Esra Alfred Soru
Kis
Ayat ini memperlihatkan bahwa gereja mula-mula, dalam hal ini para murid Yesus sangat menekankan kesaksian dan pemberitaan Injil. Jadi dapat dikatakan bahwa : “GEREJA YANG SEJATI ADALAH GEREJA YANG BERSAKSI DAN MEMBERITAKAN INJIL”.
Kita akan mempelajari ayat ini secara lebih detail dengan cara melihat penggalan-penggalan atau frase-frase dari ayat di atas.
I. MEMBERI KESAKSIAN
Kis
Kata “Injil” sendiri berasal dari kata Yunani “Euanggelion” yang artinya kabar baik. Jadi dalam penggunaan mula-mula, semua kabar baik sebenarnya dapat disebut sebagai Injil. Kabar tentang kesembuhan adalah Injil. Kabar tentang keuntungan adalah Injil. Pokoknya semua kabar baik adalah Injil. Tapi lama kelamaan kata Injil ini mengalami penyempitan makna sehingga Injil secara eksklusif diartikan sebagai kabar baik tentang Yesus Kristus. Inilah penginjilan. Gereja mula-mula adalah gereja yang memberikan tekanan yang sangat kuat atau sangat memprioritaskan pemberitaan Injil. Setiap kesempatan adalah kesempatan untuk bersaksi dan memberitakan Injil.
Mereka masih mengunjungi Bait Allah
Kis
Kis 3:1 : Pada suatu hari menjelang waktu sembahyang, yaitu pukul tiga petang, naiklah Petrus dan Yohanes ke Bait Allah.
Kis
Penggunaan Bait Allah adalah sesuatu yang aneh. Mengapa mereka tetap pergi ke Bait Allah? Apakah itu berarti bahwa mereka tetap menganut agama Yahudi tetapi juga menganut kekristenan (sinkretisme)? Jelas tidak mungkin. Lalu mengapa? Jelas karena mereka tidak mau memutuskan hubungan dengan orang-orang Yahudi dengan tujuan supaya mereka bisa memberitakan Injil kepada orang Yahudi.
Mereka melanjutkan setiap peristiwa mujizat dengan pemberitaan Injil.
Rasul-rasul banyak membuat mujizat tetapi menariknya mujizat itu dilakukan bukan demi mujizat itu sendiri tapi demi Pemberitaan Injil. Di Kis 3:1-10, Petrus dan Yohanes menyembuhkan seorang lumpuh tetapi perhatikan apa yang terjadi selanjutnya dalam Kis 3:11-15 : (11) Karena orang itu tetap mengikuti Petrus dan Yohanes, maka seluruh orang banyak yang sangat keheranan itu datang mengerumuni mereka di serambi yang disebut Serambi Salomo. (12) Petrus melihat orang banyak itu lalu berkata: "Hai orang
Mereka tetap memberitakan Injil di tengah berbagai tantangan
Petrus dan Yohanes memberitakan Injil kepada orang banyak setelah menyembuhkan orang lumpuh di Bait Allah. Apa yang terjadi selanjutnya? Kis 4:1-3 : (1) Ketika Petrus dan Yohanes sedang berbicara kepada orang banyak, mereka tiba-tiba didatangi imam-imam dan kepala pengawal Bait Allah serta orang-orang Saduki. (2) Orang-orang itu sangat marah karena mereka mengajar orang banyak dan memberitakan, bahwa dalam Yesus ada kebangkitan dari antara orang mati. (3) Mereka ditangkap dan diserahkan ke dalam tahanan sampai keesokan harinya, karena hari telah malam. Dan menariknya, pada saat mereka disidang, justru itu kesempatan bagi mereka untuk memberitakan Injil. Kis 4:10-12 : (10) maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel, bahwa dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi yang telah dibangkitkan Allah dari antara orang mati -- bahwa oleh karena Yesus itulah orang ini berdiri dengan sehat sekarang di depan kamu. (11) Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan -- yaitu kamu sendiri --, namun ia telah menjadi batu penjuru. (12) Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." Di kesempatan lain, mereka ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara. Kis 5:18 : Mereka menangkap rasul-rasul itu, lalu memasukkan mereka ke dalam penjara kota. Tetapi setelah dilepaskan secara mujizat oleh seorang malaikat (Kis 5:19), mereka kembali memberitakan Injil lagi. Kis 5:21 : Mereka mentaati pesan itu, dan menjelang pagi masuklah mereka ke dalam Bait Allah, lalu mulai mengajar di situ…’ Lalu mereka ditangkap lagi dan dilarang dengan keras agar jangan lagi memberitakan nama Yesus. Kis 5:26-29 : (26) Maka pergilah kepala pengawal serta orang-orangnya ke Bait Allah, lalu mengambil kedua rasul itu, …(27) Mereka membawa keduanya dan menghadapkan mereka kepada Mahkamah Agama. Imam Besar mulai menanyai mereka, (28) katanya: "Dengan keras kami melarang kamu mengajar dalam Nama itu. Namun ternyata, kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu dan kamu hendak menanggungkan darah Orang itu kepada kami." (29) Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: "Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia. Tapi malah mereka dengan berani terus memberitakan Injil lagi sebagaimana kesaksian Kis 5:30-32 – (30) Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh. (31) Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa. (32) Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu itu, kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang mentaati Dia." Menarik sekali, mereka tidak takut dengan berbagai ancaman. Mereka tetap beritakan Injil dengan BERANI dan TANPA KOMPROMI. Mereka jelas berbeda dengan kaum pluralis masa kini yang terlalu bijaksana dan bijaksini hingga tidak berani memberitakan nama Yesus di tengah masyarakat yang pluralistik. Mereka merubah pemberitaan Injil dengan dialog antar umat beragama ataupun “Social Gospel”. Gereja yang kehilangan keberanian untuk memberitakan Injil pada hakikatnya bukanlah gereja atau minimal bukan gereja yang sejati.
Mereka berdoa untuk pemberitaan Injil
Jemaat mula-mula, ketika mendengar banyaknya tantangan dalam pemberitaan Injil, mereka lalu berdoa untuk rasul-rasul agar diberi keberanian memberitakan Injil. Kis 4:29 : Dan sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu. Saudara, seberapa seringkah anda berdoa bagi pemberitaan Injil?
Mereka mengutamakan pemberitaan Injil di atas tugas lainnya.
Dalam Kis 6 ada kebutuhan untuk pelayanan diakonia. Yang dilakukan oleh para rasul adalah mereka memilih 7 orang untuk pelayanan diakonia ini. Apa alasannya? Kis 6:3-4 : Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu, dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman." Jadi pelayanan diakonia penting tapi pelayanan Firman atau pemberitaan Injil lebih penting sehingga rasul-rasul perlu mengangkat orang lain dan tidak melakukan pelayanan diakonia itu yang mengganggu pemberitaan Injil. Ini penting!!! Hamba Tuhan harus tahu bahwa pelayanan utamanya adalah memberitakan Firman Tuhan pemberitaan Injil. Pelayanan yang lain (bezoek, counseling, organisasi, dsb) sekalipun juga penting, tetapi bukanlah yang terutama. Hal ini harus juga disadari oleh jemaat supaya jemaat tidak menuntut hamba Tuhan melakukan pelayanan-pelayanan sekunder sehingga mengabaikan pelayanan primer! Menariknya, salah 1 dari antara 7 diaken itu adalah Stefanus. Sebagai diaken, tugas utamanya pelayanan meja/diakonia tapi anehnya itu tidak membatasi dia untuk memberitakan Injil. Ia memberitakan Injil dengan berani hingga akhirnya dirajam hingga mati.
Lima fakta ini memperlihatkan bahwa jemaat mula-mula adalah jemaat yang sangat menekankan pemberitaan Injil. Akibatnya adalah :
Kis 2:47 – ‘….Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.
Kis 5:14 - Dan makin lama makin bertambahlah jumlah orang yang percaya kepada Tuhan, baik laki-laki maupun perempuan.
Kis 6:1 – “Pada masa itu, ketika jumlah murid makin bertambah,…”
Karena adanya pemberitaan Injil maka gereja bertumbuh secara kuantitas. Gereja yang bertumbuh secara kuantitas hanya karena pertumbuhan secara biologis tapi tak ada pemberitaan Injilnya bukanlah gereja yang sejati. Pemberitaan Injil membuat orang Kristen sejati lebih banyak dari orang Kristen KTP di dalam gereja. Jika dalam sebuah gereja lebih banyak orang Kristen KTP daripada orang Kristen sejati maka itu bukanlah gereja yang sejati. Gereja yang sejati adalah gereja yang memberitakan Injil.
II. TENTANG KEBANGKITAN TUHAN YESUS
Kis 4:33 – ‘Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus…’ Rasul-rasul dikatakan bersaksi tentang kebangkitan Yesus. Mengapa hanya disebut kebangkitan saja? Apakah hanya itu saja yang mereka beritakan? Jelas tidak! Ini adalah synecdoche. Synecdoche adalah sebuah gaya bahasa yang menyebutkan sebagian tetapi yang dimaksudkan seluruhnya. Sama seperti kita sering berkata bahwa kita memotong 1 ekor ayam. Tentu yang kita potong adalah seluruh ayamnya dan bukan hanya ekornya saja kan? Jadi disebutkan hanya sebagian tetapi yang dimaksudkan adalah keseluruhan. Karena itu kalau dikatakan bahwa rasul-rasul bersaksi tentang kebangkitan Yesus tentu maksudnya adalah mereka memberitakan tentang segala hal yang berkaitan dengan Yesus dan bukan hanya kebangkitanNya saja. Kebangkitan disebut karena kebangkitan merupakan sentral dan klimaks dari karya Kristus. Semua orang tahu bahwa Yesus disalibkan. Jadi tidak perlu terlalu diberitakan tetapi soal kebangkitan, tidak semua orang tahu karena itu diberitakan berulang-ulang. Kis 3:15 : Demikianlah Ia, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati; dan tentang hal itu kami adalah saksi. Dalam Kis 4:10 dikatakan : maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel, bahwa dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi yang telah dibangkitkan Allah dari antara orang mati …’ Demikian juga dengan Kis 5:30 : Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh. Meskipun demikian mereka juga memberitakan hal-hal yang lain seperti pertobatan sebagaimana dalam Kis 3:19 : Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan”, dan juga menegaskan bahwa Yesus satu-satunya jalan keselamatan seperti dalam Kis 4:12 : Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." Jadi seluruh inti Injil diberitakan oleh gereja mula-mula. Para rasul tentu memberitakan juga hal-hal praktis tetapi jelas bahwa Injil lebih utama untuk diberitakan. Nilailah gereja-gereja yang ada saat ini. Berapa banyak mereka berkhotbah tentang Injil? Hari ini pemberitaan dari mimbar-mimbar gereja telah menggeser Injil. Yang diberitakan hanya masalah moral/etika, mujizat-kesembuhan ilahim, teologia kemakmuran, berkat, keberhasilan, pengalaman pribadi, dll. Sedangkan salib Kristus (kematian) dan kebangkitanNya, penebusan dosa, tidak lagi menjadi sentral pemberitaan gereja. Kalau pemberitaan tentang salib dan kebangkitan Kristus menjadi hilang dari mimbar gereja maka gereja menjadi liar dan itu adalah gereja yang palsu. Bandingkan dengan pemberitaan Paulus dalam 1 Kor 15:1-4 : (1) Dan sekarang, saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang aku beritakan kepadamu dan yang kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri. (2) Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu -- kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya. (3) Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, (4) bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci’. Gereja yang berhenti memberitakan Injil adalah gereja yang palsu. Gereja yang sejati adalah gereja yang menekankan pemberitaan Injil.
III. DENGAN KUASA YANG BESAR
Kis 4:33 – ‘Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus…’ Jadi para rasul memberitakan Injil dengan kuasa yang besar. Kata “kuasa yang besar” (Yun. Megalou Dunamei) yang menyertai gereja mula-mula dalam pemberitaan Injil ini jelas menunjuk pada kuasa Roh Kudus seperti yang dinyatakan sebelumnya dalam Kis 1:8 : “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." Ini menunjukkan bahwa gereja mula-mula dalam pemberitaan Injil tidak mengandalkan kekuatan mereka sendiri tetapi mengandalkan kuasa Roh Kudus. Ini sudah terbukti bahwa pada hari Pentakosta, khotbah Petrus menghasilkan 3000 petobat baru.
Secara empiris, biasanya banyak orang mengandalkan kefasihan bicara dan kepintaran atau pengetahuan dalam pemberitaan Injil. Tidak heran kalau banyak aktivitas pemberitaan Injil tidak menuai hasil yang maksimal. Belajarlah dari jemaat mula-mula, dari para rasul yang melakukan pemberitaan Injil dengan bergantung pada Roh Pentakosta itu, Roh Kudus. Lalu bagaimana caranya menggunakan kuasa Roh Kudus? Mudah saja! Jalinlah relasi “I and Thou” bukan “I and it”. Artinya karena Roh Kudus adalah suatu pribadi maka perlakukanlah Ia sebagai seorang pribadi dalam relasi setiap hari. Ada komunikasi, ada persekutuan yang intim dengannya. Ia bukan barang yang bisa disimpan dengan rapih dan baru dipakai saat dibutuhkan. Kita harus mendekati Dia dalam relasi “I and Thou” bukan “I and it”.
Ketika saya masih memimpin “PELANGI KASIH MINISTRY", ada seorang yang datang dan bertanya pada saya tentang apa rahasia saya sehingga setiap kali saya berkhotbah ia sungguh merasakan kuasa yang hebat dari khotbah itu. Saya berkata padanya bahwa kemenangan dalam khotbah itu telah saya raih dalam waktu-waktu doa saya sepanjang minggu ini. Sebelum orang menangisi dosanya ketika mendengarkan khotbah saya terlebih dahulu saya telah menangisi mereka di kaki Tuhan. Itulah kuncinya. Setiap orang yang mau banyak berbicara UNTUK Tuhan harus mau banyak berbicara DENGAN Tuhan, dan di dalam banyak berbicara dengan Tuhan itulah kuat kuasa Roh Kudus akan menyertai dan mengalir dalam pemberitaan kita. Gereja yang sejati adalah gereja yang bersaksi dan memberitakan Injil dengan mengandalkan kekuatan atau kuasa Roh Kudus.
1 komentar:
Pak Esra: Gereja yang sejati adalah gereja yang mengutamakan pemberitaan Injil di atas segala-galanya.
Paijo: Saya pernah baca buku dari Vincent Cheung, salah seorang pendeta/teolog reformed kontemporer dimana dia menceritakan bahwa dalam kebaktian yang dipimpinnya dia mengutamakan pengajaran yang sesuai dengan Alkitab. Dan tidak jarang setelah acara ibadat selesai ada orang yang datang memberi tahu bahwa panyakit mereka disembuhkan. Dia mengatakan bahwa dia tidak memikirkan tentang mujijat sama sekali pada saat memberitakan Firman.
Tapi anehnya orang takut kalau pake logika, maka tidak akan ada mujijat. Mereka tidak tahu kalau Kristus dan Paulus adalah logician super.
Posting Komentar