Kamis, 06 Maret 2008

BENARKAH YESUS BERAKHIR MINGGU DI NERAKA?

Bagian Kedua Dari Tiga Tulisan


Esra Alfred Soru



“Kemanakah Yesus (jiwa/roh-Nya) saat tubuh-Nya di kuburan selama 3 hari?” Demikianlah pertanyaan saya suatu kali pada para siswa teologia. Dan segera seseorang menjawab dengan lantang : “Yesus pergi ke neraka selama 3 hari, memberitakan Injil kepada roh orang-orang mati dan merampas kunci kerajaan maut”. Inilah pandangan/keyakinan banyak orang termasuk orang-orang seperti Pondsius Takaliuang (seorang pengajar di STT I3 Malang) dalam bukunya “Antara Kuasa Gelap dan Kuasa Terang” hal. 24 : “Pada waktu Tuhan Yesus menyerahkan Roh-Nya di kayu salib, Ia turun ke kerajaan maut (hades), sedangkan tubuhnya ada selama tiga hari di dalam kuburan, menunggu hari kebangkitan-Nya” Dengan mengacu pada Mat 27:50-53 dan Efs 4 8-10 Takaliuang melanjutkan : “Dari dua bagian Alkitab ini kita mendapat penjelasan bahwa pada saat Yesus turun ke dalam kerajaan maut, Ia membuka alam maut untuk membawa orang-orang saleh yang mati dalam zaman sebelum kematian-Nya ke sorga…” Pendapat semacam ini juga dipegang oleh seorang penginjil yang bernama Andrias Kemal Bulo dari SPPT Allahu Samma – Jakarta Selatan yang beberapa waktu yang lalu berkunjung ke Kupang. Pendapat semacam ini dikemukakan dalam satu seminarnya di hotel Kristal pada tanggal 8 Maret 2004, menjawab pertanyaan seorang penanya. Secara umum doktrin semacam ini dikenal sebagai doktrin “AKHIR MINGGU DI NERAKA”


Benarkah selama 3 hari di kuburan Yesus (jiwa/roh-Nya) pergi ke alam maut atau ke neraka (hades)? Persoalan inilah yang akan yang akan kita bahas agar kita tidak mempercayai sesuatu hanya berdasarkan tradisi tetapi berdasarkan prinsip-prinsip Alkitab. Kita akan melihat dan menyoroti dasar acuan yang dipakai dalam doktrin “Akhir Minggu di Neraka” ini.


Pengakuan Iman Rasuli


Doktrin “Akhir Minggu di Neraka” ini biasanya menjadikan kalimat “turun ke dalam kerajaan maut” dalam 12 Pengakuan Iman Rasuli kita sebagai dasarnya. Kata-kata dalam Pengakuan Iman Rasuli ini kelihatannya cukup jelas mendukung doktrin ini namun catatan awal yang perlu diketahui berkenaan dengan kalimat ini (turun ke dalam kerajaan maut) adalah :


(1) Kata-kata ini tidak ada dalam 12 Pengakuan Iman Rasuli yang mula-mula, dan baru muncul pada tahun 390 M.


(2) Berbeda dengan bagian-bagian yang lain dari 12 Pengakuan Iman Rasuli, kata-kata ini tidak ada dalam Alkitab dan tidak didasarkan pada suatu pernyataan yang eksplisit/jelas dalam Alkitab.


Dengan demikian pernyataan ini (turun ke dalam kerajaan maut) tidak sesederhana yang kita bayangkan dan dengan demikian tidak dengan gampang dapat dijadikan sebagai dasar dari doktrin “Akhir Minggu di Neraka”.


Memang dari kata-kata “turun ke dalam kerajaan maut” ini beberapa orang (ingat Pondsius Takaliuang dan Andrias Kemal Bulo) berkeyakinan bahwa selama 3 hari dalam kuburan, jiwa/roh Yesus ini pergi ke alam maut atau kerajaan maut. Beberapa ayat Alkitab yang sering dipakai sebagai dasar dari pandangan ini adalah seperti :


Efesus 4:9


Bukankah Ia telah naik berarti, bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah? Rupanya kalimat ‘bagian bumi yang paling bawah’ ini yang diartikan sebagai kerajaan maut/neraka. Namun demikian, penafsiran ini sangat meragukan karena dalam Efs 4:9 ini Paulus hanya berargumentasi bahwa Kristus bisa naik karena Ia telah turun (bandingkan dengan Yoh 3:13). Jadi ‘bagian bumi yang paling bawah’ harus diartikan sebagai ‘bumi’ (seperti dalam Maz 139:15). Dengan demikian Efs 4:9 berarti : ‘Kristus bisa naik ke surga karena Ia sudah berinkarnasi’. Karena itu Efs 4:9 ini sebenarnya tidak berbicara tentang turunnya Kristus ke hades/neraka. Selain Efs 4:9, Maz 16:10 (“sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan orang kudus-Mu melihat kebinasaan) juga diartikan bahwa ‘roh/jiwa Yesus ada di neraka/hades sebelum kebangkitan-Nya’. Tetapi ini jelas merupakan penafsiran yang salah, karena apa yang diajarkan oleh ayat ini hanyalah bahwa ‘Kristus tidak dibiarkan dalam kuasa maut’ (bandingkan Kis 2:30-31 dan Kis 13:34-35 di mana Maz 16:10 ini dikutip untuk membuktikan kebangkitan Kristus). Jadi sekali lagi terlihat bahwa ayat ini pun tidak ada hubungannya dengan turunnya Kristus ke hades/neraka.


1 Pet 3:18-20


“Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh, dan di dalam Roh itu juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara, yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu”. Ayat ini sering ditafsirkan bahwa Yesus memang turun ke hades dan bagian ini juga dianggap memberi penjelasan tentang tujuan Yesus pergi ke sana, yakni untuk memberitakan Injil kepada orang-orang yang sudah mati. Untuk memahami ayat ini dengan baik, marilah kita mengajukan beberapa pertanyaan dan melihat jawabannya :


(1) Siapa yang adalah “roh yang dipenjara” itu? Jawabannya sudah jelas dari konteksnya mereka yang tidak taat di masa Nuh. Apakah ada kelompok lain di dalam ayat ini? Tidak! Apakah setiap orang benar yang mati termasuk di dalam bagian ini? Tidak! Satu-satunya orang yang disebutkan di sini adalah mereka yang tidak taat di masa Nuh. Jika benar bahwa Kristus “pergi ke neraka” maka dia hanya berbicara dengan mereka.


(2) Bagaimana Kristus berkhotbah kepada “roh yang dipenjara ini?Apakah Dia mengatakan kepada kita bahwa Dia secara pribadi melakukan perjalanan untuk bicara pada mereka? Sekali lagi, jawabannya sudah jelas dari konteks: itu dilakukan “melalui Roh,” yaitu, melalui Roh Kudus, (ay 18).


(3) Jika kita percaya teori “perjalanan ke neraka”, apa yang harus akan Kristus katakan pada mereka? Apakah Dia menawarkan kesempatan keselamatan yang kedua? Tidak!


(4) Jadi bagaimana, bentuk pesan yang disampaikan kepada “roh yang dipenjara itu?” Ketidaktaatan apa yang mereka lakukan?


Pelajari ayat ini : 2 Pet 2:5 : “dan jikalau Allah tidak menyayangkan dunia purba, tetapi hanya menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu, dengan tujuh orang lain, ketika Ia mendatangkan air bah atas dunia orang-orang yang fasik…” Terhadap bagian ayat ini Charles C. Buntin berkomentar : “Saya katakan pada anda bahwa “roh dalam penjara” tidak taat pada pesan yang diberikan pada mereka melalui Nuh, dan bahwa Kristus telah, di masa Nuh, berkhotbah pada mereka melalui pelayanan Roh (2 Pet 1:19-21). Kristus telah berbicara pada orang-orang ini melalui Nuh, yang diabaikan. (Di mana Roh Yesus Saat Tubuh-Nya Di Dalam Kubur?; hal. 5-6). Dengan demikian bagian ini tidak bicara mengenai “Akhir Minggu di Neraka,” tapi membandingkan masa Nuh dengan masa Petrus, yang diilustrasikan oleh 1 Pet 3:20-21 : yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu. Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan--maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah--oleh kebangkitan Yesus Kristus. Matthew Henry menulis : “Seperti masa lalu, Kristus mengirim Roh-Nya; memberi peringatan melalui Nuh. Tapi dengan kesabaran Tuhan lama menunggu, sampai akhirnya. Dan roh-roh mereka yang tidak taat, saat mereka keluar dari tubuhnya, dimasukkan ke dalam penjara neraka, di mana mereka yang mengejek peringatan Nuh berada, dan di sana tidak ada keselamatan. Keselamatan Nuh dalam bahtera, yang membawanya di atas air bah, menggambarkan keselamatan semua orang percaya sejati. Keselamatan sementara melalui bahtera itu merupakan gambaran keselamatan kekal orang percaya melalui baptisan Roh Kudus”. (Matthew Henry's Commentary; Biblesoft). Bandingkan pendapat ini dengan pendapat Louis Berkhof : “dalam Roh / oleh Roh, Kristus berkhotbah (memberitakan Injil) melalui Nuh kepada orang-orang yang tidak taat yang hidup sebelum air bah. Orang-orang ini masih hidup pada saat diinjili, tetapi disebut ‘roh-roh yang ada dalam penjara’ karena pada waktu Petrus menulis suratnya mereka sudah matidan Herman Hoekema yang menafsirkan ayat ini sebagai berikut : (1) Kristus memang pergi kepada roh-roh yang ada dalam penjara (atau kepada roh-roh orang jahat yang menunggu penghakiman), tetapi (2) Ia tidak pergi secara pribadi, tetapi melalui Roh Kudus. (3) Ia pergi bukan antara kematian dan kebangkitan-Nya, tetapi setelah kebangkitan dan kenaikan-Nya ke surga. (4) Kristus memang memberitakan Injil kepada roh-roh yang ada dalam penjara itu, tetapi ini bukanlah pemberitaan Injil yang memungkinkan suatu pertobatan. Ini hanya merupakan pengumuman/proklamasi tentang kemenangan yang telah Ia dapatkan. Dari 3 tafsiran teolog-teolog Reformed terkemuka ini (Matthew Henry, Berkhof dan Hoekema), manapun arti yang benar, tetap tidak menunjukkan bahwa 1 Pet 3:18-20 ini berhubungan dengan kata-kata ‘turun ke neraka’ dalam 12 Pengakuan Iman Rasuli. Dengan demikian ayat ini juga tidak dapat menjadi dasar bahwa Yesus pergi ke neraka sewaktu tubuh-Nya dalam kuburan.


Hal lain yang tidak dapat membenarkan doktrin bahwa Yesus pergi ke neraka untuk memberitakan Injil kepada orang-orang yang sudah mati adalah bahwa pandangan semacam ini jelas bertentangan dengan Maz 88:12 (Dapatkah kasih-Mu diberitakan di dalam kubur, dan kesetiaan-Mu di tempat kebinasaan?) yang jelas menunjukkan bahwa tidak ada pemberitaan Injil dalam dunia orang mati! Demikian pula ajaran yang mengatakan bahwa Yesus pergi ke neraka untuk merampas kunci kerajaan maut sama sekali tidak berdasar. Tidak ada data Alkitab yang mengatakan bahwa setan memiliki kunci apapun di samping pernyataan Alkitab bahwa Tuhan membuka dan menutup, dan tidak ada yang menghentikan Dia. Yes 45:1 : “…Aku membuka pintu-pintu di depannya dan supaya pintu-pintu gerbang tidak tinggal tertutup. Wah 3:7 : “Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Filadelfia: Inilah firman dari Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang kunci Daud; apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka”. Hanya ada dua ayat dalam Alkitab di mana kunci ini disebutkan dan iblis tidak ada di dalamnya : Mat 16:19 :Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kau ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kau lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.” Wah 1:18 : “dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut. Sekarang pikir hal ini, apakah iblis PERNAH diberikan kuasa atas hidup dan mati? Apakah iblis PERNAH memiliki otoritas mengirim seseorang ke neraka? Jawabannya ‘tidak!’ Hanya Tuhan yang memiliki itu, dan selalu memiliki kuasa dan otoritas itu.


Yesus Menderita lagi di Neraka?


Ada juga yang beranggapan bahwa Kristus benar-benar turun ke neraka untuk mengalami siksaan neraka untuk menebus dosa kita. Aliran “Faith Movement” (dengan tokoh utamanya Kenneth Copeland) mengatakan bahwa : Kristus mati secara roh dan tubuh saat disalib, dan dibawa ke tempat tinggal orang jahat yang sudah mati untuk disiksa oleh kekuatan setan selama tiga hari sebagai pembayaran akhir akan penebusan. (D.R. McConnell; A Different Gospel, 1988, hal. 120). Faith Movement juga berpandangan bahwa : “Yesus disiksa oleh setan-setan selama tiga hari, dan berkeliling di neraka yang memalukan “berulat, menghilangkan kulit roh,” sampai Tuhan mengijinkan Dia bicara “kata iman” dan menaklukan musuh-musuh-Nya” (Hank Hannegraaff; Christianity in Crisis; 1993 hal. 163-174). Pandangan-pandangan “Faith Movement,” ini disuburkan lagi oleh E. W. Kenyon lewat lagu-lagu Kristen populer yang telah menjadi bagian dari produksi Kristen. Doktrin semacam ini tidak hanya dikhotbahkan melalui radio dan diterbitkan dalam traktat dan buku-buku namun juga ditampilkan dalam film di TV Kristen di Amerika di mana setan berpakaian hitam buruk menyiksa Yesus di neraka, kemudian, dengan musik yang keras, Yesus “dilahirkan kembali” dalam neraka, dan mengalahkan setan-setan dengan pedang yang menyala-nyala. Bukankah kita dapat menyebut hal ini sebagai penghujatan. Pandangan semacam ini jelas tidak Alkitabiah karena sewaktu di atas salib Kristus berkata ‘Sudah selesai’ (Yoh 19:30). Itu berarti bahwa penderitaan-Nya untuk menanggung hukuman dosa umat manusia sudah selesai di atas salib sehingga tidak ada lagi penderitaan yang harus Ia alami untuk menebus dosa kita. Mengatakan bahwa Kristus mengalami penderitaan di neraka lagi untuk melakukan penebusan bagi kita adalah suatu bentuk ketidakpercayaan tanpa sadar terhadap pernyataan Yesus “Sudah genap!”


Kalau demikian apa maksud pernyataan dalam pengakuan iman itu? Calvin memberikan jawaban yang sangat menarik. Ia berkata : ‘Turun ke dalam kerajaan maut’ menunjukkan penderitaan rohani yang dialami oleh Kristus. 12 Pengakuan Iman Rasuli itu mula-mula menunjukkan penderitaan Kristus yang terlihat oleh manusia (yaitu menderita, disalibkan, mati, dikuburkan), dan setelah itu 12 Pengakuan Iman Rasuli itu melanjutkan dengan menunjukkan penderitaan Kristus secara rohani, yang tidak terlihat oleh manusia. Ini terjadi pada saat Ia berteriak: ‘ELI, ELI, LAMA SABAKHTANI?’ (Mat 27:46)”. Dasar Kitab Suci yang digunakan oleh Calvin adalah bahwa Kis 2:24 menyebut ‘sengsara maut’ bukan ‘maut’ dan Yes 53:4 berbunyi : ‘dipukul dan ditindas oleh Allah’. Dengan demikian jelas bahwa Calvin tidak mempercayai bahwa antara kematian dan kebangkitan-Nya, Kristus betul-betul turun ke neraka atau hades atau tempat manapun. Ada juga teolog Reformed yang menganggap bahwa ‘turun ke kerajaan maut’ berarti bahwa Yesus ada dalam kuasa maut sampai hari yang ke 3. ‘Westminster Confession of Faith’, chapter VIII, 4 berbunyi : ... disalibkan, dan mati, dan dikuburkan, dan tetap ada di bawah kuasa kematian, tetapi tidak menjadi rusak / busuk. Pada hari ketiga Ia bangkit dari antara orang mati ...’ Pandangan ini pun tidak mempercayai bahwa Yesus turun ke neraka/hades.


Kalau begitu, kemanakah Yesus saat tubuh-Nya berada di kuburan ?


Di manakah jiwa/roh Yesus saat saat tubuh-Nya di kuburan ? Alkitab memberikan kita jawaban yang sangat akurat bahwa :


(1) Dia ada di dalam Sorga. Luk 23:43 : Kata Yesus kepadanya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus. Catatan : Ada beberapa orang yang mencoba mengatakan bahwa “firdaus” itu lain dari sorga di mana Tuhan berada. Namun kita harus dapat melihat bahwa ketika Alkitab memunculkan kata “firdaus” itu selalu diaplikasikan untuk sorga (2 Kor 12:4; Wah 2:7)


(2) Dia ada bersama dengan Bapa. Luk 23:46 : Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.” Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya


Memang ada keberatan terhadap pandangan bahwa Yesus pergi kepada Bapa di antara kematian dan kebangkitan-Nya karena dalam Yoh 20:17 Yesus berkata kepada Maria : "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa". Ayat ini dijadikan dasar untuk mengatakan bahwa antara kematian dan kebangkitan-Nya, Yesus tidak pergi ke surga. Namun demikian ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :


(1) Yoh 20:17 ini tidak boleh ditafsirkan bertentangan dengan Luk 23:43,46 yang jelas menunjukkan bahwa antara kematian dan kebangkitan-Nya, Yesus naik ke surga.


(2) Adalah sesuatu yang tidak masuk akal kalau Yesus melarang Maria memegang (dalam arti menyentuh) Dia, karena dalam Mat 28:9 dan Yoh 20:27 Ia mengijinkan diri-Nya untuk dipegang. Karena itu, kata ‘memegang’ dalam Yoh 20:17 seharusnya diartikan ‘memegang erat-erat / menahan’. Bandingkan dengan terjemahan NASB yang mengatakan "Stop clinging to Me" (= berhentilah berpegang teguh kepada-Ku), dan juga terjemahan NIV yang mengatakan "Do not hold on to Me" (= jangan berpegang erat-erat kepada-Ku). Jadi kesimpulannya, arti dari Yoh 20:17 adalah : jangan menahan Aku, karena Aku harus pergi kepada Bapa / naik ke surga. Rupa-rupanya Yesus tahu akan isi hati Maria yang begitu mencintai Dia, sehingga ingin menahan Dia terus menerus dan tidak mau berpisah lagi dengan Yesus. Karena itulah Ia mengucapkan Yoh 20:17 ini. Jadi Yoh 20:17 ini tidak bisa dijadikan dasar untuk mengatakan bahwa antara kematian dan kebangkitan-Nya Yesus tidak naik ke surga.


Dari semua pembahasan kita ini kita dapat melihat bahwa doktrin “Akhir Minggu di Neraka” sama sekali bukanlah doktrin Alkitab bahkan bertentangan dengan Alkitab. Marilah kita berhati-hati terhadap ajaran-ajaran yang dapat menyesatkan dan bersifat menghujat seperti pandangan Kenneth Copeland dan “Faith Movement”nya. Kita juga harus belajar untuk tidak terlalu cepat menerima pandangan-pandangan yang tidak Alkitabiah seperti pandangan Pondsius Takaliuang dan Andrias Kemal Bulo. Camkanlah ini : Yesus tidak pergi ke neraka apalagi pergi untuk disiksa iblis. SATU-SATUNYA HAL YANG IBLIS DAPATKAN DALAM TIGA HARI KETIKA KRISTUS DIKUBUR ADALAH IA SAKIT KEPALA KARENA DIA TAHU JIWA/ROH KRISTUS ADA DI HADAPAN BAPA. Dan iblis, tidak seperti pengkhotbah radio dan TV itu, karena ia telah mendengar Yesus berkata, “SUDAH SELESAI!”




Tidak ada komentar: