum kedatangan Yesus ke dunia. Namun oleh Alkitab sudah memperlihatkan Yesus sebagai Allah atau setara dengan Allah (Yoh 1:1, Fil 2:5-6, Yes 9:5, Roma 9:5). Dan oleh Bapak Pdt. Esra Soru yang sangat di kagumi oleh mas Paijo, dikatakan bahwa ayat diatas merupakan kesaksian ditulis oleh rasul dibawah inspirasi Roh Kudus () dan karenanya tulisan itu adalah Firman Allah maka harus dipercaya.
Tentu saja ini menjadi tidak mungkin atau tidak masuk akal karena kita tahu bahwa seharusnya para rasul menulis firman Allah berdasarkan apa yang disampaikan melalui Yesus.
Tanggapan Esra : Anda buat aturan ini darimana? Atas dasar apa?
Tanggapan Paijo: Saya setuju dengan pak Esra. Saya mungkin elaborasi sedikit dalam bentuk silogisme untuk menyembunyikan “kebodohan” saya.
Kalau mau diuraikan, argumen si Jacko kira-kira sebagai berikut:
1. Semua informasi tentang Yesus yang pantas disebut firman Allah hanyalah apa yang disampaikan oleh/melalui Yesus
2. Dalam Alkitab ada hal-hal tentang Yesus yang disampaikan sebelum Yesus berkarya di atas dunia yan g mengatakan bahwa Yesus adalah Allah
3. Kesimpulan: apa yang disampaikan itu pasti salah dan Yesus pasti bukan Allah
Secara logis, argumennya konsisten tetapi pertanyaannya adalah apakah argumennya benar? Kebenaran sebuah argumen yang konsisten hanya sejauh premis-premisnya benar. Sekarang silahkan justifikasi premis-premis anda! Ataukah anda merasa bahwa saya sementara menyembunyikan kebodohan? Silahkan tunjukkan kebodohan saya di mana dan kepintaran anda dimana!
Tanggapan Esra : Saya sudah katakan berkali-kali bahwa pengakuan akan keilahian Yesus bukan hanya didasarkan pada klaim Yesus tapi juga pernyataan murid2 yang dekat denganNya yang pernah hidup bersama Dia dan tentu sesuai mereka diinspirasikan oleh Roh Kudus. Saya sudah katakan berkali-kali, lebih masuk akal percaya para rasul daripada percaya kata2 anda. Anda hidup 2000an tahun setelah Yesus bahkan setelah para rasul dan kata2 anda sama sekali tidak diinspirasikan Roh Kudus.
Kalau si Jacko mengatakan bahwa Tuhan Yesus tidak pernah mengatakan bahwa dia Yahweh, maka ini adalah klaim yang sembrono. Dalam Injil Yohanes, Yesus pernah mengatakan sesuatu yang kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris berbunyi sebagai berikut “..before Abraham I Am..”. Nah, kalau si Jacko bisa berbahasa Inggris sedikit saja, maka dia akan menemukan kejanggalan struktur bahasa di sini. Kalau memang maksud Yesus hanya sekedar merujuk pada fakta bahwa keberadaannya sudah sejak lama, maka tentunya Yesus mengatakan “..before Abraham I was..” tetapi Yesus mengatakan “..before Abraham I Am..” jelas maksud Yesus adalah bahwa Dia adalah “the Great I Am” alias YAHWEH di Perjanjian Lama. So, Dia memproklamirkan diri sebagai Allah.
Well, saya yakin si Jacko pasti akan mengatakan “wah, ayat itu pasti dirubah oleh orang Kristen” atau “Ini pasti kesalahan grammar” atau alasan-alasan lain yang mencoba membantah kalau dalam ayat ini Yesus menyatakan diri sebagai Allah.
Buktikan saya salah Jacko!
PS: Saya tidak yakin pak Esra setuju dengan jawaban saya. Tetapi saya pernah mendengar ini diungkapkan beberapa orang dalam perdebatan dengan Islam misalnya Matt Slick pada saat perdebatan dengan Nadir Ahmed. Kemarin juga saya baca referensinya di sini: http://www.columbia.edu/cu/augustine/arch/sbrandt/iam.htm
Buat teman-teman yang membaca blog ini dan mau diskusi dengan Islam dapat juga diskusi di: http://suakahati.wordpress.com. Anda dapat memilih topik apa saja.
Secara khusus saya lagi diskusi dengan mereka di sini: http://suakahati.wordpress.com/2008/08/06/pengujian-terhadap-ayat-ayat-tuhan-islam-kristen/#comments
TANGGAPAN JACKO UNTUK ESRA:
Jacko : Syaloom Pak Pdt.
Yesus pada masa Pra Inkarnasi
Pada masa ini adalah masa sebelum kedatangan Yesus ke dunia. Namun oleh Alkitab sudah memperlihatkan Yesus sebagai Allah atau setara dengan Allah (Yoh 1:1, Fil 2:5-6, Yes 9:5, Roma 9:5). Dan oleh Bapak Pdt. Esra Soru yang sangat di kagumi oleh mas Paijo, dikatakan bahwa ayat diatas merupakan kesaksian yang ditulis oleh rasul dibawah inspirasi Roh Kudus (2 Tim 3:16) dan karenanya tulisan itu adalah Firman Allah maka harus dipercaya.
Tentu saja ini menjadi tidak mungkin atau tidak masuk akal karena kita tahu bahwa seharusnya para rasul menulis firman Allah berdasarkan apa yang disampaikan melalui Yesus.
Tanggapan Esra : Anda buat aturan ini darimana? Atas dasar apa?
TANGGAPAN JACKO : Pertanyaan bodoh untuk level seorang pendeta. Jawab aja sendiri.
Jacko : Jadi bagaimana mungkin Yesus belum datang untuk menyampaikan firman Allah tetapi para rasul sudah menulis firman?
Tanggapan Esra : Siapa bilang para rasul menulis sebelum Yesus datang? Injil Yohanes, surat Filipi, surat Roma ditulis bahkan setelah Yesus naik ke surga. Kecuali Yes 9:5 memang itu Perjanjian Lama dan sifatnya adalah nubuatan/ramalan kea rah depan.
TANGGAPAN JACKO : Saya juga tau kalo penulis menulis injil jauh setelah kebangkitan Yesus. Tapi kalo dilihat dari konteks pra inkarnasi yang Bapak jelaskan terkesan bahwa para rasul menulis firman sebelum Yesus menyampaikan firman Allah dan tentu saja ini menjadi tidak mungkin. Kalo para Rasul menulis hanya berdasarkan inspirasi maka jelas itu bukan firman tapi kesimpulan atau karangan.
Jacko : dan yang lebih aneh lagi firman Allah yang di tunjukkan oleh Alkitab pada masa ini bukan bersumber dari Yesus karena Yesus tidak pernah mengatakan firman Allah seperti pada ayat Yoh 1:1, Fil 2:5-6, Yes 9:5, Roma 9:5.
Tanggapan Esra : Saya sudah katakan berkali-kali bahwa pengakuan akan keilahian Yesus bukan hanya didasarkan pada klaim Yesus tapi juga pernyataan murid2 yang dekat denganNya yang pernah hidup bersama Dia dan tentu sesuai 2 Tim 3:16 mereka diinspirasikan oleh Roh Kudus. Saya sudah katakan berkali-kali, lebih masuk akal percaya para rasul daripada percaya kata2 anda. Anda hidup 2000an tahun setelah Yesus bahkan setelah para rasul dan kata2 anda sama sekali tidak diinspirasikan Roh Kudus.
TANGGAPAN JACKO : Berikut adalah ayat2 yang merupakan kesaksian dan klaim dari Yesus sendiri:
Mark 12:29 Jawab Yesus : ”Hukum yang terutama ialah : Dengarlah, Hai orang Israel, TUHAN ALLAH KITA, TUHAN ITU ESA.
Yoh 20:17 ...., Tetapi pergilah kepada Saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, ALLAH-KU DAN ALLAHMU.
Aku adalah Utusan Allah (banyak ayat)
(lebih masuk akal percaya pada kata-kata Yesus dari pada kesimpulan Bapak dan Rasul yang tidak berdasar)
Jacko : Firman Allah tidak bisa ditulis hanya berdasarkan inspirasi tetapi harus berdasarkan apa yang di dengar dan di dilihat.
Tanggapan Esra : Itu kan teori dan pendapat anda! Siapa yang kasih aturan seperti itu? Nabi2 menubuatkan tentang Yesus hanya berdasarkan inspirasi. Mereka bahkan tak melihat Yesus sama sekali. Meskipun demikian saya ingin anda baca beberapa ayat ini :
1 Yoh 1:1-3 : (1) Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup--itulah yang kami tuliskan kepada kamu
(2) Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami
(3) Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus
Yohanes dengan jelas mengatakan bahwa yang mereka tuliskan adalah apa yang telah mereka dengar, lihat dan raba. Bagaimana pendapat anda?
TANGGAPAN JACKO : Betul. Tapi khusus untuk kesaksian Yohanes dalam suratnya yang pertama sampai ketiga tidak ada kesaksian Yesus yang mengatakan bahwa Ia adalah Allah.
Jacko : Yesus sendiri sebagai manusia yang diutus untuk menyampaikan firman Allah mengatakan bahwa Ia dalam menyampaikan firman Allah berdasarkan apa yang Ia lihat dan Ia dengar.
Tanggapan Esra : Di mana ayatnya? Tulis yang jelas!
TANGGAPAN JACKO :
Yoh 8:38 ”Apa yang kulihat pada Bapa itulah yang kukatakan....”
Yoh 12:49 ”sebab aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan.
Jacko : Jadi tidak salah kalo saya berkata bahwa ayat Yoh 1:1, Fil 2:5-6, Yes 9:5, Roma 9:5 adalah sekedar kesimpulan penulis yang tidak berdasar (bukan firman) dan oleh karenanya kesimpulan ini tidak dapat dipercaya karena Yesus tidak pernah mengatakan kalau Dia adalah Allah jadi jelas Yesus bukan Allah. (Bapak bingung?)
Tanggapan Esra : Jelas salah. Sudah saya jawab di atas. Saya bingung? Ya! Bingung melihat kebodohan anda!
TANGGAPAN JACKO : He..he..he...
Jacko : Jika seandainya Yesus tidak pernah mengatakan siapa dirinya mungkin tidak salah kalo kita berkesimpulan Yesus adalah Allah (dilihat dari pekerjaan yang dilakukannya). Jika Yesus mengatakan Aku adalah Allah maka jelas kita wajib mengakui kalo dia adalah Allah. Namun jika Yesus tidak pernah mengatakan kalo dia adalah Allah tetapi mengatakan Aku adalah Utusan Allah maka jelas kita harus mengakui kalo dia adalah utusan Allah dan bukan Allah. (Bapak masih bingung?)
Tanggapan Esra : Yesus tidak mengatakan bahwa Dia Allah. Yesus mengatakan bahwa Dia utusan Allah. Tapi Dia tidak mengatakan bahwa Dia bukan Allah bukan? Jadi seandainya Yesus mengatakan bahwa Dia bukan Allah maka kita wajib mengakui bahwa Dia bukan Allah. Tapi Dia tak pernah lakukan itu.
TANGGAPAN JACKO : Payah. Semua Nabi dan utusan Allah termasuk Abraham dan Musa tidak pernah mengatakan mereka bukan Allah, tapi yang mereka katakan : Allah itu Tuhan, Allah itu Esa dan Aku adalah Utusan Allah. Sama seperti / persis seperti Yesus yang tidak pernah mengatakan Aku bukan Allah tetapi mengatakan Allah itu Tuhan kita, Allah itu Esa, Allah itu adalah TuhanKu dan Tuhanmu dan Aku datang karena diutus oleh Allah.
Jacko : Dari sini saya ingin memberikan pilihan kepada Bapak, masuk akal manakah :
1. kesimpulan rasul yang mengatakan Yesus adalah Allah sedangkan Yesus tidak pernah berkata Aku adalah Allah tapi Yesus berkata Aku adalah utusan Allah. Atau
2. kesimpulan Jacko yang mengatakan Yesus bukan Allah karena memang Yesus tidak pernah berkata Aku adalah Allah tapi Yesus berkata Aku adalah utusan Allah.
(orang waras pasti akan memilih poin ke 2. :)
Tanggapan Esra : Kalau pilih yang kedua, itu masih kurang waras. Kalau Yesus tidak mengatakan bahwa Dia Allah belum tentu Ia bukan Allah. Tapi kalau Yesus mengatakan bahwa Ia bukan Allah tentu Ia bukan Allah. Masalahnya Yesus tidak pernah mengatakan bahwa Ia bukan Allah jadi menyimpulkan dengan pasti bahwa Yesus bukan Allah berarti kurang waras.
TANGGAPAN JACKO : Kayak gini ko’ disebut pendeta.
Jacko : Yesus pada masa Inkarnasi
Pada masa ini adalah masa kedatangan Yesus ke dunia untuk menyampaikan firman Allah. Menurut Bapak Pdt. Esra Soru yang sangat di kagumi oleh mas Paijo dikatakan bahwa jika kita mensurvey semua ayat maka kita akan menemukan 2 kelompok ayat :
(1) Ayat2 yang menunjukkan bahwa Yesus lebih rendah dari Bapa.
(2) Ayat2 yang menunjukkan bahwa Yesus setara dengan Bapa.
Sebenarnya tidak ada ayat yang menunjukkan bahwa Yesus setara dengan Bapa. Ayat2 yang Bapak kutip seperti melihat, membenci dan menghormati Anak sama seperti melihat, membenci dan menghormati Allah, Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku (Yoh 5:23, Yoh 14:9, Yoh 14:11) adalah ayat2 yang mengandung makna bahwa yesus ingin meyakinkan orang bahwa Ia adalah utusan Allah yang harus dipercaya.
Sama halnya dengan Musa bahwa jika orang percaya kepada Musa sama seperti percaya kepada Allah, siapa menghormati Musa sama seperti menghormati Allah dan siapa yang membenci Musa sama seperti membenci Allah karena Musa adalah utusan Allah yang ditugaskan menyampaikan Firman Allah sama seperti / persis seperti Yesus yang adalah utusan Allah dalam menyampaikan Firman Allah.
Jadi bukan berarti Yesus adalah Allah (Bapak Paham?).
Tanggapan Esra : Ya saya paham sekali dengan pikiran anda yang terlalu sempit. Menyimpulkan bahwa Yesus setara dengan Allah tidak hanya dengan ayat2 di atas.
TANGGAPAN JACKO : Tidak ada ayat yang dapat membuktikan Yesus adalah Allah termasuk ayat-ayat diatas.
ESRA : Fil 2:5-6 : (5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, (6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahanka…”
Jelas dikatakan Yesus setara dengan Allah.
TANGGAPAN JACKO :
Yoh 13:16 ”Aku berkata kepadamu : sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari tuannya ataupun seorang utusan daripada dia yang mengutusnya”.
Yoh 14:28 ”....,sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersuka cita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku SEBAB BAPA LEBIH BESAR DARI PADA AKU”
(Ini adalah bukti yang jelas bahwa Allah tidak setara dengan Yesus. Kalo Bapak tidak percaya kepada kata-kata Jacko, setidaknya Bapak bisa percaya kepada kata-kata Yesus dari pada kesimpulan rasul yang tidak berdasar).
ESRA : Selain itu Yesus mengampuni dosa. Itu pekerjaan Allah. Musa tidak kan? Yesus mencipta alam semesta yang adalah pekerjaan Allah (Yoh 1:3, Ibr 1:2). Musa tidak kan? Yesus menopang alam semesta (Ibr 1:3). Musa tidak kan? Yesus kekal. (Yoh 8:58) Musa tidak kan? Dan masih banyak hal lain lagi.
TANGGAAN JACKO : Saya pernah bertanya kepada Bapak dan belum dijawab. Sebagai orang beriman apakah Bapak mau percaya kalo seandainya Musa di beri kuasa untuk mengampuni dosa maka musa akan dapat melakukannya? (tolong dijawab).
Namun sebelumnya mari kita liha ayat berikut.
Luk 1:13 Tapi malaikat itu berkata kepadanya: ”jangan takut hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan.....”
Siapakah yang berhak mengabulkan doa? Allah bukan? Lalu atas dasar apa malaikat berkata seperti itu?
Luk 1:19 ”Akulah Gabriel yang melayani Allah dan Aku telah diutus untuk berbicara dengan engkau dan untuk menyampaikan kabar baik ini kepadamu”
Bandingkan dengan ayat berikut :
Mar 2:5 ”ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu : ”Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni”
Yesus bertindak sebagai Allah?
Yoh 12:49 ”......, Dialah (Allah) yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan”
Intinya perkataan malaikat Gabriel dan Yesus adalah sama-sama atas perintah Allah dan bukan berarti mereka bertindak sebagai Allah. Gimana sih Pak...?
Jacko : Tentang kesatuan Hakikat yang Bapak tafsirkan dari ayat Yoh 10:30 sebenarnya tidak berdasar karena Yesus dan Allah tidak mempunyai kesamaan hakikat. Buktinya Allah Mahatahu sedangkan Yesus Tidak Tahu. Memang maha tahu adalah sifat tetapi itu juga merupakan Hakikat. Jika Allah adalah Mahatahu, Maha mendengar, Maha Melihat karena pada hakikatnya Allah adalah Maha atas segalanya dan sempurna. Sedangkan sifat manusia yang tidak tahu, merasa takut, merasa lapar dan haus, bergantung kepada Allah adalah karena pada Hakekatnya manusia tidak pernah sempurna dan memang harus seperti itu.
Tanggapan Esra : Jujur, saya belum pernah menddengar pandnagan yang lebih lucu dan bodoh dari kata2 di atas yang mengatakan mahatahu adalah sifat sekaligus hakikat. Lebih baik anda buka kamus dan pahami makna kata ‘hakikat’ supaya tidak ngomong ngawur seperti di atas.
TANGGAAPAN JACKO : Jujur, saya baru pernah dengar seorang Pendeta berkomentar bodoh seperti Bapak. Bilang saja kalo Bapak tidak bisa menunjukkan dan membuktikan bahwa Yesus setara dengan Allah.
Saya sudah buka kamus dan berikut arti dan makna Hakikat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga Pusat Bahasa Depdiknas penerbit balai pustaka jakarta, 2002.
Hakikat : 1) Intisari atau dasar. 2) Kenyataan yang sebenarnya (sesungguhnya).
Jadi jelas kalo Allah Mahatahu karena pada hakikatnya atau pada dasarnya atau sesungguhnya Allah adalah Mahatahu dan Maha atas segalanya serta sempurna. Sedangkan Yesus pada hakikatnya tidak Mahatahu dan tidak sempurna dan oleh karenanya Yesus bukan Allah. (sudah puas belum...?)
Jacko : Jadi kalo Yesus tidak tahu, merasa lapar dan haus dan bergantung kepada Allah itu karena Yesus adalah manusia yang tidak sempurna dan bukan karena Yesus sedang menyembunyikan keilahiannya atau pura2 merendahkan diri. Yesus tidak ada alasan menyembunykan keilahiannya atau berpura2 merendahkan diri karena firman Allah tidak bisa di sembunyikan atau ditutup2i.
Tanggapan Esra : Yesus mau menebus manusia yang berdosa. Maka Ia mau menjadi manusia. Menjadi manusia saja sudah bentuk perendahan diri (Fil 2:5dst). Jadi mengapa Ia merendahkan diri? Ya demi misi penyelamatannya. Dia datang untuk mati. Jika Dia tetap mempergunakan segala kuasa keilahianNya, tidak ada yang akan berani membunuh Dia.
TANGGAPAN JACKO : ah.. teori....
Jacko : Jadi jelaslah bahwa Yesus adalah 100% Manusia dan 100% bukan Allah.
(Jika Bapak tidak sepaham dengan saya berarti Bapak harus bisa menjelaskan membuktikan seperti apa kesatuan Hakikat yang dimiliki Yesus dan Allah?)
Tanggapan Esra : Anda buka kamus saja dan pelajari arti kata ‘hakikat’ dulu. Kalau makna kata hakikat saja anda tak paham, mustahil pahami masalah kesatuan hakihat Yesus dan Allah.
TANGGAPAN JACKO : sudah saya buka dan sudah saya tunjukkan. Kalo menurut kamus yang Bapak pegang, makna Hakikat itu apa?
Jacko : Dari sini saya ingin memberikan tanggapan atas tanggapan Bapak.
1. Aku dan Bapa adalah satu (Yoh 10:30)
Jika saya menafsirkan sebagai kesatuan pribadi karena ada beberapa orang yang seperti Bapak yang pernah mengatakan seperti itu. Jika ternyata menurut Bapak yang dimaksud “satu” adalah kesatuan Hakikat ya tidak jadi masalah. Saya tidak pernah merasa argumen saya hancur karena saya hanya mencoba mengikuti kemana arah pikiran Bapak.
Tanggapan Esra : Terserah anda mau rasa hancur atau tidak.
TANGGAPAN JACKO : He..he..he..
Jacko : Jika Bapak menafsirkan “satu” sebagai kesatuan hakikat tentu bapak bisa membuktikannya dan saya sudah membuktikan kalo Yesus dan Allah tidak memiliki kesatuan hakikat.
Tanggapan Esra : Dan saya sudah bantah juga di atas.
TANGGAPAN JACKO : dan saya juga sudah tunjukkan.
Jacko : 2. Aku adalah guru dan Tuhan (Yoh 13:13)
Jikalau penafsiran kata Lord dibedakan hanya karena Yesus di sebut Allah sedangkan yang lain tidak maka jelas ini salah karena sejak awal penyebutan Yesus sebagai Allah sudah salah karena sejak kelahiran sampai kebangkitan Yesus tidak pernah menyatakan dirinya sebagai Allah (kayaknya Bapak perlu memahami tulisan Frans Donald tentang makna Penyebutan Allah dan Tuhan di Timex yang baru lewat).
Tanggapan Esra : Karena anda tidak percaya kata2 Rasul sedangkan saya percaya. Tulisan Frans Donald sudah saya tanggapi di Koran Timex kan? Sudah baca?
TANGGAPAN JACKO : ya..karena saya lebih percaya kata2 Yesus daripada kesimpulan Rasul yang tidak berdasar. Saya juga sudah baca tanggapan Bapak di TIMEX dan jujur tanggapan Bapak sungguh menggelikan.
Jacko : 3. Ya Tuhanku dan Allahku (Yoh 20:28)
Dari tanggapan Bapak yang lalu terlihat jelas kalo Bapak memang benar2 monoton, lugu dan polos. Makanya saya katakan jangan terlalu bermain dengan kata-kata tetapi yang utama adalah maknanya. Saya ingin mengembangkan ilustrasi saya biar Bapak lebih paham.
Tanggapan Esra : Saya hanya tanggapi apa adanya sesuai dengan yang anda tulis. Kalau mau kembangkan ya itu masalah baru kan? Masa anda menilai saya dengan apa yang belum anda kembangkan?
TANGGAPAN JACKO : sebenarnya saya tidak perlu kembangkan kalo sejak awal Bapak bisa paham.
Jacko : Setelah si pesulap / mentalis itu berhasil menunjukkan aksinya lalu Ia bertanya kepada penonton “Bagaimana?” lalu penonton itu menjawab dan berkata pada si pesulap “wow my god, that is amazing” (wow ya Tuhan itu sangat menakjubkan).
Kalimat menjawab dan berkata disitu tidak dapat mengubah makna ekspresi takjub dari si penonton. Sama halnya dengan jawaban dan perkataan Thomas kepada Yesus tidak dapat mengubah makna ekspresi takjub dari Thomas.
(Bagaimana Pak Pdt..? saya yakin imajinasi Bapak tidak serendah seperti yang sedang saya pikirkan)
Tanggapan Esra : (1) Anda boleh saja kembangkan seperti itu tetapi mengingat kalimat selanjutnya dari Yesus bahwa kamu melihat dan menjadi percaya, berbahagialah orang yang tidak melihat namun percaya dapat dipastiklan bahwa Yesus tidak menafsir kata-kata Tomas itu sebagai sebuah ungkapan kekaguman belaka melainkan sebuah pernyataan iman.
TANGGAPAN JACKO : maksud Yesus dalam ayat ini adalah percaya akan kebesaran Allah.
Tanggapan Esra : (2) Bukanlah saya memberikan 3 argumentasi untuk bagian ini? Mengapa tidak jawab semua? Lupa? Atau pura-pura lupa? Saya ulangi jawaban saya yang belum ditanggapi : Selain itu apa yang dikatakan FD dan Saksi Yehuwa ini menjadi lebih tidak mungkin jika dikaitkan dengan konteks orang Yahudi yang sangat menghargai nama Allah. A.H. Strong mengatakan bahwa kebiasaan seperti itu tidak ada dalam kalangan Yahudi, karena adanya larangan untuk menggunakan nama Allah dengan sembarangan / sia-sia (Systematic Theology, hal. 306). Jadi kata-kata Tomas harus dimengerti dalam konteks orang Yahudi seperti yang digambarkan Strong dan bukan dalam konteks orang Indonesia pada masa kini. Apa yang dikatakan FD membuktikan bahwa ia sama sekali tidak paham makna ayat tersebut".
TANGGAPAN JACKO : Orang bodoh yang mengakatan memuji Allah adalah perkataan sia-sia. Dan orang yang percaya akan hal ini tentu lebih bodoh daripada yang mengatakan.
Jacko : Pada saat seseorang mengucapkan kata “Ya Tuhan dan Allahku” dalam konteks takjub melihat kebesaran Allah tidak dapat diparalelkan dengan pada saat Ia mengucap dan atau berkata “Ya Tuhan dan Allahku” ketika berdoa. Karena walaupun ucapannya sama tapi maknanya berbeda.
(masa’ kayak gini aja harus di jelaskan..?)
Tanggapan Esra : He…he… anda yang menunjukkan cara berlogika yang payah. Bukankah kita sementara mau membuktikan perkataan Tomas itu memang pernyataan iman atau hanya ungkapan takjub? Jadi itu masih diperdebatkan. Lalu bagaimana anda dengan pasti sudah bisa mengatakan bahwa ungkapan takjub tidak bias diparalelkan dengan doa? Pastikan dulu bahwa itu adlaah kalimat takjub saja baru katakana kalimat ngawue di atas.
TANGGAPAN JACKO : He..he.. sudah saya pastikan bahwa itu adalah ungkapan takjub.
Jacko : 4. Barang siapa telah melihat Aku ia telah melihat Bapa (Yoh 14:9)
Sudah saya katakan kalo ayat ini diartikan Yesus sama dengan Allah maka akan bertentangan dengan ayat Yoh 5:37 yang menjelaskan bahwa Allah tidak bisa dilihat. Namum Bapak membantah dengan mengatakan Yoh 14:9 adalah kata2 ditujukan kepada murid2 yang mengenal Yesus sedangkan Yoh 5:37 diucapkan untuk orang-orang Yahudi yang tidak percaya dan mengenal Yesus (tidak terbalik lagi kan pak? :).
Tanggapan Esra : Ya tidak terbalik lagi
TANGGAPAN JACKO : Syukurlah...
Jacko : Sebenarnya Bapak telah salah memaknai ayat Yoh 5:37. Karena ayat ini mempunyai makna yang masing2 berdiri sendiri dan tidak bisa di gabung maknanya dengan Yoh 5:38.
Yoh 5:37 jelas mengandung makna bahwa Allah benar2 tidak bisa dilihat sedangkan Yoh 5:38 mengandung makna bawa Firman Allah tidak akan pernah bisa di terima oleh orang2 Yahudi karena mereka tidak percaya bahwa Yesus adalah utusan Allah.
Saya ulangi Ilustrasi saya
(Ibarat 2 ayat yang berurutan) saya berkata :
1. ‘A’ kamu kesini
2. dan ‘B’ kamu ke sini dengan membawa ember.
Kedua ayat ilustrasi diatas mempunyai makna yang berbeda dan berdiri sendiri. Yang pertama A diperintahkan datang tanpa membawa ember dan yang kedua B diperintahkan datang dengan membawa ember.
Kita tidak boleh menggabungkan 2 (dua) makna ayat ilustrasi di atas dengan mengatakan A dan B di perintahkan datang membawa ember karena maknanya berbeda dan masing2 berdiri sendiri. (sudah jelas belum…?)
Tanggapan Esra : Jelas mas tapi bagaimanapun ayat 37 dan 38 tak bisa dilepaskan secara frontal karena kalimat dalam ayat 38 itu adalah lanjutan dari ayat 37 yang penyebab dijelaskan dalam ayat 38. Kalimat ini dimulai dari ayat 37 : Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat, (38) dan firman-Nya tidak menetap di dalam dirimu, sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya. Frase “sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya” menjelaskan penyebab dari hal-hal yang terjadi sebelumnya. Mengapa kamu tidak pernah mendengar suara-Nya? “sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya”. Mengapa rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat? “sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya”. Mengapa firman-Nya tidak menetap di dalam dirimu?” “sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya”. (sudah jelas belum….?)
TANGGAPAN JACKO : Perhatikan ayat berikut..
Yoh 6:46 ” Hal ini tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa, Hanya Dia yang datang dari Allah, Dia yang melihat Bapa”.
1 Yoh 4:12 ”Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah.....”
(ini adalah kesaksian Yohanes yang katanya pernah hidup bersama Yesus).
Jacko : 5. Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku (Yoh 14:11)
Ketika saya bandingkan ayat ini dengan ayat Yoh 17:23 Bapak membantahnya dengan alasan Yesus dan Allah mempunyai kesamaan Hakikat.
Sudah saya buktikan bahwa tidak ada kesamaan Hakikat antara Yesus dan Allah. Apakah Bapak bisa membuktikan kesamaan hakikat antara Yesus dan Allah?
Tanggapan Esra : Dan bukankah bukti yang anda kemukakan sudah saya bantah? Bahwa Yesus punya hakikat yang sama dengan Bapa juga sudah saya buktikan bahwa dalam banyak bagian Kitab Suci Yesus disebutkan sebagai Allah. Kalau Yesus adalah Allah berarti Ia sama hakikatnya dengan Bapa bukan?
TANGGAPAN JACKO : penyebutan Yesus sebagai Allah hanyalah kesimpulan yang tidak berdasar.
Jacko : 6. Hai anak-ku dosa mu sudah diampuni (Mark 2:5)
Sudah dijelaskan bahwa “anak manusia” berkuasa mengampuni dosa (Mark 2:10). Secara khusus kata “anak manusia” memang mengacu pada Yesus tapi secara umum berlaku untuk semua manusia.
Sama seperti kata “kamu” pada Yoh 20:23 secara khusus mengacu pada murid-murid Yesus tetapi secara umum berlaku untuk semua manusia. Karena kedua ayat tersebut diatas adalah firman Allah.
Tanggapan Esra : Ngawur saja.
Mat 8:20 “ Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya."
Jadi itu berati bahwa semua manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala?
Mat 12:8 : Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."
Jadi semua manusia adalah Tuhan atas harui sabat?
Mat 12:40 : Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam.
Jadi semua manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam?
Mat 13:41 : Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya.
Jadi semua manusia akan menyuruh malaikat2 melakukan hal yang sama?
Mat 16:27 : Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.
Jadi semua manusia kan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya?
Mat 16:28 : Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Anak Manusia datang sebagai Raja dalam Kerajaan-Nya."
Jadi semua manusia akan dating sebagai raja?
Luk 19:10 : Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."
Jadi semua manusia akan jadi djuruselamat?
Kalau saya catat semua ayat tentang Anak Manusia lalu ditafsirkan bisa berlaku bagi semua manusia maka anda akan jadi gila.
TANGGAPAN JACKO : He..he.. Bapak yang gila. Khusus untuk ayat Mat 12:1-8 disitu dijelaskan bahwa yang melanggar hari sabat adalah murid-murid Yesus tapi Yesus tidak menyalahkan mereka karena menurut Yesus, Anak Manusia adalah Tuhan atas hari sabat. Tentu ini berlaku untuk murid-muridnya karena kalau hanya Yesus yang menjadi Tuhan atas hari sabat maka murid-muridnya seharusnya disalahkan karena telah melangar hari sabat.
Kalo ayat2 yang lain bisa diterima.
Jacko : Jadi jelas semua manusia berkuasa mengampuni dosa tetapi dosa yang di lakukan orang terhadap dirinya sendiri. (benar seperti yang Bapak Ilustrasikan).
Lalu apakah ayat Mark 2:5 menunjukkan bahwa Yesus mengampuni dosa yang dilakukan orang lumpuh kepada Allah? Dan Apakah itu berarti Yesus adalah Allah? Jabawannya tidak. Yesus berkata kepada orang lumpuh Dosa-mu sudah diampuni karena Yesus melihat ada iman dalam diri orang lumpuh itu.
Tanggapan Esra : He…he…baca ayatnya baik-baik mas. Mark 2:4-5 : (4) Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring. (5) Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!"
Jelas kata “mereka “ dalam ayat 4 menunjuk kepada 4 orang yang menggotong orang lumpuh itu. Lalu ayat 5 “ketika Yesus melihat iman MEREKA”. Siapa mereka itu? 4 orang yang menggotong si lumpuh itu. Jadi ayat ini secara eksplisit mengatakan bahwa Yesus melihat iman 4 orang itu dan bukan iman si lumpuh. Lalu bagaimana Yesus melihat iman orang lain tapi mengampuni dosa orang lain? He…he…makin kacau saja jalan pikiran anda.
TANGGAPAN JACKO : Bapak yang seharusnya baca dengan cermat.
Mark 2:3 ”ada orang-orang datang membawa kepadaya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang”
”Orang-orang” pada ayat (3) bisa berarti lebih dari empat orang dan diantara orang-orang itu ada empat orang yang menggotong seorang lumpuh. Kata ”mereka” pada ayat (4) menunjuk pada orang-orang yang notabene bisa lebih dari empat orang. Kata ”mereka” dalam ayat (5) tentu saja menunjuk pada orang2 yang membawa si lumpuh dan termasuk juga si lumpuh.
Yang pasti karena ada iman dalam diri si lumpuh maka ia dapat di sembuhkan ;-) .
Jacko : Dan setiap orang yang beriman kepada Allah pasti akan diampuni dosanya. Dan ini adalah janji Allah kepada manusia melalui setiap utusan-Nya. Jadi tidak berarti Yesus bertindak sebagai Allah seperti yang dipikirkan Bapak dan Ahli Taurat.
Tanggapan Esra : Tapi kan di atas sudah saya buktikan bahwa yang dilihat yesus adalah iman 4 orang yang menggotong kan dan bukan iman orang lumpuh itu.
TANGGAPAN JACKO : Ya. Bukti yang membuktikan Bapak tidak paham cara manafsir Alkitab.
Jacko : Ini terlihat dari pertanyaan Yesus yang tertulis dalam Ayat Mark 2:7 kepada Ahli Taurat “Mengapa kamu berpikiran seperti itu dalam hatimu?” hal ini membuktikan bahwa Yesus tidak setuju dengan pemikiran Ahli Taurat yang menganggap Ia menghujat Allah karena bertindak seperti Allah karena Yesus tidak pernah merasa menghujat Allah dan tidak pernah merasa bertindak sebagai Allah. Hal ini telihat dari bantahan Yesus “…sesungguhnya anak manusia berkuasa mengampuni dosa” (Mark 2:10) artinya Yesus ingin mengatakan bahwa manusia pun bisa mengampuni dosa.
Tanggapan Esra : Istilah Anak Manusia itu jelas hanya menunjuk pada Yesus saja. Tidak seperti teori konyol anda di atas yang bilang berlaku bagi semua orang.
TANGGAPAN JACKO : Bagaimana Bapak memaknai ayat Mark 2:7 ?
Jacko : Dan untuk menghindari agar Ia tidak dianggap menghujat Allah dan bertindak seperti Allah maka Yesus berkata kepada orang lumpuh itu “Bangunlah, angkat tempat tidurmu dan pulanglah kerumahmu” (Mark 2:11) ayat ini membuktikan bahwa Yesus tidak ingin disangka bertindak seperti Allah.
Tanggapan Esra : Lucu….
TANGGAPAN JACKO : Ha..ha..ha..ha..ha..ha..ha..
Jacko : Saya sangat tidak mengerti karena Bapak dalam menafsirkan ayat kadang-kadang bersumber dari pemikiran Ahli-ahli taurat padahal Ahli-ahli taurat selalu berprasangka buruk terhadap Yesus dan Yesus selalu mengecam ahli-ahli taurat karena pemikiran mereka yang salah terhadap Yesus.
Tanggapan Esra : Saya juga sangat tidak mengerti anda karena baca Alkitab salah lalu tafsir srecara sembarangan.
TANGGAPAN JACKO : Makanya saya datang untuk minta penjelasan. Tapi ternyata saya salah orang. Harusnya saya mencari orang yang lebih pintar dari pada Bapak.
Jacko : 7. Tentang Anak Allah
Bapak sendiri yang mengatakan bahwa Anak Allah = Allah tetapi Bapak sendiri yang mengingkarinya.
Tanggapan Esra : Siapa yang mengingkari? Saya hanya buktikan bahwa penyebutan Anak kepada Yesus dan kepada manusia lain harus dibedakan. Dasarnya sudah saya buktikan dengan sejumlah ayat kan?
TANGGAPAN JACKO : Sudah saya buktikan bahwa dasar yang di sampaikan oleh Bapak tidaklah berdasar.
Jacko : Jadi kesimpulannya Anak Allah tidak samakan dengan Allah?
Tanggapan Esra : Anda memang telmi. Anak Allah tidak sama dengan Allah kalau itu menunjuk pada manusia. Tapi kalau menunjuk pada Yesus harus diartikan Allah mengingat ayat2 yang sudah saya buktikan itu.
TANGGAPAN JACKO : He..he.. maksa banget...
Jacko : Lalu apakah penyebutan Anak Allah yang Tunggal berarti Yesus adalah Allah? Dasarnya apa?
Tanggapan Esra : Parah benar logika anda. Penyebutan Anak Tunggal bagi Yesus dalam argumentasi tidak secara langsung menunjukkan Yesus adalah Allah tapi menunjukkan bahwa Yesus tidak dapat disamakana dengan manusia lain yang disebut sebagai Anak. Yang membuktikan Yesus adalah Allah adalah istilah “Anak Allah” itu.
TANGGAPAN JACKO : penyebutan Anak Allah tidak bisa bisa di jadikan bukti untuk menjadikan Yesus sebagai Allah. Sudah saya bantah sebelumnya.
Jacko : Kata Tunggal sebenarnya bisa mempunyai makna yang diutamakan atau yang dikasihi (ini menurut saya pribadi) hal didasarkan pada kesamaan kata pada ayat ibrani 11:17 dimana Ishak di sebut sebagai anak Abraham yang Tunggal. Padahal dalam alkitab mencatat bahwa Ishak bukan satu-satunya anak Abraham. Mungkin maksudnya adalah anak yang paling di kasihi (kalo tidak salah? :).
(Kalo Bapak tidak sependapat dengan saya berarti Bapak harus bisa menjelaskan makna kata Tunggal dalam ayat Ibarani 11:17).
Tanggapan Esra : Isak disebut anak tunggal bukan karena dia anak yang diutamakan/dikasihi tapi karena memang dia satu-satunya anak yang lahir dari isteri Abraham yang sah.
TANGGAPAN JACKO : yang saya katakan anak Abraham bukan anak istri Abraham. (kayaknya Bapak tulalit alias susah nyambung).
Jacko : Namun lepas dari semua itu sebutan Anak Tunggal tidak dapat dismpulkan menjadi Allah karena tidak ada dasarnya.
Yoh 3:17 “Sebab Allah mengutus anak-Nya kedalam dunia bukan untuk menghakimi melainkan untuk menyelamatkan oleh Dia”.
Kata anak-Nya dalam ayat diatas mengacu pada kata Anak-Nya yang Tunggal dalam ayat 3:16.
Kata Allah mengutus anak-Nya berarti Anak-Nya yang Tunggal diutus oleh Allah.
Jadi anak-Nya yang tunggal = Utusan Allah dan itu artinya Yesus adalah utusan Allah dan bukan Allah.
(Bagaimana Pak? Saya tunggu tanggapannya)
Tanggapan Esra : He…he… Sama sekali tidak ada dasar mengatakan bahwa Anak yang tunggal = utusan Allah. Lalu apa hubungan kata “tunggal” itu dengan kata “utusan”? Bukankah utusan Allah juga ada banyak? Mengapa Yesus disebut tunggal?”
TANGGAPAN JACKO : He..he.. Bapak memang benar tulalit. Yang menghubungkan kata tunggal dengan utusan siapa...? baca lagi yang benar.
tentang kenapa Yesus disebut anak tunggal ya tanya aja sama penulisnya.
Jacko : 8. Tentang doa di Getsemani
Dalam hal berdoa Yesus mengatakan “Jika engkau berdoa, masuklah kedalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi” (Mat 6:6).
Makna dari ayat ini adalah jika kita berdoa agar doa kita jangan sampai diketahui orang lain melainkan hanya kita dan Allah yang mengetahuinya.
Tanggapan Esra : Yesus tidak mengajarkan bahwa doa sama sekali tidak boleh diketahui orang lain. Ia sementara memperoalkan motivasi dalam doa sebagaimana yang dikatakan dalam ayat 5nya : Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
Kalau doa harus tidak didengar orang lalu bagimana dengan ayat2 ini :
Luk 3:1 : Ketika seluruh orang banyak itu telah dibaptis dan ketika Yesus juga dibaptis dan sedang berdoa, terbukalah langit
Kis 1:24 : Mereka semua berdoa dan berkata: "Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang, tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih dari kedua orang
Kis 2:42 : Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.
Kis 6:6 : Mereka itu dihadapkan kepada rasul-rasul, lalu rasul-rasul itupun berdoa dan meletakkan tangan di atas mereka.
Kis 20:36 : Sesudah mengucapkan kata-kata itu Paulus berlutut dan berdoa bersama-sama dengan mereka semua.
Anda menafsirkan Alkitab secara ngawur saja!
TANGGAPAN JACKO : Bapak... yang saya maksud doa pribadi dan bukan doa berjamaah. Kalo Bapak mau berdoa agar Bapak diselamatkan dari jalan sesat yang sedang Bapak jalani sekarang ini ya usahakan hanya Bapak dan Allah yang tahu.
Jacko : Secara logika pada saat Yesus selesai berdoa di Getsemani tidak mungkin Ia menceritakan isi doanya kepada murid-muridnya karena doa Yesus itu bukan hal yang harus diceritakan kecuali jika Ia sedang mengajarkan cara berdoa.
Jadi kesimpulannya masih tetap sama bahwa cerita tentang doa Yesus di Getsemani sangat diragukan karena penulis injil telah menulis sesuatu yang tidak pernah didengar dan dilihatnya.
(kesimpulan saya masih tetap berlaku !!!).
Tanggapan Esra : Sudah saya bantah dan buktikan tafsiran anda salah. Jadi tetap tidak berlaku!
TANGGAPAN JACO : Capee deeh..
Jacko : Yesus Pasca Inkarnasi
Masa ini adalah masa dimana Yesus bangkit dari kematian. Namun Yesus tetap tidak pernah menyatakan dirinya sebagai Allah karena memang Ia bukan Allah. Yang mengatakan Yesus sebagai Allah adalah kesaksian penulis yang tidak berdasar karena tidak berasal dari Yesus.
Pertanyaannya bagaimana mungkin firman Allah yang tidak pernah disampaikan oleh Yesus dan hanya merupakan kesimpulan Penulis dapat dikatakan sebagai firman yang harus dipercaya ?
Tanggapan Esra : Sudah saya katakana berkali-kali. Tidak menyatakan diri sebagai Allah belum bias dijadikan bukti valid bahwa ia bukan Allah. Yang menjadi bukti valid bahwa ia bukan Allah kalai Ia mengatakan bahwa Ia bukan Allah. Anda mau percaya Yesus Allah kalau Yesus mengatakan diriNya Allah. Itu hak anda. Tapi saya juga baru mau percaya Yesus bukan Allah kalau Yesus mengatakan bahwa ia bukan Allah. Bisa tunjukkan saya satu ayat di mana Yesus mengatakan bahwa ia bukan Allah? Untuk keyakinan anda, anda mmebutuhkan jawaban langsung dari Yesus tapi untuk penyangkalan anda, anda tak membutuhkan penyangkalan langsung dari Yesus. Anda tidak konsisten! Soal kata2 para Rasul sudah saya jelaskan tapi anda tetap tak mau ngerti. Up 2 u.
TANGGAPAN JACKO : Up 2 U too..
Jacko : Saya tunggu ya tanggapannya…
salam damai dalam nama Yesus yang hanyalah seorang Nabi dan utusan Allah. ;-).
Jacko: seharusnya para rasul menulis firman Allah berdasarkan apa yang disampaikan melalui Yesus
Pak Esra: Anda buat aturan ini darimana? Atas dasar apa?
Jacko: Pertanyaan bodoh untuk level seorang pendeta. Jawab aja sendiri.
Tanggapan Paijo: Yang bodoh itu justeru anda Jacko. Anda mengemukakan sesuatu aturan. Harus begini dan harus begitu. Pak Esra menanggapi anda dengan pertanyaan yang sebenarnya meminta untuk menjustifikasi peraturan yang anda sodorkan itu. Karena anda tidak mampu dan mungkin juga tidak mampu, maka anda mengatakan bahwa pak Esra yang bodoh. Inikah intelektualitas yang anda bangga-banggakan itu? Hebat benar!
Jacko : Jadi bagaimana mungkin Yesus belum datang untuk menyampaikan firman Allah tetapi para rasul sudah menulis firman?
Tanggapan Esra : Siapa bilang para rasul menulis sebelum Yesus datang? Injil Yohanes, surat Filipi, surat Roma ditulis bahkan setelah Yesus naik ke surga. Kecuali Yes 9:5 memang itu Perjanjian Lama dan sifatnya adalah nubuatan/ramalan kea rah depan.
TANGGAPAN JACKO : Saya juga tau kalo penulis menulis injil jauh setelah kebangkitan Yesus. Tapi kalo dilihat dari konteks pra inkarnasi yang Bapak jelaskan terkesan bahwa para rasul menulis firman sebelum Yesus menyampaikan firman Allah dan tentu saja ini menjadi tidak mungkin. Kalo para Rasul menulis hanya berdasarkan inspirasi maka jelas itu bukan firman tapi kesimpulan atau karangan.
TANGGAPAN PAIJO: Di sini anda mengemukakan sebuah aturan lain. Anda belum dan tidak bersedia memberi justifikasi terhadap aturan pertama sekarang sudah kemukakan aturan lain. Aturan anda adalah "Kalo para Rasul menulis hanya berdasarkan inspirasi maka jelas itu bukan firman tapi kesimpulan atau karangan." Dengan kata lain anda seperti orang yang pada saat dikejar oleh musuh dan menyembunyikan kepala di dalam pasir sementara dia tidak tahu bahwa bagian tubuhnya yang lain masih kelihatan jelas.
Mari kita lihat response anda. Pertama, justifikasi dulu peraturan anda. Silahkan kasih tahu darimana anda memungut peraturan seperti yang anda tuliskan di atas! Saya menunggu
Kedua, apa definisi anda tentang inspirasi pada saat anda mengemukakan keberatan di atas? Apakah definisi anda tentang inspirasi adalah definisi yang juga digunakan oleh pak Esra?
Jacko : dan yang lebih aneh lagi firman Allah yang di tunjukkan oleh Alkitab pada masa ini bukan bersumber dari Yesus karena Yesus tidak pernah mengatakan firman Allah seperti pada ayat Yoh 1:1, Fil 2:5-6, Yes 9:5, Roma 9:5.
Tanggapan Esra : Saya sudah katakan berkali-kali bahwa pengakuan akan keilahian Yesus bukan hanya didasarkan pada klaim Yesus tapi juga pernyataan murid2 yang dekat denganNya yang pernah hidup bersama Dia dan tentu sesuai mereka diinspirasikan oleh Roh Kudus. Saya sudah katakan berkali-kali, lebih masuk akal percaya para rasul daripada percaya kata2 anda. Anda hidup 2000an tahun setelah Yesus bahkan setelah para rasul dan kata2 anda sama sekali tidak diinspirasikan Roh Kudus.
TANGGAPAN JACKO : Berikut adalah ayat2 yang merupakan kesaksian dan klaim dari Yesus sendiri:
Jawab Yesus : ”Hukum yang terutama ialah : Dengarlah, Hai orang Israel, TUHAN ALLAH KITA, TUHAN ITU ESA.
Yoh ...., Tetapi pergilah kepada Saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, ALLAH-KU DAN ALLAHMU.
Aku adalah Utusan Allah (banyak ayat)
Tanggapan Paijo: Ya... tapi ayat-ayat lain yang menyatakan keilahian Kristus anda tidak kutip. Dengan kata lain ada ayat-ayat yang menyatakan keilahian Kristus dan ada ayat-ayat yang menunjukkan kemanusiaan Kristus tetapi anda hanya mengutip ayat-ayat yang menyatakan kemanusiaan Kristus. Lalu berpuas diri dengan pengutipan ini seolah-olah sudah membuktikan anda benar. Sebagai informasi untuk anda, teman anda si ndarusi sudah mengakui bahwa Yesus mengklaim bahwa Dia adalah Allah. Tetapi dia muncul dengan keberatan baru yang menentang kebenaran itu. Silahkan ikuti di http://suakahati.wordpress.com/2008/08/06/pengujian-terhadap-ayat-ayat-tuhan-islam-kristen/#comments.
Salam Mas Paijo...
Saya bingung dengan anda yang kelihatannya pintar logika tapi logikanya tidak jalan.
Jika Yesus saja menyampaikan firman berdasarkan apa yang Ia lihat dan Ia dengar bagaimana mungkin Muridnya menyampampaikan firman hanya berdasarkan Inspirasi dan bukan berasal dari Yesus?
1). Murid2 Yesus mengatakan Yesus adalah Allah dan Tuhan, dan Allah itu tiga dalam satu, berdasarkan Inspirasi dan bukan berasal dari mulut Yesus.
2). Yesus mengatakan Allah itu Tuhan,Allah itu Esa, Allah itu Tuhan-Ku dan Tuhanmu berdasarkan kesaksian dari Allah.
dari sini kalo menurut logika anda mana yang harus kita percayai...?
(tolong dijawab dan tolong perbanyak tangggapan dan argumen daripada komentar).
salam damai dalam nama Yesus yang hanya Nabi dan Utusan Allah. :-)
Jacko : Jadi kalo Yesus tidak tahu, merasa lapar dan haus dan bergantung kepada Allah itu karena Yesus adalah manusia yang tidak sempurna dan bukan karena Yesus sedang menyembunyikan keilahiannya atau pura2 merendahkan diri. Yesus tidak ada alasan menyembunykan keilahiannya atau berpura2 merendahkan diri karena firman Allah tidak bisa di sembunyikan atau ditutup2i.
Tanggapan Esra : Yesus mau menebus manusia yang berdosa. Maka Ia mau menjadi manusia. Menjadi manusia saja sudah bentuk perendahan diri (Fil 2:5dst). Jadi mengapa Ia merendahkan diri? Ya demi misi penyelamatannya. Dia datang untuk mati. Jika Dia tetap mempergunakan segala kuasa keilahianNya, tidak ada yang akan berani membunuh Dia.
TANGGAPAN JACKO : ah.. teori....
Tanggapan Paijo: apa definisi kata "teori" yang anda gunakan di sini Jacko? Apakah anda mau mengatakan bahwa apa yang dikatakan pak Esra salah? Silahkan tunjukkan dengan argumen kenapa hal yang ditulis pak Esra itu salah! Jangan-jangan kamu hanya bisa berteori bahwa tanggapan pak Esra itu hanya teori?
Jacko : Kata Tunggal sebenarnya bisa mempunyai makna yang diutamakan atau yang dikasihi (ini menurut saya pribadi) hal didasarkan pada kesamaan kata pada ayat ibrani 11:17 dimana Ishak di sebut sebagai anak Abraham yang Tunggal. Padahal dalam alkitab mencatat bahwa Ishak bukan satu-satunya anak Abraham. Mungkin maksudnya adalah anak yang paling di kasihi (kalo tidak salah? :).
(Kalo Bapak tidak sependapat dengan saya berarti Bapak harus bisa menjelaskan makna kata Tunggal dalam ayat Ibarani 11:17).
Tanggapan Esra : Isak disebut anak tunggal bukan karena dia anak yang diutamakan/dikasihi tapi karena memang dia satu-satunya anak yang lahir dari isteri Abraham yang sah.
TANGGAPAN JACKO : yang saya katakan anak Abraham bukan anak istri Abraham. (kayaknya Bapak tulalit alias susah nyambung).
Tanggapan Paijo: anda benar-benar irasional Jacko. Mungkin anda representasi dari Iblis sendiri. Ingat Anda mempertanyakan fakta bahwa Ishak disebut sebagai anak tunggal Abraham walaupun sebenarnya secara biologis tidak demikian. Pak Esra menjawab dengan menyodorkan fakta bahwa secara hukum dia adalah satu-satunya anak yang syah. Kriteria syah tidaknya anak itu adalah syah tidaknya status isteri yang melahirkan sang anak. Jadi sebenarnya dengan menghilangkan kata istri dari kalimat itu tidak akan mempengaruhi argumen.
Jacko: Saya bingung dengan anda yang kelihatannya pintar logika tapi logikanya tidak jalan.
Paijo: Anda seperti “maling teriak maling”. Memang pantas anda bingung. Anda tidak punya kemampuan dan kemauan untuk memahami apa yang dikatakan orang lain tapi paksa diri ikut diskusi. Nafsu besar tenaga kurang man! Mmmm... sejauh ini memang tampaknya inilah ciri khas kaum anda. Berbagai komentar saya belum anda jawab juga kok! Apa dianggap tidak penting? Kalau tidak penting silahkan kemukakan dengan argumen yang jelas mengapa tidak penting. Jangan hanya berani beranggapan tidak penting tidak penting tapi tidak kasih alasan. Fakta ini sudah mengindikasikan (kalau tidak bisa dikatakan membuktikan) ketidakkompetenan anda. Silahkan buktikan kompetensi anda dengan menjawab berbagai argumen saya sebelumnya! Saya menunggu!
Jacko: Jika Yesus saja menyampaikan firman berdasarkan apa yang Ia lihat dan Ia dengar bagaimana mungkin Muridnya menyampampaikan firman hanya berdasarkan Inspirasi dan bukan berasal dari Yesus?
Paijo: Pertama, Jacko apa definisi kata “inspirasi” yang anda maksudkan di sini? Apakah definisi yang anda pakai sama dengan definisi inspirasi yang pak Esra gunakan? Mengapa inspirasi lebih rendah statusnya daripada dengar langsung sehingga sesuatu yang didapat dari inspirasi lebih rendah statusnya daripada sesuatu yang didengar langsung? Tolong jawab! Ini penting karena tanpa pemahamam ini anda tidak tahu apa yang anda sementara bandingkan.
Kedua, dalam komentar anda, anda menghilangkan perbedaan antara Yesus dan murid-murid sehingga apa yang terjadi/dialami pada murid-murid harus sama dengan apa yang terjadi/dialami Yesus. Kalau Yesus mendengarkan apa yang dikatakan Bapa maka murid-muridpun harus mengalami yang sama. Sekali lagi, itu aturan dari mana? Dengan kata lain anda melakukan kesalahan “rasio melingkar” yaitu mengasumsikan sebagai benar apa yang harus dibuktikan! Anda mengasumsikan bahwa Yesus hanya manusia sementara itu sebenarnya anda yang harus buktikan!
Ketiga, anda mengasumsikan bahwa mode pewahyuan Allah hanya satu yaitu mendengar langsung alias menggunakan indera! Tahu darimana bahwa memang demikianlah adanya? Silahkan jelaskan!
Jacko: 1). Murid2 Yesus mengatakan Yesus adalah Allah dan Tuhan, dan Allah itu tiga dalam satu, berdasarkan Inspirasi dan bukan berasal dari mulut Yesus.
2). Yesus mengatakan Allah itu Tuhan,Allah itu Esa, Allah itu Tuhan-Ku dan Tuhanmu berdasarkan kesaksian dari Allah.
Paijo: Jacko, ini hanya buah yang tidak terelakkan dari posisi anda yang sudah saya pertanyakan di atas. Silahkan jawab pertanyaan saya! Saya menunggu!
Jacko: dari sini kalo menurut logika anda mana yang harus kita percayai...?
Paijo: pertama, apa itu logika Jacko? Apakah anda percaya ada berbagai macam logika? Komentar anda sepertinya mengasumsikan demikian. Tetapi apa saja logika yang anda maksudkan itu? Berbagai logika itu sama syahnya? Kalau tidak, apa kriteria untuk menentukan satu logika lebih baik daripada logika yang lain? Silahkan jawab!
Kedua, Ataukah anda menganggap bahwa logika itu merupakan fungsi dari individu? Kalau demikian, mengapa saya harus tunduk kepada sesuatu yang anda anggap logika? Saya menunggu tanggapan anda!
Jacko: (tolong dijawab dan tolong perbanyak tangggapan dan argumen daripada komentar).
Paijo: Jacko, pertama: saya tidak tahu dimana salahnya komentar selama komentar itu masih ada kaitan dengan poin yang dibahas atau selama komentar itu memperjelas apa yang ditulis dan menjelaskan bagaimana sebenarnya posisi lawan. Dapat pungut demikian aturan yang anda haruskan saya ikuti?
Kedua: silahkan tunjukkan komentar-komentar sesuai kriteria anda, anda anggap tidak tepat!
Jacko,
Saya menunggu anda di: http://paijobudiwidayanto.freetzi.com/?p=26.
Semua tanggapan saya di sini sudah diposting di sana. Kalau bukan pengecut, silahkan ladeni saya di sana. Ingat, anda harus bisa berdiskusi secara berarti. Kalau tidak, anda akan saya campakkan dari blog saya.
Sekali lagi saya tunggu anda di sana!
Salam
Paijo
Posting Komentar