Tanggapan Atas Tulisan Frans Donald
Esra Alfred Soru
Pada tanggal 31 Oktober dan 1 November yang lalu, harian pagi Timor Express menurunkan tulisan Frans Donald (selanjutnya saya sebut FD) yang adalah tanggapannya terhadap tulisan Sdr. Anton Bele dengan judul “Anathema Sit!” yang diturunkan Timex 24 September 2008). Sebelumnya FD menurunkan tulisannya dengan judul “Benarkah Yesus itu Tuhan” (11-12 Agustus 2008) dan sudah saya berikan tanggapan terhadapnya. Setelah itu barulah menyusul tanggapan Sdr. Anton Bele. Dalam tanggapan itu sudah saya buktikan dari Alkitab bahwa semua klaim FD sama sekali tidak Alkitabiah dan dengan demikian semua yang dikatakannya otomatis gugur. Anehnya FD sama sekali tidak memberikan jawaban atas sanggahan saya malah sebaliknya mengemukakan klaim-klaim yang lain bahwa doktrin Tritunggal adalah hasil/produk konsili Nicea dan bersifat kafir dalam tanggapannya terhadap Anton Bele. Ia sama sekali tak bisa mempertahankan pendapatnya namun terus saja berkoar. Semua ini hanya membuktikan bahwa FD sama sekali tidak tahu malu dan ia tidak lebih daripada seorang penyesat sekaligus pengecut. Semua orang yang mengikuti tanggapan-tanggapan saya terhadapnya (asal tidak buta) akan tahu bahwa FD selalu menghindari serangan-serangan yang saya berikan dan sama sekali tidak memberikan jawabannya. Namun demikian dengan tidak tahu malu ia menyebut doktrin Unitariannya sebagai doktrin yang Alkitabiah sedangkan doktrin Tritunggal tidak Alkitabiah.
Dari semua yang dikatakan FD, intinya adalah bahwa doktrin Tritunggal sama sekali tidak punya dasar Alkitabiahnya melainkan hanyalah produk dari konsili Nicea. Berikut ini kata-kata FD : “Doktrin Tritunggal hasil konsili itukah yang anda maksud sebagai inti Iman Kristiani?”, “Dan tulisan saya di Timex pada tanggal 11 dan 12 Agustus yang lalu tersebut berbicara dalam Perspektif Iman Kristiani yang Alkitabiah, dan bukan Iman Kristiani hasil konsili-konsili gereja yang melahirkan rumusan Tritunggal. Artinya, bicara soal kekristenan, tentu harus dibedakan antara ‘Kristen Alkitabiah’ dengan ‘Kristen Konsiliah’”, “Kami (Unitarian) pakai ukuran Alkitab saja, sementara para Trinitarian memakai ukuran konsili-konsili.” “Artinya jelas opini saya mengenai ketuhanan Yesus dan doktrin Tritunggal tidaklah saya dasarkan dari doktrin gereja hasil konsili Nikea, Kalkedon, atau pun konsili-konsili lainnya dari gereja yang berkuasa saat menciptakan doktrin tersebut. Nah, oleh karena opini saya tidak berdasar atas putusan-putusan konsili, maka wajar saja jika opini saya kemudian tidak selaras dengan hasil konsili-konsili gereja yang melahirkan doktrin Tritunggal tersebut. Benarkah doktrin Tritunggal sama sekali tidak mempunyai dasar Alkitabiah dan adalah produk konsili dan dengan demikian doktrin Tritunggal bersifat pagan (kafir)? Ataukah justru FD lah yang buta sejarah, tidak mengerti Alkitab dan dengan demikian apa yang dikatakannya adalah sebuah fitnahan terhadap kekristenan? Kita akan melihatnya!
KEPERCAYAAN PRA NICEA
Konsili Nicea diadakan pada tahun 325 M. Jika menurut FD doktrin Tritunggal adalah produk dari konsili Nicea, tentulah doktrin Tritunggal (termasuk di dalamnya doktrin keallahan Yesus) baru muncul setelah tahun 325 dan dengan demikian tidak ada orang yang percaya kepada doktrin Tritunggal sebelum tahun 325. Benarkah demikian? Tidak! Justru sejarah memperlihatkan kepada kita bahwa bapa-bapa gereja pra Nicea percaya bahwa Yesus adalah Allah dan dengan demikian juga percaya kepada doktrin Tritunggal.
Aristides (Tahun 140 M)
Pada tahun 140 M seorang yang bernama Aristides mengatakan bahwa : “Orang Kristen adalah mereka yang berada di atas setiap orang di bumi, yang telah menemukan kebenaran karena mereka mengakui adanya Allah, pencipta dan penyebab segala sesuatu, di dalam Putera satu-satunya dan di dalam Roh Kudus. (Apology 16).
Justin Martyr (Tahun 150 M)
Pada tahun 150 M Justin Martyr menulis : “Allah dari alam semesta memiliki seorang Putera, yang juga menjadi yang pertama dilahirkan dari Firman Allah, bahkan Allah. (Justin Martyr, First Apology, ch 63). Ia mengutip Ibrani 1:8 untuk membuktikan keilahian Kristus, "Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya (Dialogue with Trypho, ch 56) dan mengatakan : Oleh karena itu kata-kata ini (Ibr 1:8) menyatakan dengan tegas bahwa Ia (Kristus) disaksikan oleh Dia yang menetapkan/mengadakan segala sesuatu, sebagai yang layak untuk disembah, sebagai Allah dan sebagai Kristus. (Dialogue with Trypho, ch. 63). Di dalam Justin Martyr in Chap. LXVI para muridnya mengatakan bahwa Ia (Justin) membuktikan dari kitab Yesaya bahwa Allah telah dilahirkan dari seorang perawan. Justin Martyr dalam dialognya dengan Trypho mengatakan kepada Trypho bahwa : “Ia yang dipanggil sebagai seorang manusia oleh Yehezkiel, Anak Manusia oleh Daniel, seorang anak oleh Yesaya, dan Kristus dan Allah yang disembah oleh Daud …. Untuk itu engkau harus mengerti bahwa ia yang dicatat oleh para nabi, tidak bisa kamu tolak bahwa Ia adalah Allah, …. (Dialogue of Justin with Trypho, A Jew, Chap. CXXVI [lihat juga The First Apology of Justin, Chap. XIII; XXII; LXIII; Dialogue of Justin with Trypho, A Jew, Chap. XXXVI; XLVIII; LVI; LIX; LXI; C; CV; CXXV; CXXVIII). Trypho juga mengatakan kepada Justin Martyr bahwa : “Kamu berkata bahwa Kristus sebagai Allah sebelum segala zaman dan bahwa Ia meredahkan diri dan dilahirkan menjadi manusia” (Dialogue with Trypho, ch.48). Kutipan-kutipan di atas membuktikan bahwa Justin Martyr yang hidup pada tahun 150 M sudah percaya bahwa Yesus adalah Allah. Pada tahun 150 M juga Polycarpus dari Smirna mengatakan : Aku memuji-Mu untuk segala sesuatu, aku memberkati-Mu, aku memuliakan-Mu bersama dengan yang kekal dan Kristus surgawi, Putera-Mu yang terkasih, dengan siapa, kepada-Mu dan Roh Kudus, kemuliaan bagi kedua-Nya sekarang sampai selamanya. Amin! (Martyrdom of Polycarp 14). Jelas bahwa Polycarpus memuji dan menyembah dan memberi kemuliaan kepada Bapa, Kristus dan Roh Kudus.
Mathetes (Tahun 160 M)
Pada tahun 160 M seorang bernama Mathetes berkata : Sang Bapa mengutus Firman di mana Ia dinyatakan kepada dunia…Ini adalah Ia yang berada dari awal, yang nampaknya seperti baru, dam telah ditemukan tua. Ini adalah Ia yang berada dari kekal, yang sekarang disebut Sang Putera. (Letter to Diognetus 11).
Tatian the Syrian (Tahun 170 M)
Pada tahun 170 M Tatian the Syrian berkata : "Kami tidak sementara melakukan suatu kebodohan, kamu orang Yunani jangan bohong ketika kami beritakan bahwa Allah telah lahir dalam bentuk seorang manusia (Address to the Greeks 21).
Melito dari Sardis (Tahun 177 M)
Pada tahun 177 M, Melito dari Sardis mengatakan bahwa : “Aktivitas dari Kristus setelah baptisan-Nya, secara khusus mujizat-mujizat-Nya memberikan indikasi dan jaminan pada dunia tentang keilahian-Nya yang tersembunyi di dalam daging. Allah, seperti seorang manusia sempurna, Ia memberikan indikasi positif dari kedua natur-Nya : Keilahian-Nya, melalui mujizat-mujizat-Nya selama 3 tahun setelah baptisan-Nya, Kemanusiaan-Nya, selama 30 tahun sebelum Ia dibaptis, selama itu melalui kondisi-Nya menurut daging, Ia menyembunyikan tanda-tanda keilahianNya walaupun Ia adalah Allah yang sejati sebelum segala zaman” (Fragment in Anastasius of Sinai's The Guide 13). Nampak sekali bahwa Melito sudah mempercayai dua natur Kristus (keilahian dan kemanusiaan-Nya) persis seperti rumusan Kristologi saat ini. Philip Schaff menulis tentang Melito dari Sardis : ‘Kami bukan penyembah-penyembah dari batu yang tolol / tak berguna / tak berarti, tetapi memuja hanya satu Allah, yang ada sebelum semua dan di atas semua, dan Kristus-Nya betul-betul Allah Firman sebelum segala zaman’ (History of the Christian Church’, vol II, hal 738). Jelas bahwa bapa gereja ini menyembah dan memuja Kristus, dan mempercayai Yesus sebagai Allah yang kekal.
Irenaeus (Tahun 180 M)
Selanjutnya seorang bapa gereja bernama Irenaeus (tahun 180 M) menulis : Selanjutnya Ia (Allah) menciptakan segala sesuatu, bersama Firman-Nya yang dengan tepat disebut Allah dan Tuhan, …” (Against Heresies, Book III, ch. 8, section 3). Di bagian lain ia juga mengatakan : “Tetapi Sang Anak, berada dalam kekekalan bersama Sang Bapa, dari dulu, dari permulaan,… (Against Heresies, Book II, ch. 30, section 9). Ia juga berkata : “Kristus Yesus adalah Tuhan kami, dan Allah, dan Penyelamat, dan Raja” (Against Heresies, Book I, ch. 10, section 1). Selanjutnya : “Tetapi Ia duduk di sebelah kanan Allah Bapa, di atas segala manusia yang pernah hidup, Allah dan Tuhan dan Raja yang kekal, dan inkarnasi dari Firman, yang diproklamasikan oleh semua nabi dan rasul melalui Roh diri-Nya….” (Irenaeus Against Heresies, chapter xix.2). Masih banyak kata-kata Irenaeus yang menunjukkan kepercayaannya seperti “Yesus Kristus Tuhan kami dan Allah kami dan Penyelamat dan Raja” (Against Heresies 1:10:1). “Ia bukan malaikat….Bersama dengan Dia (Bapa) selalu hadir Firman dan Hikmat, Sang Anak dan Roh Kudus….Ia menciptakan segala sesuatu sebagaimana yang dikatakan “Baiklah Kita menciptakan manusia menurut gambar dan rupa Kita (Kej 1:26) (Against Heresies 4:20:1). “Yesus Kristus adalah satu dan sama, satu-satunya Anak Allah, Allah yang sempurna dan manusia yang sempurna” (Against Heresies, Book III, ch. 16, Chapter Title). Dan masih banyak lagi. Jelas bahwa tahun 180 Irenaeus sudah percaya bahwa Yesus adalah Allah.
Theophilus dari Antiokhia (Mati tahun 181 M).
Philip Schaff berkata tentang Theophilus dari Antiokhia: Ia adalah yang pertama menggunakan istilah ‘triad’ untuk Tritunggal yang kudus, dan sudah menemukan misteri ini dalam kata-kata ‘Baiklah Kita menjadikan manusia’ (Kej 1:26); karena ia berkata, ‘Allah berbicara bukan lain kepada AkalNya sendiri dan HikmatNya sendiri’, yaitu, kepada Logos dan Roh Kudus yang dipribadikan / dianggap sebagai pribadi’ – (History of the Christian Church’, vol II, hal 733).
Clement Of Alexandria (Tahun 190 M)
Clement dari Alexandria menulis : “Anak Allah berada dalam substansi yang sama dengan Bapa, kekal dan tidak diciptakan” (Fragments, Part I, section III). Selanjutnya : “Ia benar-benar adalah manifestasi dari Allah …” (Exhortations, Chap 10). Ia juga berkata : ‘Ia (Yesus) sendiri adalah Allah dan manusia dan sumber dari segala sesuatu…’ (Exhortation to the Greeks 1:7:1). Dalam buku yang lain Clement menulis : “Anak-Nya Yesus, Firman Allah adalah instruktur kita…Ia adalah Allah dan pencipta” (Instructor, Book I, ch. 11), “Instruktur kita yakni Anak, seperti Bapa-Nya, tidak berdosa, suci, dan dengan jiwa yang sangat menderita, Allah dalam bentuk manusia, tak bernoda, pelayan dari kehendak Bapa-Nya, Firman yang adalah Allah, yang berada di dalam Allah, tangan kanan Allah, dan dengan bentuk Allah adalah Allah” (Instructor, Book I, ch. 2). Lebih menarik lagi ia juga pernah berkata : “Aku mengerti bahwa tidak ada hal lain lagi yang lebih daripada Tritunggal Yang Kudus…Yang ketiga adalah Roh Kudus, dan Anak yang kedua, yang olehNya segala sesuatu diciptakan menurut kehendak Sang Bapa” (Stromata, Book V, ch. 14). Jelas sekali bahwa Clement percaya pada doktrin Tritunggal.
Tertullian (Tahun 200 M)
Tertullian dalam The Flesh of Christ, ch 6 mengatakan bahwa “Tidak pernah ada malaikat yang sampai pada tujuan disalibkan dan mati dan bangkit dari kematian”. Tentang Tritunggal, ia berkata bahwa : “Semua Kitab Suci memberikan dasar yang jelas dari Tritunggal…” (Against Praxeas, ch 11). “Allah berbicara dalam bentuk plural ‘Baiklah Kita menciptakan manusia menurut gambar dan rupa Kita’ karena sudah ada di sana Anak-Nya, pribadi kedua, Firman-Nya sendiri dan ketiga, Roh dalam Firman itu…satu substansi dalam tiga pribadi yang koheren. Ia adalah satu Bapa, Anak dan Roh Kudus”. (Against Praxeas, ch 12). Tentang pribadi Kristus ia menulis : Keaslian dari kedua substansinya dinyatakan sebagai manusia dan sebagai Allah. Dari yang satu, Ia dilahirkan dan dari yang lain, Ia tidak dilahirkan. (The Flesh of Christ, 5:6-7). Jelas bahwa Tertullian percaya akan doktrin Tritunggal.
Hippolatus (Tahun 200 M)
Hippolatus menulis : “Siapa yang tidak akan berkata bahwa ada satu Allah? Maka dia juga tidak menentang manifestasi Allah “secara ekonomi” (contohnya urutan dan disposisi dari pribadi dalam Tritunggal” (Against The Heresy Of One Noetus). Di tempat lain ia berkata : “Karena Kristus adalah Allah atas segalanya, dan Dia telah ditetapkan untuk melenyapkan dosa dari keberadaan manusia, membuat regenerasi manusia lama. Dan Allah memanggil manusia itu “kesamaanNya” sejak awal dan menunjukkannya dengan jelas dalam satu figur kasihNya kepada mereka. Dan memberikan ketaatanmu pada khidmat perintahNya dan menjadi pengikutNya yang setia, kamu harus seperti Dia dalam hidupmu sebanyak kehormatan yang dianugerahkan atas kamu oleh Dia. Bagi Yesus (dalam sikap merendahkan diri) tidak mengurangi kualitas dari keilahianNya. Kesempurnaan; membawa manusia bahkan Allah dalam kemuliaanNya. (Elucidations, Ch. 30, Author's Concluding Address). Tentang dua nature dari Kristus Hippolatus berkata : “Sang Juruselamat, menautkan ketuhananNya yang seperti anggur murni dengan daging dari sang perawan, telah lahir dari dia, Allah dan manusia pada saat yang sama tanpa “mencampur aduk” satu dengan yang lain. (Hippolytus on Prov 9:1, fragment, "Wisdom hath builded her house."). Dalam Against Noetus, Part 17 ia berkata : “Marilah kita percaya, saudara-saudara yang terkasih, berdasarkan tradisi para rasul, bahwa Allah Sang Firman turun dari surga,… Dia sekarang datang ke dalam dunia, telah bermanifestasi sebagai Allah dalam tubuh, datang sebagai manusia yang sempurna”. Dalam Refutation of all Heresies, Book X, ch 29 ia juga berkata : “Firman itu adalah Allah, menjadi hakekat dari Allah”. Dan akhirnya Hippolatus berkesimpulan : “Kristus adalah Allah di atas segalanya” (Refutation of all Heresies, Book X, ch 30).
Origenes (Tahun 225 M)
Origenes dalam De Principis, On Christ, Book 1, Ch 2 berkata : “Dan kiranya kamu dapat mengerti bahwa kemahakuasaan Bapa dan Anak adalah satu dan sama, seperti Allah dan Tuhan adalah satu dan sama dengan Bapa, dengarlah dengan sungguh-sungguh perkataan Yohanes di kitab Wahyu :’Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa’. Sebab siapa lagi yang akan datang selain daripada Kristus? Dan sebagaimana tidak ada satu keraguan, melihat Bapa sebagai Allah maka Sang Juruselamat juga adalah Allah. Karena Bapa disebut Maha Kuasa maka tidak ada satupun yang dapat menolak bahwa Anak Allah juga Maha Kuasa”. Tentang Tritunggal, Origenes berkata : dalam De Principis, Book I, ch. 3, section 7 bahwa “Tidak ada dalam Tritunggal yang dapat disebut yang terbesar atau lebih kecil, sejak sumber dari keilahian itu sendiri memuat segala sesuatu dari perkataan dan pikiranNya, dan dari kuasa mulutNya menguduskan segala sesuatu yang memang berharga”. Tentang keallahan Kristus Origenes menegaskan : Para rasul yang kudus, dalam pengajaran tentang iman pada Kristus, menjelaskan beberapa poin dengan sangat rinci/jelas karena mereka percaya itu adalah sesuatu yang sangat penting dan mutlak bagi semua orang percaya…Poin-poin khusus yang dengan sangat jelas diteruskan melalui pengajaran para rasul adalah : Yang pertama Ada satu Allah yang menciptakan dan mengatur segala sesuatunya. Kedua adalah Yesus Kristus sendiri berasal dari Allah Bapa sebelum segala ciptaan ada… Walaupun Dia Allah, Dia menjadi daging dan mengambil rupa manusia, namun DIA TETAP DIA ADANYA, yaitu ALLAH. (De Principis, Preface, sections 3 - 4). Bersambung….
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar