Tanggapan Untuk Frans Donald
James Lola
Ketika saya membaca opini Frans Donald yang dimuat di Koran Timor Express pada tanggal 31 Oktober dan 1 November 2008 (tentang Siapa yang akan benar-benar ‘Terkutuk!’ ??? (Menjawab tulisan Anton Bele yang berjudul ‘Anathema Sit!’ (Terkutuklah dia!) yang diterbitkan TIMEX pada 24 September 2008 lalu), saya sedikit merasa lucu. Saya merasa lucu bukan karena pemikiran ini terasa baru dalam dunia teologi atau dalam keimanan kekristenan yang sejati, tetapi justru yang membuat saya merasa lucu adalah karena saudara Frans Donald coba mengangkat di dalam diskusi (atau lebih dapat disebut suatu perdebatan) dan mempercayai suatu kepercayaan yang menurut saya adalah suatu kepercayaan yang tidak masuk akal, absurd serta basi karena kepercayaan terhadap ketidakpercayaan kepada Ketritunggalan dalam Iman Kristen dan mengenai KeAllahaan Kristus adalah suatu kepercayaan yang tidak teruji di dalam sejarah atau dapat dikatakan adalah suatu kepercayaan yang telah hilang ditelan sejarah dan sesuatu yang telah dikalahkan sejarah adalah hal yang tidak dapat dipercayai (ini dapat dilihat dari bukti bahwa sejak kematian dan kebangkitan Yesus hingga saat ini kepercayaan bahwa Yesus adalah Allah dan tentang tritunggal telah membuat begitu banyak orang memiliki pengharapan yang teguh untuk tetap bertahan di tengah penganiayaan bahkan sampai rela mati). Menurut hemat pemikiran saya upaya Frans Donald untuk coba melawan pemahaman kekristenan tentang Allah Tritunggal dan keAllahan Kristus adalah seperti usaha menjaring angin, karena sekali lagi sejarah memperlihatkan kepada kita semakin Yesus dilawan, dan semakin banyak usaha yang dilakukan untuk membuktikan bahwa Yesus bukan Allah baik melalui perdebatan intelektual maupun melalui kekerasan justru semakin membuat Yesus layak dipercaya dan disembah sebagai Allah sejati.
Frans Donald dalam argumentasinya menjawab tulisan Anton Bele menyatakan bahwa dia sebenarnya tidak ingin disebut sebagai orang yang telah menodai inti Iman Kristiani. Sebab, bagi dia penolakannya terhadap doktrin keallahan Yesus dan mengenai Tritunggal (Trinitarianisme) adalah suatu penolakan yang benar dan alkitabiah karena bagi Frans Donald Alkitab tidak pernah mengajarkan kepada kita tentang doktrin Tritunggal dan tentang keallahan Yesus melainkan Doktrin Tritunggal dan keallahan Yesus adalah hasil dari konsili Nicea, kalsedon yang penuh dengan unsur politik sehingga menurut Donald orang Kristen telah salah mempercayai atau memiliki keimanan yang salah karena menurut Donald orang Kristen yang mempercayai doktrin tritunggal dan mengenai Yesus yang adalah Allah bukanlah kekristenan yang Alkitabiah.
Implikasi dari pernyataan Donald ini membawa kita kepada suatu khasanah berpikir yang cukup tajam untuk kembali melihat tentang Iman kita, apakah Yesus itu Allah?, apakah Alkitab memang mengajarkan tentang doktrin Tritunggal atau justru ketritunggalan adalah hasil dari persetujuan-persetujuan politik penguasa Romawi yang dicampur dengan tradisi pagan seperti yang diutarakan oleh Tuan Frans Donald?
Menanggapi pertanyaan-pertanyaan seperti ini, saya sedikit setuju dengan pendapat Frans Donald (hanya dalam hal ini saja saya setuju dengan Donald) bahwa orang Kristen tidak perlu seperti “kebakaran jenggot” ketika menerima atau mendapati pemikiran yang seperti tulisan Frans Donald karena menurut saya suatu kebenaran yang sejati akan tetap sejati sekalipun berusaha dilawan dengan segala upaya, bahkan sepatutnya kita bersyukur karena Tuhan mengijinkan ada orang seperti Frans Donald supaya kita dapat mengetahui bahwa tidak semua yang mengatakan diri pengikut Yesus Kristus adalah benar pengikut Kristus (seperti Frans Donald yang menyatakan pengikut Yesus Kristus namun kenyataannya menyangkali keAllahanNya) ya, kalau mau diandaikan mungkin kita dapat mengambil suatu contoh dari Alkitab tentang pernyataan Yesus kepada murid-murid-Nya terutama kepada Yudas Iskariot dalam kitab Yohanes 6:70 “jawab Yesus kepada mereka. “Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis”.
Apakah Yesus Allah? Pertanyaan yang coba dijelaskan oleh Donald dalam bukunya (Menjawab doktrin Tritunggal) dan dalam argumentasinya menjawab Anton Bele, bahwa Yesus itu bukan Allah tetapi dijadikan Allah oleh orang Kristen mula-mula (terutama pada abad ke-IV). Donald dengan mengutip pernyataan dari beberapa orang yang dia sebut dengan “para pakar Alkitab dan Teolog” (walau saya tidak menyukai penyebutan Donald bagi mereka karena bertentangan dengan apa yang mereka buat yang tidak menyelidiki Alkitab dengan seksama dan tidak berbicara tentang Allah yang benar) seperti Romo Tom Jacobs, SJ, Hortensius Florimond Mandaru SSL, Profesor J.B. Banawiratma, (dosen Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta) bahwa Yesus itu bukan Allah. “Saya keberatan dengan istilah Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus. Yang benar ya Bapa itu Allah, Yesus itu jalan menuju Allah”; “Rumusan bahwa Yesus 100% Allah 100% manusia, itu tidak tepat”; “Rumusan 100% Allah 100% manusia, ini hasil konsili Kalkedon, bukan kitab suci”; “[di alkitab] Yesus tidak pernah disebut sebagai Allah [sejati]”; “Dulu sebelum tahun 1974, …saya yakin Yesus sungguh Allah dan sungguh manusia, …tetapi setelah 1974 sampai sekarang, saya tidak lagi berdoa kepada Yesus, tapi saya berdoa kepada Allah, bersama-sama dengan Yesus dengan dorongan Roh Kudus. … Saya lebih kristiani sejak percaya Yesus bukan Allah daripada sebelumnya”. (Romo Tom Jacobs, SJ., Guru Besar Emeritus Tafsir Kitab Suci, sanata Dharma Yogyakarta, pada 28 April 2007, di Seminar ‘Keilahian Yesus’ di Semarang). “Yesus tidak pernah memperkenalkan dirinya sebagai Allah. Paulus tidak pernah menyebut Yesus Kristus sebagai Allah! Perjanjian Baru berbicara Yesus sebagai Anak Allah dan tidak pernah Allah Anak”. (Pakar Alkitab yang menjabat sebagai Pembina Penerjemah di Departemen Penerjemahan Lembaga Alkitab Indonesia, Hortensius Florimond Mandaru SSL) “Rumusan konsili Nikea (325) inilah yang yang menjadikan Yesus sebagai Allah Anak. Yesus bukan Allah! Tapi jalan menuju Allah. Daripada bahasa dogma, saya lebih memilih bahasa Alkitab!”. (Profesor J.B. Banawiratma, dosen Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta)
Pandangan yang Donald kutip dari para ahli ini sepertinya mau memperlihatkan bahwa penolakan yang dia buat terhadap keAllahan Yesus dan ketritunggalan adalah suatu pandangan yang umum dan dapat diterima oleh semua orang karena didasarkan kepada penelitian para ahli Alkitab dan Teologi. Tetapi apakah semua ahli memiliki pandangan demikian? Dalam kenyataannya kita patut bersyukur kepada Tuhan Yesus, karena tidaklah demikian adanya. Sesungguhnya, saya ingin menegaskan bahwa meski cukup banyak pandangan yang sedemikian radikal yang meragukan serta menolak pengajaran Alkitab tentang KeAllahan Yesus dan tritunggal, kita bersyukur karena banyak ahli theologi lainnya yang percaya dan menerima kesaksian Alkitab tentang keallahan Yesus dan mengenai tritunggal. Kita dapat menyebut sederetan nama besar yang sangat ahli dan sedemikian berpengaruh namun tetap setia kepada pengajaran Alkitab. Sebagai contoh: J. B. Lightfoot, H. P. Liddon, A. E. J. Rawlinson, Vincent Taylor, Oscar Cullmann, C.K. Barrett, Rudolph Schnackenburg, Raymond Brown, Graham Stanton, Peter Stuhlmacher, I. H. Marshall, F. F. Bruce, N. T. Wright, Ralph Martin, R. T. France, G. E. Ladd, D. A. Carson, John Stott, Luke Timothy Johnson, Donald Bloesch, Millard J. Erickson, dan banyak lainnya lagi. Orang-orang tersebut di atas menerima pengajaran Alkitab bahwa Yesus adalah pribadi yang sangat mulia, di mana kemuliaan-Nya sama dengan kemuliaan yang dimiliki oleh Allah Bapa di dalam Perjanjian Lama sehingga Yesus adalah Allah sejati. Karena itu, mereka dengan segenap hati menyembah pribadi Yesus serta mengajarkan hal yang sama melalui buku atau berbagai artikel yang mereka tulis.
Sehingga menanggapi pernyataan Frans Donald bahwa sebenarnya “penolakan terhadap keAllahaan Kristus dan penolakan terhadap doktrin Tritunggal” ini sebenarnya sudah bukan rahasia atau hal baru lagi bagi para pengajar dan pemikir teologi di berbagai dunia, maka saya juga dapat berkata kepada Donald bahwa kepercayaan kepada keAllahan dan ketritunggalan juga bukan hal yang baru atau sesuatu yang asal-asalan karena ada banyak para pakar teologi yang mempercayainya. Saya sengaja menyebut cukup banyak nama yang sangat ahli dan telah dikenal di seluruh dunia. Hal itu saya lakukan untuk menyangkali pandangan yang mengatakan bahwa seolah-olah hanya orang-orang bodoh dan kaum fundamentalislah yang mempercayai keallahan Kristus dan Tritunggal, apa adanya, dalam kenyataannya, tidaklah demikian.
Dan juga Frans Donald dengan “berlagak” mengutip beberapa ayat Alkitab (yang terdapat di dalam bukunya “menjawab doktrin tritunggal”) kemudian ditafsirkan dengan “semau gue” tanpa suatu pendalaman Alkitab yang benar, berani mengambil suatu kesimpulan bahwa Yesus itu bukan Allah melainkan setara dengan para utusan Allah lainnya (para Nabi dan Malaikat), di mana Allah bekerja melalui Yesus, dan Alkitab tidak mengajarkan kepada kita tentang keAllahaan Kristus dan ketritunggalan. (di sini saya berpikir untuk tidak perlu membahas tentang ayat-ayat yang dipakai oleh kaum Unitarian; khususnya Frans Donald (terutama dalam buku “Menjawab Doktrin Tritunggal), karena sudah dibahas dengan panjang lebar oleh Ev. Esra A. Soru dan Pdt. Budi Asali M.Div dalam situs www.geocities.com/thisisreformed,), tetapi yang saya mau katakan di sini bahwa kalau Frans Donald mau jujur dan mungkin jadi lebih pintar dari yang saat ini untuk menyelidiki dan menafsirkan Alkitab sesuai dengan hukum Hermeneutik yang benar maka dia harus mengakui bahwa sebenarnya ayat-ayat yang ia pakai sebenarnya begitu kuat menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah sehingga saya boleh mengambil suatu kesimpulan bahwa pandangan Donald bahwa Yesus sebenarnya bukan Allah melainkan dijadikan Allah oleh bapak-bapak Gereja adalah suatu pandangan yang tanpa dasar. Karena jika demikian bahwa Yesus bukan Allah, mengapa para Rasul dan Gereja mula-mula mau mengakui seorang bernama Yesus sebagai Allah (Mat.16:16 ; Yoh.6:68, Tomas Yoh.20: 28, Yohanes Yoh.1:1-3, 14,18; 2:24,25, 3:16-18,35,36: Roma 1:7, 9:5, I Kor.1:1-3, 2:8, II Kor. 5:10; Galatia 2:20, 4:4, Fil.2:6, Kol.2:9; I Tim.3:16, Ibr. 1:1-3,5-8, Why.1:8; 5)? Mengapa mereka mau menyembah, melayani Dia hingga rela mengorbankan diri mereka sendiri? Mengapa pernyataan dan sikap seperti itu tidak pernah diberikan kepada yang lain (termasuk para Nabi, Rasul, Malaikat atau kaisar) selain kepada Yesus?
Apakah doktrin Tritunggal adalah doktrin yang diajarkan oleh Alkitab atau justru adalah hasil dari konsili-konsili pada abad mula-mula yang sarat dengan muatan politis dan tradisi pagan seperti yang diutarakan oleh Donald? Untuk menanggapi hal ini saya mencoba untuk memaparkan bahwa hal pertama yang perlu kita tegaskan adalah bahwa kita tidak menemukan istilah Allah Tritunggal di dalam Alkitab. Istilah itu memang tidak pernah ditemukan di dalam Alkitab, baik di dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, namun bukan berarti Alkitab tidak mengajarkan tentang hal ini karena sebenarnya ajaran tentang Allah Trinitas ini terdapat begitu jelas dalam Alkitab baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian baru. Bersambung…..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar