Telaah Teologis Atas Buku “ALLAH DALAM ALKITAB & ALQURAN” Karangan Frans Donald (FD)
Esra Alfred Soru
Pengantar
Beberapa waktu yang lalu saya diberikan sebuah buku dengan judul “ALLAH DALAM ALKITAB & ALQURAN” – Sesembahan Yang Sama Atau Berbeda?” terbitan “Sadar Publications” oleh Bapak Yusak Riwu Rohi (Pimpinan Timex) dengan pesan agar saya dapat memberikan tanggapan teologis atas buku tersebut. Setelah membaca buku tersebut saya akhirnya merasa wajib untuk memberikan tanggapan terhadapnya (sebuah panggilan apologetik) karena ternyata buku tersebut berisi serangan-serangan secara langsung pada iman Kristen ortodoks di antaranya adalah bahwa Yesus Kristus bukan Tuhan, Roh Kudus bukanlah suatu pribadi dan bahwa dogma Trinitas/Tritunggal adalah doktrin yang keliru. Menariknya adalah bahwa kesimpulan-kesimpulan seperti di atas dihasilkan melalui pembuktian Alkitabiah di samping pembuktian-pembuktian lainnya seperti pembuktian historis. Agar tulisan saya ini tidak terlampau panjang maka pada bagian awal ini saya tidak akan membahas/memberikan tanggapan teologis terhadap serangan-serangan buku tersebut pada doktrin Roh Kudus dan doktrin Tritunggal. Saya akan memberikan tanggapan lebih dulu pada masalah Kristologi. Masalah doktrin Roh Kudus dan doktrin Tritunggal akan saya bahas pada Tulisan-tulisan berikutnya.
Penulis
Sebelum kita mengkaji pandangan-pandangan dalam buku tersebut ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu penulis buku ini. Buku ini ditulis oleh seorang bernama Frans Donald (selanjutnya disingkat FD), seorang yang lahir dan besar dalam sebuah keluarga Katolik. Karena kerinduannya untuk mencari kebenaran membuat ia melakukan passing over ke dalam berbagai agama, mulai dari Katolik, berbagai denominasi Protestan (Pentakosta, Kharismatik, Bethani, Advent, Saksi Yehovah, dll), juga mempelajari Hindu Dharma dan Islam. Ia akhirnya “berlabuh” di komunitas religius Kristen Tauhid (Christian Unitarian) yang ia nilai terbuka dan tidak dogmatis (memberi kebebasan kepada setiap orang untuk merumuskan iman berdasarkan hati nurani dan akal sehatnya) dan berpandangan bahwa Islam dan Kristen adalah dua agama yang sama benarnya, menyembah Allah yang sama, sama-sama adalah wahyu Allah. Yesus dan Muhammad sama-sama utusan Allah, Alkitab dan Alquran sama-sama adalah Firman Allah yang tidak bertentangan satu sama lainnya dan mengajarkan hal yang sama. Itulah sebabnya dalam bukunya ia menentang doktrin-doktrin Kristen ortodoks yang menyebabkan terjadinya perbedaan dengan doktrin Islam (seperti ketuhanan Yesus dan Trinitas) dan juga menentang tokoh-tokoh Islam (seperti K.H. Sanihu Munir) yang menyerang Alkitab. FD percaya pada Alkitab dan Yesus (sebagai utusan Allah, bukan Allah) dan juga percaya pada Alquran dan Muhammad sebagai utusan Allah. Itulah sebabnya ia menulis : “…terserah orang mau sebut saya agama apa, yang jelas saya percaya kebenaran Taurat, Injil, dan Alquran. Saya suka menyebutnya sebagai iman (agama) Abrahimik” (hal. 87). Ia juga berkata : “Ada orang yang karena melihat saya percaya bahwa Alquran adalah wahyu dari Allah dan Muhammad saw adalah nabi (juru bicara Allah), lalu menyebut saya Islam, tentu saja saya tidak menolak ….ya, Alhamdulillah! Terima kasih . Suatu kehormatan bagi saya. Tetapi ada juga yang karena melihat saya percaya pada Taurat serta Injil, dan menerima Yesus sebagai Kristus (Almasih), lalu menyebut saya Kristen. Silahkan saja….Jadi, kalau ada yang bilang saya Kristen ya…Haleluyah! Terpujilah Yahweh, terima kasih” (hal. 88). Selanjutnya : “…kalaupun saya disebut Kristen, Kristen saya adalah “Kristen Tauhid”…Allah saya esa, bukan tiga atau Trinitas. Saya tidak percaya Allah itu satu dalam tiga pribadi (Allah Bapa, Allah Anak, Allah Roh Kudus). Allah yang saya sembah adalah juga Allah dari Yesus, yang juga Allah dari Muhammad saw, Ibrahim, Ismail, Ishak dan Yakub, serta para nabi lainnya” (ibid). Demikian sedikit informasi tentang penulis buku tersebut dan apa yang dipercayainya.
Yesus Bukan Tuhan?
Di awal pembahasannya tentang Yesus Kristus, FD menulis : “Memang tidak bisa disangkal bahwa kebanyakan penginjil dan pendeta di zaman ini telah mengajarkan kepada jemaat-jemaatnya bahwa Yesus adalah Allah. Namun darimanakah asal usul ajaran bahwa Yesus adalah Allah ini? Apakah dari Injil ataukah warisan doktrin para senior atau generasi angkatan sebelum mereka? (hal. 38). FD menjawab : “…sebenarnya kalau kita mau jujur dengan membaca Injil, Yesus benar-benar bukan Allah (Yahweh).…” FD lalu memberikan beberapa ayat Alkitab untuk mendukung ajarannya itu. Apakah ayat-ayat dasar dari FD? Benarkah ayat-ayat ini membuktikan bahwa Yesus bukan Allah? Kita akan mengujinya.
Wahyu 3:14
Ayat pertama yang dipakai FD adalah Wahyu 3:14 : “"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia: Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah” . FD menulis : “Ada tertulis bahwa Yesus yang bergelar ‘Amin’ (bdk. 2 Kor 1:20) dan ‘saksi yang setia’ adalah ‘permulaan dari ciptaan Allah’ (hal. 39). FD tidak memberikan argumentasi lebih lanjut tetapi kemungkinan ia memakai ayat ini sebagai bukti bahwa Yesus bukan Allah karena di sana Yesus disebut sebagai ‘permulaan dari ciptaan Allah’. Kalau Yesus adalah ‘permulaan dari ciptaan Allah’ berarti Yesus itu diciptakan dan jelas Dia bukan Allah. kira-kira itulah yang ada dalam pikiran FD dan menariknya adalah bahwa ayat yang sama jugalah yang dipakai kelompok Saksi Yehuwa untuk membuktikan bahwa Yesus adalah ciptaan Allah. Hal itu tentu dapat dipahami karena FD dalam ‘pengembaraan’ imannya pernah juga terlibat dengan orang-orang Saksi Yehuwa.
Pertanyaan kita sekarang adalah benarkah Wah 3:14 mengajarkan bahwa Yesus adalah ciptaan Allah dan karenanya Dia bukan Allah? Sebelum membahas hal ini lebih jauh kita harus sadar bahwa dalam masalah penerjemahan, kadang suatu kata mempunyai banyak arti karenanya kita harus selalu berhati-hati untuk tidak memilih arti yang salah. Budi Asali menggambarkan hal ini dengan mengangkat contoh sebagai berikut : kata ‘heart’ dalam bahasa Inggris bisa diterjemahkan ‘jantung’ ataupun ‘hati’ (sebagai pusat dari manusia). Kalau kita mendengar istilah ‘heart attack’, maka tentu kita harus memilih arti pertama dan menerjemahkan sebagai ‘serangan jantung’ bukan ‘serangan hati’. Tetapi kalau kita mendengar istilah ‘broken heart’, maka kita tentu harus memilih arti kedua dan menerjemahkannya sebagai ‘patah hati’ bukan ‘patah jantung’. (Bagaimana menaklukkan dan membongkar fitnah / dusta / kepalsuan; www.members.tripod.com/gkri_exodus). Nah, jika kita memeriksa teks Yunani dari Wah 3:14 ini, maka kata Yunani yang diterjemahkan ‘permulaan’ dalam ayat tersebut adalah “arkhe”. Kata “arkhe’ sendiri mempunyai banyak arti. W.E. Vine dalam “An Expository Dictionary of New Testament Word” hal.103 memberikan beberapa arti dari kata “arkhe” ini antara lain (1) “Beginning” (permulaan/mulanya). Arti ini diambil dalam Yoh 1:1. (2) “Ruler/chief (pemerintah/kepala). Arti ini bisa dilihat dalam beberapa kata yang sudah kita kenal seperti ‘archangel’ yang berarti penghulu/pemimpin/kepala malaikat, ‘archbishop’ yang berarti pemimpin/kepala uskup (uskup besar), ‘architect’ (arsitek), yang berasal dari kata Yunani ARKHITEKTON [= ARKHE (= kepala / pemimpin) + TEKTON (= tukang kayu / batu)]. (3) “Origin” (asal usul), dan (4) “Source” (sumber). Adanya kejamakan arti dari kata “arkhe” ini juga bisa dilihat dalam Lexicon karangan Liddell & Scott maupun ‘A Greek-English Lexicon of the New Testament’ oleh Arndt & Gingrich. Nah, jika Yesus disebut sebagai “arkhe” dari ciptaan Allah maka arti yang manakah yang harus kita pakai? Jika kita memakai arti yang pertama yakni “beginning” lalu menafsirkan bahwa Yesus adalah ciptaan pertama, dan karenanya Ia bukan Allah maka penafsiran ini jelas salah karena penafsiran ini bertentangan dengan banyak ayat-ayat Alkitab yang lain, yang menyatakan Yesus sebagai Allah, kekal, pencipta, dsb. Bahkan sebenarnya jika kata “beginning” yang dipakai, belum tentu itu dimaksudkan untuk menyatakan bahwa Yesus adalah ciptaan dari Allah? Kamus Webster’s New World Dictionary (College Edition) mengatakan bahwa kata ‘to begin’ bisa berarti ‘to cause to start’ (menyebabkan untuk mulai), atau ‘to cause to come into being’ (menyebabkan ada/tercipta), atau ‘originate’ (memulai). Sedangkan untuk kata ‘beginning’ bisa diartikan ‘a starting’ (suatu pe-mulai-an), atau ‘origin’ (asal usul), atau ‘source’ (sumber). Karena pengertian seperti inilah maka Alkitab New American Standard Bible (NASB) menerjemahkan kata Yunani ‘arkhe’ sebagai ‘beginning’, tetapi memberikan catatan kaki yang mengatakan : “I. e., origin or source” (Yaitu, asal usul atau sumber). Demikian juga New King James Version (NKJV) yang menerjemahkannya dengan ‘beginning’, tetapi menuliskannya ‘Beginning’ (huruf pertama menggunakan huruf besar), yang jelas memaksudkan ini sebagai gelar ilahi bagi Yesus. (Bagaimana menaklukkan dan membongkar fitnah / dusta / kepalsuan; www.members.tripod.com/gkri_exodus). William Barclay berkata : “Ungkapan ini dalam bahasa Inggris berarti ganda. Ungkapan ini bisa diartikan bahwa Yesus adalah pribadi pertama yang diciptakan, atau bahwa Ia memulai proses penciptaan. ... Adalah arti kedua yang dimaksudkan di sini. Kata untuk ‘permulaan’ / ‘mulanya’ adalah “arkhe”. Dalam Tulisan Kristen kuno kita membaca bahwa setan adalah “arkhe” dari kematian, artinya, kematian punya asal mula di dalam dia; dan bahwa Allah adalah “arkhe” dari segala sesuatu, artinya, segala sesuatu mendapatkan permulaannya dalam Dia (The Daily Study Bible; The Revelation of John, pg. 140-141). Dengan demikian kalaupun kata “arkhe” diterjemahkan dengan arti pertama “beginning”, itu tidak berarti bahwa Yesus adalah ciptaan dari Allah. Penafsiran yang mengatakan bahwa Yesus adalah ciptaan Allah jelas menjadi tidak mungkin kalau kata “arkhe” diterjemahkan dengan arti kedua (“Ruler/chief = pemerintah/kepala), ketiga (“Origin” = asal usul) dan ke empat (“Source” = sumber) sehingga Yesus sebenarnya adalah kepala, asal-usul atau sumber dari ciptaan Allah (pencipta) dan bukannya ciptaan dari Allah sebagaimana yang dipahami FD. Perhatikan bahwa beberapa terjemahan Alkitab tidak memilih kata “beginning” untuk menerjemahkan kata “arkhe” tetapi memakai arti yang lain seperti New International Version (NIV) : ‘the ruler of God’s creation’ (pemerintah / penguasa dari ciptaan Allah). Living Bible: ‘the primeval source of God’s creation’ (sumber yang mula-mula dari ciptaan Allah) dan FAYH (Firman Allah Yang Hidup) : ‘sumber segala ciptaan Allah’. Untuk memperkuat pemahaman kita tentang arti kata “arkhe” ini, baiklah saya kutipkan beberapa pandangan. Walter Martin berkata : “Kata Yunani “arkhe” (Wahyu 3:14) bisa dengan benar diterjemahkan ‘asal usul’ ... Maka Wahyu 3:14 menyatakan bahwa Kristus adalah ... ‘asal usul’ atau ‘sumber’ dari ciptaan Allah” (The Kingdom of the Cults, pg. 92). Philip Schaff, dalam bukunya ‘History of the Christian Church’, vol II, hal 670, mengatakan bahwa Polycarp (murid dari rasul Yohanes, mati syahid pada tahun 155 / 156 M.) menulis bahwa cinta uang adalah “arkhe” dari segala kejahatan. Perhatikan bahwa 1 Tim 6:10a - “Karena akar (rhiza) segala kejahatan ialah cinta uang”. Kata ‘akar’ dalam 1Tim 6:10 dalam bahasa Yunaninya sebetulnya adalah “rhiza”, tetapi Polycarp mengubahnya menjadi “arkhe”. Jelas bahwa maksudnya adalah bahwa cinta uang itu adalah penyebab/sumber/asal usul dari segala kejahatan. Jadi jelas bahwa kata “arkhe” memang bisa digunakan dalam arti ‘penyebab’ / ‘sumber’ / ‘asal usul’. Dengan Demikian kalau Yesus disebut sebagai “arkhe” dari ciptaan Allah tidak dapat diartikan bahwa Ia adalah ciptaan dari Allah. Sepertinya FD kurang paham bahasa Yunani hingga akhirnya ia menafsirkan ayat tersebut secara salah dan memakai ayat tersebut sebagai dasar bahwa Yesus bukanlah Allah. Sangat disayangkan!
Kolose 1:15
Ayat lain yang agak mirip dengan Wah 3:14 yang dipakai FD untuk membuktikan bahwa Yesus bukanlah Allah adalah Kol 1:15-16 : “Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia”. FD menulis : “…jika di Kol 1:15-16 Yesus disebut sebagai ‘gambar wujud Allah’ dan ‘ciptaan yang sulung’, tidak keliru jika Yesus disebut sebagai saudara sulung bagi manusia, karena dialah yang sulung, permulaan ciptaan Allah”. (hal. 43). Kelihatannya yang membuat FD yakin bahwa Yesus bukanlah Allah melainkan hanya ciptaan adalah frase “yang sulung” dalam ayat 15. Seandainya saja FD cukup menguasai hermeneutika Alkitabiah pastilah ia tidak akan berkesimpulan bahwa Yesus adalah ciptaan berdasarkan ayat tersebut. Ia menyebutkan ayat 15-16 tetapi justru hanya memfokuskan perhatiannya pada ayat 15 saja. Jika ia memperhatikan ayat 16 maka Yesus diperlihatkan sebagai pencipta dan bukan ciptaan. Dalam The Wycliffe Bible Commentary, hal. 803 dikatakan bahwa : “penafsiran semacam ini tidak sesuai dengan tema Paulus yang di sini menekankan keutamaan dan keunggulan Mesias”. Perhatikan secara lengkap Kol 1:15 ini dalam bahasa Yunaninya : “hós estin eikoón toú Theoú toú aorátou prootótokos pásees ktíseoos”. Kata “protótokos” yang dipakai di sini sebenarnya berarti “yang mendahului” tidak harus berarti ciptaan yang pertama. Dalam ayat 18 kata yang sama digunakan adalah “contoh” kebangkitan oleh Yesus yang mendahului kebangkitan manusia. Juga dalam Roma 8:29 dan Ibr 1:6 juga digunakan kata yang sama yakni “protótokos” yang adalah tidak masuk akal jika ditafsirkan dengan cara FD menafsirkan Kol 1:15.
Amsal 8:22-30
Amsal 8:22-30 juga menjadi salah satu ayat bukti FD bahwa Yesus bukan Tuhan, terutama ayat 22 : “TUHAN telah menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaan-Nya, sebagai perbuatan-Nya yang pertama-tama dahulu kala”. FD menulis : “Ayat 22 : “Tuhan (Yahweh) menciptakan Sang Hikmat (Yesus, ho logos) sebagai permulaan pekerjaan-Nya. Ayat 23 : Hikmat (yang kemudian menjadi Yesus) dibentuk/diciptakan pada mula pertama, sebelum bumi ada. Ayat 24-30 : saat Allah mulai menciptakan samudera, langit dan bumi, “Yesus Sang Hikmat” sudah ada bersama-Nya sebagai Anak kesayangan-Nya”. Perlu diketahui bahwa sekalipun konteks Amsal 8 ini membicarakan ‘hikmat’ (lihat mulai ay 1 dst.), tetapi ‘hikmat’ itu dipersonifikasikan/digambarkan sebagai pribadi, dan pada umumnya para penafsir menganggap bahwa ‘hikmat’ di sini menunjuk kepada Yesus. (bdk. 1 Kor 1:24). Jika ‘hikmat’ di sini memang menunjuk pada Yesus maka sepintas lalu argumentasi FD cukup berdasar karena dalam ayat 22 dikatakan bahwa hikmat itu dicipta, ayat 23 mengatakan bahwa hikmat itu dibentuk dan ayat 24-25 mengatakan bahwa hikmat itu dilahirkan. Jadi Yesus itu dicipta, dibentuk dan dilahirkan. Benarkah Demikian? Mari kita soroti ayat-ayat dalam Amsal 8 itu satu per satu. Ayat 22 : “TUHAN telah menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaan-Nya, sebagai perbuatan-Nya yang pertama-tama dahulu kala”. (Ibrani : Yahweh qaanaaniy ree'shiyt darkow qedem mipª`aalaayw mee'aazi). Terhadap ayat ini Budi Asali memberikan penjelaswan : Kata “menciptakan” dalam ayat ini adalah “QANANI”, yang berasal dari kata dasar “QANAH”, yang sekalipun bisa diterjemahkan ‘to create’ (mencipta), tetapi juga mempunyai bermacam-macam arti yang lain, seperti “to get” (mendapatkan), “ to acquire (mendapatkan), “to erect (menegakkan), “ to found” (mendirikan), “ to form” (membentuk), “to buy” (membeli), “ to posses” (memiliki). Menarik bahwa dari ke empat Alkitab terjemahan bahasa Inggris yang paling populer, yaitu KJV, RSV, NIV (kuno) dan NASB, hanya RSV saja yang menerjemahkan ‘created’ (menciptakan), sedangkan KJV, NASB, dan NIV (kuno) menerjemahkan kata tersebut dengan ‘possessed’ (memiliki). Terjemahan KJV, NASB, dan NIV (kuno) ini sama sekali tidak menunjukkan bahwa Yesus dicipta melainkan dimiliki. Lihat contoh KJV : ‘The LORD possessed me in the beginning of his way, before his works of old’ (TUHAN telah memiliki aku pada permulaan jalan-Nya, sebelum pekerjaan-pekerjaan-Nya pada zaman dahulu). Derek Kidner, penulis buku Tafsiran Amsal dari seri Tyndale, dalam komentarnya tentang Amsal 8:22 ini, mengatakan bahwa kata “QANAH” ini keluar 84 kali dalam Perjanjian Lama, dan hanya 6 atau 7 kali yang memungkinkan diartikan ‘mencipta’, yaitu dalam Kej 14:19, 22, Kel 15:16, Ul 32:6, Maz 74:2 dan Maz 139:13. Kidner pun menambahkan bahwa dalam ayat-ayat ini pun kata ini tidak harus diterjemahkan ‘mencipta’. Perlu juga diketahui bahwa bahasa Ibrani mempunyai kata lain yang artinya betul-betul adalah ‘to create’ (mencipta), yaitu “BARA”, seperti yang digunakan dalam Kej 1:1. Kalau memang yang dimaksud dalam Amsal 8:22 adalah ‘mencipta’ mengapa tidak digunakan kata “BARA” itu? (Bagaimana menaklukkan dan membongkar fitnah / dusta / kepalsuan; www.members.tripod.com/gkri_exodus).
Selanjutnya Amsal 8:23 : “Sudah pada zaman purbakala aku dibentuk, pada mula pertama, sebelum bumi ada”. (Ibr : Mee`owlaam nicaktiy meero'sh miqadmeey- 'aarets). Kata Ibrani yang diterjemahkan ‘dibentuk’ adalah NICAKTY yang arti sebenarnya adalah ‘I was appointed’ (= Aku ditentukan / ditetapkan) seperti terjemahan NIV : ‘I was appointed from eternity, from the beginning, before the world began’ (Aku telah ditetapkan sejak kekekalan, dari semula, sebelum dunia ada). Terjemahan ini sekali lagi tidak menunjukkan bahwa Yesus itu dicipta/dibuat. Lalu Amsal 8:24-25 : “Sebelum air samudera raya ada, aku telah lahir, sebelum ada sumber-sumber yang sarat dengan air. Sebelum gunung-gunung tertanam dan lebih dahulu dari pada bukit-bukit aku telah lahir”. Bahwa ‘Yesus / Anak dilahirkan’ tidak terlalu menimbulkan persoalan. Ini memang tidak mungkin menunjuk pada kelahiran Yesus sebagai manusia, karena dalam ayat itu dikatakan bahwa kelahiran itu terjadi ‘sebelum ada sumber-sumber yang sarat dengan air, sebelum gunung-gunung tertanam, dan lebih dahulu dari bukit-bukit’. Jadi, kelahiran ini menunjuk pada kelahiran Yesus sebagai Anak Allah, atau ‘The Eternal Generation of the Son’ dan ini tidak bisa dijadikan dasar untuk mengatakan bahwa Yesus bukan Allah. (Budi Asali; Menangkal Saksi Yehovah; hal. 36-37). Agar lebih jelas secara keseluruhan, saya kutipkan Amsal 8:22-25 versi NIV dan NASB. NIV : ‘The LORD brought me forth as the first of his works, before his deeds of old; I was appointed from eternity, from the beginning, before the world began. When there were no oceans, I was given birth, when there were no springs abounding with water; before the mountains were settled in place, before the hills, I was given birth’ (TUHAN telah melahirkan aku sebagai yang pertama dari pekerjaan-pekerjaan-Nya, sebelum perbuatan-perbuatan-Nya pada zaman dulu; Aku ditetapkan dari kekekalan, dari semula, sebelum dunia mulai. Pada waktu belum ada lautan, aku telah dilahirkan, pada waktu belum ada sumber-sumber yang melimpah dengan air; sebelum gunung-gunung ditempatkan di tempatnya, sebelum bukit-bukit, aku telah dilahirkan). NASB : ‘The LORD possessed me at the beginning of His way, Before His works of old. From everlasting I was established, From the beginning, from the earliest times of the earth. When there were no depths I was brought forth, When there were no springs abounding with water. Before the mountains were settled, Before the hills I was brought forth’ (TUHAN memiliki aku pada permulaan jalan-Nya, Sebelum pekerjaan-pekerjaan-Nya pada zaman dulu. Dari kekekalan aku telah ditetapkan, dari semula, dari saat-saat yang paling awal dari bumi. Pada waktu belum ada kedalaman / lautan aku telah dilahirkan, pada waktu belum ada sumber-sumber yang berlimpah dengan air. Sebelum gunung-gunung ditempatkan, sebelum bukit-bukit aku telah dilahirkan). Kedua versi ini jelas tidak menunjukkan bahwa Yesus dicipta, tetapi hanya dilahirkan. Dengan Demikian sekali lagi FD telah membuat kesimpulan yang keliru. Bersambung....
Rabu, 10 Desember 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar