Rabu, 16 Januari 2008

PAULUS VS YAKOBUS : Iman atau Perbuatan?


Esra Alfred Soru



Seseorang bertanya kepada saya “Pak Esra, ketika saya membaca Alkitab (Surat-Surat Paulus dan Surat Yakobus), saya melihat sepertinya ada pertentangan di antara tulisan-tulisan Paulus dan Yakobus terutama dalam masalah pembenaran. Paulus selalu berbicara bahwa manusia dibenarkan karena iman sedangkan Yakobus berbicara bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan. Mohon penjelasan Pak Esra”.

Ini adalah pertanyaan yang bagus dan menarik. Memang kalau kita membaca surat surat Paulus dan membandingkannya dengan surat Yakobus maka kelihatan ada pertentangan di sana dalam hal pembenaran seperti yang disebutkan di atas. Misalnya dalam Roma 3:28 Paulus berkata : ‘Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Tauratsedangkan di dalam surat Yak 2 :24, Yakobus berkata bahwa : ‘Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman’. Di dalam Roma 4:1-4 Paulus berkata : ‘Jadi apakah akan kita katakan tentang Abraham, bapa leluhur jasmani kita? Sebab jikalau Abraham dibenarkan karena perbuatannya, maka ia beroleh dasar untuk bermegah, tetapi tidak di hadapan Allah. Sebab apakah dikatakan nas Kitab Suci? "Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan, dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran." Kalau ada orang yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya’. Demikian juga di Gal 3:6 : ‘Secara itu jugalah Abraham percaya kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran’. Jadi menurut Paulus, Abraham dibenarkan karena iman atau percayanya dan bukan karena perbuatannya. Namun di dalam Yak 2:21 dikatakan : ‘Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah?’ Akibat dari apa yang kelihatannya bertentangan ini maka ada tokoh-tokoh Kristen yang akhirnya merendahkan surat Yakobus ini. Mislanya reformator Kristen Martin Luther. Ia berkata tentang surat Yakobus sebagai berikut : “a right strawy epistle, for it has no true evangelical character” (Surat jerami [kosong/tak berharga], karena surat ini tidak mempunyai sifat injili yang benar). Philip Melanchton berkata : “‘faith justifies’ and ‘faith does not justify’ are plain contradiction. Whoever can reconcile them, on him I will put my cap, and allow him to call me a fool” (‘iman membenarkan’ dan ‘iman tidak membenarkan’ adalah kontradiksi yang nyata. Siapapun dapat memperdamaikan mereka, padanya aku akan memakaikan topi, dan mengijinkannya menyebutku orang tolol). Benarkah demikian? Benarkah apa yang dikatakan Luther dan Melanchton itu? Benarkah ada pertentangan antara teologi Paulus dan teologi Yakobus dan dengan demikian Alkitab berkontradiksi di dalam dirinya sendiri?



Ada
beberapa hal yang perlu kita mengerti untuk bisa memperdamai­kan atau mengharmoniskan teologi Paulus dan Yakobus.


Pertama : Adanya perbedaan tujuan.



Paulus menuliskan suratnya untuk orang-orang yang terpengaruh oleh ajaran Yahudi yang menekankan keselamatan karena perbuatan baik yaitu dengan mentaati hukum Taurat. Ini terlihat misalnya dalam Kis 15:1-2 : “Beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ: "Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan." Tetapi Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu. Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal itu”. Nah, karena masalah seperti itulah maka Paulus mene­kankan habis-habisan bahwa hanya imanlah yang menyebabkan kita diselamatkan seperti yang ditulisnya dalam Gal 2:16 : “Kamu tahu, bahwa tidak seorang pun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kami pun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak ada seorang pun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat”, Gal 2:21 : “Aku tidak menolak kasih karunia Allah. Sebab sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus” dan juga Efs 2:8-9 : “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri”. Inilah persoalan Paulus. Nah, apa yang dihadapi Paulus berbeda dengan yang dihadapi Yakobus. Yakobus menulis suratnya justru kepada orang-orang yang sekalipun mengaku sebagai orang Kristen, tetapi hidupnya sama sekali tidak mirip hidup Kristen. Karena itu Yakobus justru menekankan perbuatan baik. Jadi ada perbedaan tujuan antara surat-surat Paulus dan surat Yakobus.


Kedua, Adanya perbedaan penggunaan istilah.



Selain berbeda tujuan, di dalam surat-surat Paulus dan Yakobus juga terdapat perbedaan penggunaan istilah. Beberapa istilah yang sama muncul dalam tulisan Paulus dan Yakobus namun sesungguhnya maknanya berbeda. Misalnya :


(1)
Istilah ‘pekerjaan atau perbuatan baik’.


Kalau Paulus menggunakan istilah ‘pekerjaan’ atau ‘perbuatan baik’, maka ia memaksudkannya sebagai sesuatu yang digunakan untuk menyelamatkan diri kita. Karena itu maka ia berkata bahwa perbuatan baik tidak diperlukan (yang menyebabkan kita selamat hanyalah iman!). Tetapi kalau Yakobus menggunakan istilah ini, ia memaksud­kannya sebagai hasil dari keselamatan. Karena itu ia mengatakan bahwa perbuatan baik harus ada dalam diri orang Kristen. Atau dengan kata lain, perbuatan baik yang dibicarakan Paulus adalah perbuatan baik sebagai SYARAT KESELAMATAN sedangkan perbuatan baik yang dibicarakan Yakobus adalah perbuatan baik sebagai BUAH/AKIBAT KESELAMATAN.


(2)
Istilah ‘iman atau percaya’.


Kalau Paulus menggunakan istilah ‘iman’ atau ‘percaya’, maka ia menunjuk pada iman kepada Yesus Kristus tetapi kalau Yakobus menggunakan istilah ini, maka yang ia maksudkan adalah ‘pengakuan percaya dengan mulut’ seperti yang dicatat dalam Yak 2 :14 : ‘…seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman,…’


(3)
Istilah ‘dibenarkan’.


Kalau Paulus menggunakan istilah ‘dibenarkan’, maka artinya adalah ‘orangnya dibenarkan oleh Allah’. Tetapi kalau Yakobus memakai istilah ini, maka maksudnya adalah ‘pengakuan orang itu yang dibenarkan’ (artinya: pengakuannya benar / tidak dusta). Nah, karena adanya perbedaan penggunaan istilah ini maka kita harus membedakan arti dari istilah-istilah ini, karena kalau tidak, maka kita akan benar-benar mendapatkan kontradiksi yang tidak terhamoniskan antara Yakobus dan Paulus. Surat Paulus maupun Yakobus (Yak 2:14-26) bisa dipahami dengan baik dan benar, jika kita mengingat dengan baik cara keduanya menggunakan istilah-istilah di atas!


Kesimpulan



Setelah memahami hal-hal yang dicatat di atas maka kita dapat melihat bahwa sebenarnya tidak ada pertentangan antara Paulus dan Yakobus. Paulus menentang pendapat yang mengatakan bahwa perbuatan baik bisa menyelamatkan seseorang sedangkan Yakobus menentang pendapat yang mengatakan bahwa yang penting kita sudah percaya atau mengaku percaya kepada Yesus maka kita tidak perlu lagi berbiuat baik. Paulus mempunyai tujuan agar orang-orang hanya beriman kepada Yesus saja untuk mendapatkan keselamatan dan Yakobus mempunyai satu tujuan pengajaran yakni pengakuan percaya tidak boleh atau tidak bisa dipisahkan dari perbuatan baik. Pengakuan percaya harus dibuktikan kebenarannya melalui perbuatan baik. Mungkin juga Yakobus menuliskan bagian itu untuk memberi keseimbangan terhadap doktrin salvation by faith (keselamatan oleh iman) yang diajarkan oleh Paulus. Kemungkinan yang lain adalah Yakobus menuliskan ini untuk memberi keseimbangan terhadap tulisannya sendiri tentang ‘hukum yang memerdekakan’ (Yak 1:25; 2:12). Dengan demikian secara keseluruhan Yakobus mengajarkan bahwa sekalipun orang Kristen sudah dimer­dekakan dari dosa oleh iman kepada Kristus, itu tidak boleh diartikan bahwa orang Kristen lalu merdeka untuk berbuat dosa! Jadi dari pengajaran Paulus dan Yakobus ini sesungguhnya tidak terdapat kontradiksi apa pun dan dengan demikian Alkitab tetap benar. Satu hal penting yang perlu kita ingat adalah : JANGAN BERBUAT APA-APA SUPAYA ANDA DISELAMATKAN/MASUK SURGA (CUKUP BERIMAN SAJA KEPADA YESUS). TETAPI LAKUKANLAH PERBUATAN BAIK SEBAGAI BUKTI BAHWA ANDA BENAR-BENAR SUDAH DISELAMATKAN. Kalau anda melakukan hal itu maka anda telah melakukan seperti yang diajarkan baik oleh Paulus maupun oleh Yakobus.



Tidak ada komentar: