Tanggapan Untuk Julius Sangguwali (JS)
Oleh:Esra Alfred Soru
JS menulis : Ya, EAS terlalu jauh panggang dari api ketika menafsirkan Yoh. 14:14. Padahal konteks ayat-ayat di Yohanes pasal 14, menunjuk kepada kedudukan unik Yesus--bukan hubungan yang “tidak terpisahkan” pribadi dalam tritunggal.
Tanggapan saya : Rupanya anda tidak pernah membaca Yoh 14 dengan baik tapi omong besar saja. Lalu Yoh 14:7-11 artinya apa? Baca ayat 7, 9-10, 11. Bagaimana mungkin ayat-ayat itu tidak menunjukkan kesatuan Yesus dengan Bapa? Tentang ayat 10b : “Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya” harus diperhatikan penafsirannya. Calvin berpendapat bahwa ayat 10b diucapkan oleh Yesus sebagai manusia. Setiap kata dari Yesus merupakan pekerjaan Bapa! Ini tidak berarti bahwa Bapa bertindak seperti seorang pembicara dengan “suara perut” yang berbicara melalui bonekanya. Sebaliknya, Anak mengucapkan pikiran Bapa karena ini juga merupakan pikiranNya sendiri”
JS menulis : Tentang hal ini Encyclopedia of Biblical, Theological, and Ecclesiastical Literature (oleh John McClintock dan James Strong, 1981, Jil II, Grand Rapids, Michigan) menulis, “Tujuan doa adalah Allah sendiri, melalui Kristus Yesus sebagai Perantara. Oleh karena itu, semua permohonan, kepada orang-orang kudus atau kepada para malaikat tidak saja sia-sia, tetapi menghujat. Semua ibadah kepada makhluk ciptaan, tidak soal seberapa ditinggikan makhluk itu, adalah penyembahan berhala, dan dengan keras dilarang hukum kudus Allah”
Tanggapan saya : Saya setuju kata-kata buku ini. Tetapi ingat, yang dianggap penghujatan / penyembahan berhala adalah penyembahan terhadap orang-orang kudus, malaikat-malaikat dan makhluk ciptaan apapun / manapun. Masalahnya, Yesus tak termasuk yang manapun dari orang-orang itu. Dia adalah Allah, pencipta, bukan makhluk ciptaan (kecuali kalau kita bicara tentang Yesus sebagai manusia). Dan karena Dia adalah Allah, Dia juga merupakan obyek doa / penyembahan yang sah!
JS menulis : Jumlah orang-orang yang seperti Romo Tom Jacob, Frans Donald, dan lain-lain semakin hari bertambah banyak. Hanya EAS yang masih berkokoh dengan gagasan: Jauh panggang dari api; sehingga tidak matang.
Tanggapan saya : Apa maksud anda dengan ‘jauh panggang dari api’? Tadi anda katakan pengabaian konteks, sekarang anda katakan tidak matang! Saya kira untuk orang seperti anda ini cocok kalau dibuatkan ungkapan ‘jauh punguk dari sekolah’! (He…he…he…)
Doa Stefanus
Saya juga membuktikan bahwa doa boleh ditujukan pada Yesus dari doa Stefanus dalam Kis 7:59-60. Tetapi JS membantahnya : “…masalahnya, apakah Stefanus sedang berdoa? ….Namun kata “berdoa” di beberapa terjemahan, tidak ada”. JS lalu mengutip Alkitab Terjemahan Lama (1958 yang dicetak ulang 2003) dan Good News Bible lalu mengatakan : “Dua terjemahan Alkitab ini menerjemahkan kata “berdoa” di ayat 59 ini sebagai “berseru”. Jadi, mana yang benar? Stefanus sedang berdoa atau berseru? Js lalu membandingkannya dengan Alkitab The Kingdom Interlinear Translation of the Greek Scriptures (1969) lalu memberikan komentar : “Perhatikan terjemahan bebas kata “permohonan”/”appeal” dari terjemahan bahasa Yunani έлιкαλούμενον, yang jika diterjemahkan kata demi kata, calling upon/berseru kepada.
Jadi peristiwa Stefanus (ayat 59) tidak menyangkut doa, karena di ayat sebelumnya (ayat 56) Stefanus melihat Yesus dalam penglihatan dan berbicara kepadanya secara langsung. … Ingatlah bahwa semata-mata berbicara bahkan kepada Allah tidak dengan sendirinya merupakan doa. … Oleh karena itu, tidaklah benar untuk menyebutkan percakapan Stefanus dengan Yesus sebagai bukti bahwa sebenarnya dapat (harus) berdoa kepadanya.
Dari argumentasi JS di atas ini terlihat bahwa JS hanya membahas kata kerja ‘berseru / call on’ saja? Mengapa tidak membahas kata-kata yang diucapkan oleh Stefanus pada saat itu, yang jelas menunjukkan bahwa itu adalah suatu doa? Dalam hal ini anda mengabaikan konteks kan? Jadi kata-kata “Jauh panggang dari api” itu lebih cocok untuk anda sendiri. Sekarang lihat kembali Kis 7:59-60 - “(59) Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku." (60) Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: "Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!" Dan dengan perkataan itu meninggallah ia”. Bukankah kata-kata dalam ayat 59 jelas merupakan doa? Lebih-lebih kata-kata dalam ayat 60 jelas meniru kalimat pertama Yesus di kayu salib yang merupakan doa Yesus sendiri! Selain itu kata ‘berseru’ / ‘memanggil’ di dalam Kitab Suci sering menjadi sinonim dari kata ‘berdoa’! Misalnya Kej 4:26 : “…Waktu itulah orang mulai memanggil nama TUHAN”, Kej 12:8 : “…lalu ia mendirikan di situ mezbah bagi TUHAN dan memanggil nama TUHAN”, Kej 13:4 : “…di situlah Abram memanggil nama TUHAN.
Perhatikan bahwa dalam ayat-ayat ini tidak ditulis bahwa mereka berdoa melainkan memanggil nama Tuhan. Tapi tidak bisa tidak “memanggil nama TUHAN” di sini artinya adalah berdoa. Sekarang lihat Kel 14:10 : Ketika Firaun telah dekat, orang Israel menoleh, maka tampaklah orang Mesir bergerak menyusul mereka. Lalu sangat ketakutanlah orang Israel dan mereka berseru-seru kepada TUHAN..”, Kel 14:15 : “Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Mengapakah engkau berseru-seru demikian kepada-Ku? …”, 1 Sam 12:8 : “Ketika Yakub datang ke Mesir dan nenek moyangmu berseru-seru kepada TUHAN, maka TUHAN mengutus Musa dan Harun, yang membawa nenek moyangmu keluar dari Mesir, …”. Lihat juga 1 Sa 15:11; Maz 22:3; Maz 34:18 dan masih banyak ayat lainnya yang mencapai ratusan ayat. Kata “berseru-seru” dalam ayat ini tidak bisa tidak berarti berdoa.
Dengan demikian sesuai dengan kalimat yang keluar dari mulut Stefanus dihubungkan dengan ayat-ayat di atas ini maka tidak bisa tidak ditafsirkan bahwa Stefanus memang berdoa kepada Yesus. Rupanya JS ini buta terhadap ayat-ayat Kitab Suci yang saya kutip di atas. Jadi, orang yang namanya JS ini lagi-lagi bisa diberi ungkapan lain “Jauh serigala dari Kitab Suci”.
Berseru kepada Yesus
Ayat lain yang saya pakai untuk mengatakan bahwa kita boleh berdoa kepada Yesus adalah 1 Kor 1:2b : ‘dengan semua orang di segala tempat, yang berseru kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan mereka dan Tuhan kita.’ Tetapi JS menanggapinya : “EAS mirip orang gendut yang kepleset kulit pisang. Ia hendaknya memperhatikan bahwa dalam bahasa aslinya, pernyataan “έпικαλαυμέοις” (to call upon/berseru/menyerukan) dapat mengartikan hal-hal lain selain doa. Bagaimana nama Kristus ‘called upon’ (diserukan) di mana-mana (di segala tempat)? Satu cara adalah bahwa para pengikut Yesus dari Nazaret secara terang-terangan mengakui dia sebagai Mesias dan Juruselamat dunia, melakukan banyak perbuatan menakjubkan dalam namanya (bandingkan 1 Yoh. 4:14; Kis. 3:6; 19:5).
Karena itu, The Interpreter’s Bible (1990) menulis bahwa ungkapan “menyerukan nama Tu[h]an kita…berarti mengakui wewenangnya sebagai Tuan sebaliknya daripada berdoa kepadanya”. He..he…Saya mirip orang gendut yang kepleset kulit pisang? Kalau begitu anda seperti orang pendek yang ingin menjangkau pengertian yang lebih tinggi, tetapi tidak dapat mencapainya. Kasihan sekali??! Dan rupanya karena pendeknya, anda berusaha menggapai dengan meloncat-loncat, sampai punggungnya bongkok! Seandainya saja anda sama pendeknya, dan sama bertobatnya seperti Zakheus! Sayang, hanya pendeknya yang sama, bertobatnya tidak! Sekarang perhatikan kembali kata-kata anda di atas “…dapat mengartikan hal-hal lain selain doa”.
Coba pakai logika anda! Berarti bisa diartikan doa kan? Tetapi anda memaksakan arti yang lain, yang sebetulnya sama sekali bukan artinya. Kata-kata ‘call upon’ diartikan seperti ini oleh Bible Works 7: (1) to put a name upon, to surname 1a) to permit one's self to be surnamed (2) to be named after someone (3) to call something to one 3a) to cry out upon or against one 3b) to charge something to one as a crime or reproach 3c) to summon one on any charge, prosecute one for a crime 3d) to blame one for, accuse one of (4) to invoke 4a) to call upon for one's self, in one's behalf 4a1) any one as a helper 4a2) as my witness 4a3) as my judge 4a4) to appeal unto (5) to call upon by pronouncing the name of Jehovah 5a) an expression finding its explanation in the fact that prayers addressed to God ordinarily began with an invocation of the divine name” Perhatikan bahwa tidak ada arti ‘confess’ (mengakui) seperti yang diberikan anda dari buku tafsiran ngawur itu.
Satu hal lagi, anda kan guru bahasa Inggris. Lalu bagaimana mungkin anda menerjemahkan ‘called upon’ sebagai ‘diserukan’? Kecuali ada to be yang mendahuluinya, itu tidak bisa merupakan bentuk pasif! Dan dalam kalimatnya memang tidak didahului oleh to be. Jadi, itu bentuk aktif, tetapi dalam past tense! Lalu dari mana anda dapatkan -ed yang menjadikannya menjadi bentuk lampau itu? Kata itu dalam bahasa Yunani ada dalam bentuk present. Itu juga terlihat dari semua terjemahan bahasa Inggris. Aneh juga biasanya anda beri terjemahan bahasa Inggris tertentu, tetapi di sini tidak ada sama sekali.
Jadi saya saja yang berikan dari terjemahan KJV : “Unto the church of God which is at Corinth, to them that are sanctified in Christ Jesus, called to be saints, with all that in every place call upon the name of Jesus Christ our Lord, both theirs and ours”. Tidakkah terlihat bahwa terjemahan ini memakai bentuk aktif? Bentuk yang sama dipakai juga dalam terjemahan RSV maupun NIV. Lalu bagaimana anda yang adalah guru bahasa Inggris bisa menerjemahkannya menjadi bentuk pasif? Haruskah saya buat ungkapan lain lagi buat anda?
Satu hal yang perlu saya tambahkan tentang ayat ini adalah bahwa kata ‘nama’ di sini harus diartikan menunjuk kepada pemilik nama tersebut, yaitu Yesusnya sendiri. Ini sesuatu yang umum dalam Kitab Suci. Contohnya Yes 56:6 : “Dan orang-orang asing yang menggabungkan diri kepada TUHAN untuk melayani Dia, untuk mengasihi nama TUHAN dan untuk menjadi hamba-hambaNya,…” Mengasihi nama TUHAN artinya mengasihi TUHAN. Yer 23:27 : “….sama seperti nenek moyang mereka melupakan namaKu oleh karena Baal?”.
Melupakan nama TUHAN artinya adalah melupakan TUHAN. Jadi nama harus diartikan sebagai diri/pemilik nama itu. Dengan demikian “berseru kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus” dalam 1 Kor 1:2b itu artinya adalah berseru/berdoa kepada Tuhan kita Yesus Kristus. He…he… sekarang apa argumentasi anda JS? Ternyata saya tidak mirip orang gendut yang kepleset kulit pisang tapi anda yang mirip orang pendek/bongkok yang mencoba menggapai kebenaran yang tinggi tapi tak bisa mencapainya.
Tanggapan-Tanggapan Lepas
JS menulis : “Menerima Kristus dan mempraktekkan iman dalam darahnya yang dicurahkan, yang memungkinkan pengampunan dosa, juga berarti menyerukan nama Tu[h]an kita, Yesus Kristus (bandingkan Kis. 10:43 dengan 22:16).
Tanggapan saya : He..he... JS, saya harap anda tidak asal-asalan dalam memberi ayat. Apa urusannya Kis 10:43 dengan menyerukan nama Yesus? Demikian juga apa urusannya Kis 22:16? Bagi saya kata “berseru kepada nama Tuhan” di sini pun bisa diartikan ‘berdoa’, dengan iman kepada Yesus! Kalau tidak diartikan demikian, maka akan menjurus pada ajaran sesat ‘keselamatan karena perbuatan baik’. Tapi sayangnya, saya yakin anda justru percaya ajaran sesat itu.
JS menulis : “Jadi secara harfiah menyebut nama Yesus, kapan saja seseorang berdoa kepada Allah melalui dia. Maka, meskipun memperlihatkan bahwa seseorang dapat menyerukan nama Yesus, Alkitab tidak menyatakan harus berdoa kepadanya (Ef. 5:20; Kol. 3:17).
Tanggapan saya : Saya setuju kita boleh berdoa / bersyukur kepada Bapa. Tetapi ayat-ayat itu TIDAK mengatakan bahwa kita tidak boleh berdoa kepada Yesus. Dan dari ayat-ayat yang sudah saya gunakan, jelas juga merupakan hal yang sah untuk berdoa kepada Yesus! Anda tidak bisa menggugurkannya! Itu hanya mimpi anda saja!!!
JS menulis : Setiap doa adalah suatu bentuk ibadat. The World Book Encyclopedia (1987, Vol. 2) menegaskan hal ini, “Doa adalah suatu bentuk ibadat yang melaluinya seseorang dapat menyatakan pembaktian, syukur, pengakuan, atau permohonan kepada Allah. Pada suatu kesempatan Yesus mengatakan, “Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan [Yahweh], Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” Yesus berpaut kepada pokok kebenaran bahwa ibadat--karena itu doa juga--harus ditujukan hanya kepada Bapanya, Allah Yahweh (Luk 4:8; 6:12).
Tanggapan saya : Lalu mengapa Yesus kok mau disembah berulangkali, dan Ia tak menyalahkan Stefanus yang berdoa kepada-Nya?
Bertekuk Lutut Dalam Nama Yesus
Bukti lain lagi yang saya pakai untuk mengatakan bahwa kita boleh berdoa kepada Yesus adalah Fil 2:9-11. Tapi JS membantahnya : “Apakah kata-kata “dalam nama Yesus bertekuk lutut” mengartikan bahwa kita harus berdoa kepada? Tidak. Ungkapan bahasa Yunani di sini mencakup “menunjukkan nama yang atasnya semua orang yang bertekuk lutut bersatu, yang atasnya semua [παν γόνυ] ibadat dipersatukan. Nama yang Yesus telah terima mendorong semua orang untuk bersatu dalam menyembah” (G.B. Winner, 1997:158, A Grammar of the Idiom of the New Testament, seventh ed., Andover).
Memang, agar suatu doa dapat diterima, doa harus disampaikan “dalam nama Yesus”, namun meskipun demikian, ditujukan kepada Allah Yahweh dan berperan untuk memuliakan-Nya. ….” He…he… Ini bertentangan dengan Mat 4:10 atau Luk 4:8 yang baru anda bicarakan. Kalau sembah hanya boleh kepada Allah, lalu mengapa Fil 2 mengatakan semua akan menyembah Yesus? Bagaimana penjelasan anda ini bisa diharmoniskan dengan ayat-ayat seperti Yes 42:8 : “Aku ini TUHAN, itulah nama-Ku; Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain atau kemasyhuran-Ku kepada patung”?, (Lihat juga Yes 48:11) Coba anda jawab!!! Kalau Yesus bukan Allah, dan Ia adalah pribadi yang berbeda secara total dari Bapa, maka penyembahan terhadap Yesus jelas bertentangan dengan kedua ayat di atas ini!
Tanggapan-Tanggapan Lepas
JS menulis : “Sama seperti sebuah jalan menuju ke satu tujuan, demikian pula Yesus adalah “jalan” yang membimbing kepada Allah Yang Mahakuasa… (Yoh. 14:6). Maka, hendaknya menyampaikan doa-doa kepada Allah melalui Yesus dan tidak langsung kepada Yesus sendiri. Yesus bukan Allah Yang Mahakuasa, namun Yesus adalah Putra Allah, dan ia sendiri beribadat kepada Yahweh, Bapanya (Yoh. 20:17).
Tanggapan saya : Saya tidak menentang doa melalui Yesus. Itu memang benar! Tetapi itu kalau Yesus ditinjau sebagai Allah yang menjadi manusia / pengantara. Kalau Ia disoroti sebagai Allah, maka Ia adalah obyek doa! Dan itu ayat-ayat yang saya bahas di atas. Saya memperhatikan kedua kelompok ayat, anda hanya memperhatikan salah satu, yang sesuai dengan teologia anda yang menyedihkan!
JS menulis : Yesus adalah orang yang suka berdoa…..Ya, doa adalah bagian yang penting dalam kehidupan Yesus.….Maka, mengakhiri rangkaian artikel ini, bisakah “triotunggal”, EAS, Nelson M. Liem dan James Lola, menjawab pertanyaan sederhana: Mengapa Yesus berdoa?
Tanggapan saya : Pertanyaan klasik dari Unitarian / Saksi-Saksi Yehuwa. Nelson dan James tak usah jawab. Saya yang jawab! Jawabnya mudah sekali, karena Ia bukan hanya sungguh-sungguh Allah, tetapi juga sungguh-sungguh manusia. Sebagai Allah, Ia adalah obyek doa; sebagai manusia, Ia berdoa. Gitu aja kok repot??? Gitu aja kok tidak ngerti!!!
Tantangan
Sdr. JS, mengakhiri tanggapan saya ini, saya ingin ingatkan anda tentang tantangan saya yakni debat dari Kitab Suci untuk membuktikan doktrin Tritunggal/keallahan Yesus diajarkan Kitab Suci atau tidak. Saya mengajukan dasar kepercayaan saya dari Yoh 20:28 : “Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!" Jadi Tomas yang adalah murid Yesus mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan dan Allah. Silahkan anda bantah ini. Jangan lari ke mana-mana dulu. Cukup bahas ayat ini saja sampai tuntas, sampai salah satu menyerah!!! Tantangan ini juga berlaku bagi semua Unitarian dan Saksi-Saksi Yehuwa di kolong langit ini. Saya tunggu !!! Sampai jumpa !!!
Habis.
* Penulis adalah Gembala Jemaat “REVIVAL MINISTRY” (Jl. Pipit Kel. LLBK; Belakang Terminal Kota Kupang)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar