Yoh 2:13-25; Mat
Esra Alfred Soru
Tanggal 31 Oktober yang baru lewat adalah tanggal yang sangat penting bagi agama Kristen Protestan karena dapat dikatakan bahwa ini adalah ulang tahunnya agama Kristen Protestan sejak dimulainya reformasi yang dilakukan oleh Marten Luther melalui 95 dalil yang ditempelkannya di gerbang Wittenberg. Luther telah melakukan kritik dan protes terhadap gereja waktu itu dan karenanya kelompok baru itu diberi nama PROTESTAN. Jadi “PROTESTAN” ini seharusnya menjadi ciri khas dan semangat kita semua yakni suka PROTES terhadap ketidakbenaran. Kalau anda melihat ketidakbenaran dan ketidakberesan maka anda harus bisa memprotesnya. Kalau anda melihat ketidakbenaran dan ketidakberesan dan tidak memprotesnya maka anda bukanlah PROTESTAN meskipun di KTP-mu tertulis KRISTEN PROTESTAN. Itulah yang sudah dikerjakan oleh Marten Luther dan karenanya bersama dengan Calvin, Zwingli dan beberapa tokoh lainnya, ia telah menjadi REFORMATOR gereja dengan 3 semboyan terkenal yang sangat terkenal : SOLA GRATIA (hanya karena anugerah), SOLA FIDE (hanya karena iman) dan SOLA SCRIPTURA (hanya Alkitab).
Namun demikian, sebenarnya semangat reformasi ini bukan baru muncul pada zaman Luther karena jauh sebelum Luther hidup, sudah pernah ada seorang reformator ulung yang menggoncang kebudayaan Yahudi. Reformator itu adalah YESUS KRISTUS. Ia mengadakan banyak pembaharuan dan perombakan serta PROTES baik dengan kata-kata-Nya yang sangat tajam maupun dengan tindakan-Nya yang tegas. Ia pernah berkata : dengan lantang “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan”. Ia juga pernah berkata : “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran.”
Saudara yang terkasih, jika anda membaca dalam Injil Matius maka anda akan menemukan bahwa sesungguhnya peristiwa penyucian Bait Allah ini didahului dengan peristiwa Yesus masuk ke
Apa Sebenarnya Yang Terjadi di Bait Allah?
Apa sebenarnya yang terjadi di Bait Allah? Mengapa ada pedagang-pedagang kambing domba dan merpati di
Sepintas lalu apa yang dilakukan ini seolah-olah menolong orang lain namun sebenarnya telah terjadi pemerasan yang luar biasa. Harga binatang-binatang di Bait Allah bisa menjadi berkali-kali lipat bahkan sampai 20 kali lipat. Contohnya burung merpati, di luar Bait Allah bisa dibeli dengan harga Rp. 50,-, namun di Bait Allah dijual Rp. 1000,- Selain itu karena binatang korban haruslah tidak cacat maka para imam berusaha menolak binatang yang tidak dibeli di Bait Allah (dengan alasan yang dicari-cari), sehingga orang-orang terpaksa membelinya di Bait Allah dengan harga yang sangat mahal. Dalam hal uang, kalau orang membawa uang besar, ia harus menukarkannya dengan uang kecil dulu, dan untuk ini sudah ditarik ongkos. Setelah itu uang kecil itu masih harus ditukarkan lagi dengan uang yang dianggap sah untuk dipersembahkan ke Bait Allah (harus mata uang Yahudi 1/2 syikal = Rp. 180,- bdk. Kel 30:13), dan untuk ini ada ongkos lagi (Rp. 12,-). Itulah sebabnya ada meja-meja penukar uang di
Saudara yang terkasih, rupanya apa yang terjadi di Bait Allah ini adalah contoh keadaan gereja kita di masa kini. Bukankah ada banyak pendeta, majelis, penginjil maupun jemaat yang melihat pelayanan gereja sebagai kesempatan untuk meraih keuntungan-keuntungan tertentu? Itulah sebabnya saat ini banyak koruptor gentayangan di dalam gereja. Itulah sebabnya ada banyak perampok dalam jemaat namun berdasi dan berpenampilan layaknya pak menteri atau mirip malaikat. Ada juga yang datang ke gereja hanya untuk mencari popularitas, kedudukan dan kehormatan. Mereka datang ke gereja dengan motifasi yang keliru. Ada yang datang karena uang, karena manusia (idola, pacar), karena mengharapkan mujizat, karena ingin dibagikan sembako, karena ingin agar mati nanti dapat dikubur dengan baik dan masih banyak motif lainnya. Dengar hai sobatku, kalau anda datang ke gereja karena mencari keuntungan-keuntungan tertentu, hari ini bertobatlah. Anda tidak sementara mencari Tuhan tetapi mencari keuntungan-keuntunga dari Tuhan. Bukankah Yesus pernah mengkritik dan menegur banyak orang karena rupanya mereka bukannya mencari Yesus, Roti Hidup itu melainkan mencari roti fana seperti yang telah mereka makan dalam peristiwa Yesus memberi makan 5000 orang ? Ia berkata : "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. (Yoh 6 :26). "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. (Yoh 6 :35).
Bagaimana Sikap Yesus?
Melihat hal ini Yesus bukannya menunjukkan sikap sabar/kasih tetapi justru Ia menjadi marah. (Band. ay 17). Namun demikian kemarahan Yesus di sini haruslah dipahami sebagai kemarahan yang suci. Oleh karena itu jangan sembarangan / terlalu cepat menyalahkan orang yang marah, apalagi kalau orang itu marah karena adanya ketidakberesan dalam gereja, adanya ajaran sesat, dsb. Beranikah engkau menyalahkan Yesus yang marah di sini? Kalau engkau adalah orang yang selalu ‘sabar’ dalam menghadapi hal-hal yang salah, maka belajarlah dari Yesus untuk bisa marah dalam keadaan seperti itu! Bandingkan dengan Wah 2:2 : “Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.” dan 2 Kor 11:4 : “Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima”. 2 ayat ini memperlihatkan bahwa ketidaksabaran dipuji dan kesabaran justru dikecam. Yesus tidak menegur (mungkin karena Ia tahu bahwa mereka tahu akan kesalahan mereka - ini dosa sengaja), tetapi Ia langsung bertindak dengan mengusir para penukar uang / penjual binatang dengan binatang mereka. (Catatan: ‘cambuk dari tali’ belum tentu digunakan terhadap manusianya, tetapi mungkin hanya terhadap binatangnya). Apa yang Yesus lakukan di sini adalah reformasi secara revolusioner / drastis padahal apa yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi itu sudah menjadi tradisi! Kebanyakan orang melakukan reformasi secara pelan-pelan / ‘bijaksana’ (atau ‘bijaksini’?), apalagi kalau menyangkut kesalahan yang sudah membudaya / menjadi tradisi. Beranikah engkau berkata bahwa di sini Yesus bertindak tidak bijaksana? Yesus pasti tahu bahwa orang-orang Yahudi itu akan memberikan reaksi yang negatif, tetapi sekalipun demikian Ia tetap melakukan reformasi itu! Tindakan yang benar harus tetap dilakukan sekalipun hasilnya negatif! Ingat bahwa kita melakukan kebenaran bukan dengan tujuan mendapat keuntungan / manfaat, tetapi karena itu memang tindakan yang benar. Penyucian Bait Allah oleh Yesus ini menggenapi Mal 3:1b-3 dan mungkin juga Zakh 14:21b.
Ayat 17 dari bacaan ini mengatakan : "…Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku." Dalam versi NIV disebutkan : ‘Zeal for your house will consume me’ (semangat terhadap rumah-Mu akan membakar aku). NASB : ‘For zeal for Thy house has consumed me’ (karena semangat terhadap rumah-Mu telah membakar aku). Dengan demikian ayat ini menunjukkan bahwa orang Kristen, khususnya pendeta, harus mempunyai semangat untuk memurnikan / mereformasi gereja! Kalau selama ini saudara bersikap acuh tak acuh terhadap kesalahan-kesalahan yang ada dalam gereja saudara, bertobatlah! Kalau saudara adalah seorang hamba Tuhan / pengkhotbah / pengajar Firman Tuhan yang ingin memurnikan gereja, maka khotbah saudara harus cocok dengan kata-kata Albert Barnes di bawah ini : “Khotbah dari setiap pendeta seharusnya adalah sedemikian rupa sehingga orang-orang jahat akan merasa bahwa mereka harus menjadi orang Kristen, atau meninggalkan rumah Allah, atau menghabiskan hidup mereka di sana dalam kesadaran akan kesalahan dan rasa takut pada neraka. Beranikah engkau melakukannya? Engkau harus berani agar gerejamu menjadi rumah doa dan bukan sarang penyamun. Belajarlah dari Yesus sang reformator itu!
Apa Akibat Penyucian Itu?
Apakah yang terjadi setelah Yesus menyucikan Bait Allah? Mat
Saudara yang terkasih, perhatikanlah ini dengan seksama. Ketika gerejamu mulai berhenti sebagai sarang penyamun, ketika gerejamu sudah disucikan oleh sang reformator itu, banyak orang akan datang berjumpa dengan Kristus dan kuasa-Nya akan dinyatakan dalam gereja-Nya dan engkau dapat melihatnya sembari berseru : “RUMAH INI AKAN MENJADI RUMAH DOA BAGI SEGALA BANGSA”. Amin!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar