Rabu, 29 Oktober 2008

III. GEREJA YANG BERDOA


Esra Alfred Soru


Kis 2:41-47 : (41) Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. (42) Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. (43) Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda. (44) Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, (45) dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. (46) Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, (47) sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.


Kita sudah belajar tentang gereja yang sejati bagian-bagian sebelumnya di mana gereja yang sejati adalah gereja yang bertobat (bagian 1) dan gereja yang sejati adalah gereja yang lahir dan bertumbuh dari FIRMAN TUHAN (bagian 2). Pada bagian 3 ini kita akan belajar 1 hal lagi tentang gereja yang sejati.


Dalam Kis 2:42 dikatakan : “Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa”. Yang akan menjadi tekanan pada bagian ini adalah masalah doa. JADI GEREJA YANG SEJATI ADALAH GEREJA YANG BERDOA. Masalahnya adalah kita tidak mendapat banyak informasi tentang aktivitas doa jemaat mula-mula dari bacaan Kis 2:41-47. Yang kita bisa lihat dari teks ini adalah :


Mereka berdoa dalam persekutuan


Jadi ini bukan doa secara pribadi tetapi persekutuan doa (doa secara bersama-sama). Mungkin saudara sudah berdoa secara pribadi untuk gereja saudara, tetapi apakah saudara ikut dalam persekutuan doa untuk mendukung gereja? Tanpa persekutuan doa, gereja tidak mungkin bisa maju! Bandingkan dengan Billy Graham yang mempunyai team doa lebih dari 100 orang. Spurgeon mempunyai 700 orang yang melakukan persekutuan doa dalam gerejanya. Ini menyebabkan mereka diberkati dalam pelayanannya! Alkitab menyatakan bahwa persekutuan doa mempunyai kuasa lebih besar dari doa pribadi. Mat 18:19 : Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.


Mereka berdoa dengan tekun


Dalam Alkitab bahasa Indonesia, ayat 42 ini terdiri dari 2 kalimat : “Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa”. Padahal seharusnya hanyalah 1 kalimat. Lihat terjemahan NIV : “They devoted themselves to the apostles’ teaching and to the fellowship, to the breaking of bread and to prayer” (Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan, dalam pemecahan roti dan dalam doa). Bandingkan dengan Terjemahan Lama Indonesia : Maka mereka itu pun bertekun di dalam pengajaran rasul-rasul, dan di dalam persekutuan, dan di dalam hal memecahkan roti, dan doa. Demikian juga dengan KJV dan TEV. Jadi, kata ‘bertekun’ dalam ayat 42 itu juga ditujukan kepada persekutuan doa. Apakah saudara tekun dalam mengikuti persekutuan doa?


Saya kira ini saja yang bisa kita dapatkan dari Kis 2:42 tentang doa jemaat. Namun dalam catatan-catatan selanjutnya kita melihat bahwa Lukas secara khusus mencatat doa dari jemaat mula-mula. Perhatikan Kis 4:23-31 : (23) Sesudah dilepaskan pergilah Petrus dan Yohanes kepada teman-teman mereka, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang dikatakan imam-imam kepala dan tua-tua kepada mereka. (24) Ketika teman-teman mereka mendengar hal itu, berserulah mereka bersama-sama kepada Allah, katanya: "Ya Tuhan, Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. (25) Dan oleh Roh Kudus dengan perantaraan hamba-Mu Daud, bapa kami, Engkau telah berfirman: Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia? (26) Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar berkumpul untuk melawan Tuhan dan Yang Diurapi-Nya. (27) Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus, Hamba-Mu yang kudus, yang Engkau urapi, (28) untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendak-Mu. (29) Dan sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu. (30) Ulurkanlah tangan-Mu untuk menyembuhkan orang, dan adakanlah tanda-tanda dan mujizat-mujizat oleh nama Yesus, Hamba-Mu yang kudus." (31) Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani.


Kita akan mempelajari doa mereka dengan lebih serius tetapi pertama-tama perlu dicatat bahwa konteks dari bacaan ini adalah bahwa Petrus dan Yohanes diperhadapkan kepada Mahkamah Agama karena mereka memberitakan nama Yesus dengan tegas. (Kis 4:2,7). Setelah mereka dilepaskan, mereka menyampaikan hal ini pada rekan-rekan mereka (ay.23). Ketika teman-temannya mendengar hal itu, reaksi awal mereka adalah berdoa (ay.24). Ini jugalah yang harus menjadi reaksi dari setiap anak Tuhan /gereja Tuhan ketika mengetahui adanya banyak kesukaran dalam kekristenan maupun dalam hidup pribadi.


Satu hal yang menarik adalah mereka berdoa dengan satu hati. Dalam ayat 24 dikatakan bahwa mereka ‘berseru bersama-sama’. Kis 4:24 : Ketika teman-teman mereka mendengar hal itu, berserulah mereka bersama-sama kepada Allah, katanya: "Ya Tuhan, Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. Tetapi ini terjemahan yang kurang akurat. Kata yang diterjemahkan ‘bersama-sama’ adalah HOMOTHUMADON, yang terjemahan seharusnya adalah ‘with one accord’ (= dengan suara bulat, seia sekata). Lihat terjemahan KJV - And when they heard that, they liFirman Tuhaned up their voice to God with one accord, and said, Lord, thou art God, which hast made heaven, and earth, and the sea, and all that in them is”, maupun terjemahan ASV - And they, when they heard it, liFirman Tuhaned up their voice to God with one accord, and said, O Lord, thou that didst make the heaven and the earth and the sea, and all that in them is. Jadi persekutuan doa dalam ayat 24 ini menunjukkan kesatuan gereja abad pertama, karena bukan saja mereka mau peduli dan mendoakan rasul-rasul yang mengalami kesukaran / penderitaan, tetapi mereka juga bisa bersatu hati dalam doa!


Kita akan melihat ada 4 pelajaran menarik dari doa jemaat mula-mula ini :


I. MEREKA TIDAK MULAI DENGAN MENCERITAKAN KESUKARAN MEREKA, TETAPI DENGAN MENYADARI DAN MENGAKUI ALLAH SEBAGAI PENCIPTA.


Mereka jelas berada dalam kesulitan dan karena itu mereka berdoa kepada Tuhan. Tetapi perhatikan bagaimana doa mereka. Ayat 24b : "Ya Tuhan, Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. Jadi doa mereka bukan dimulai dengan menceritakan segala persoalan mereka, masalah mereka, tantangan yang mereka hadapi. Mereka justru memulai doa mereka dengan menyebut Tuhan sebagai pencipta langit, bumi, laut dan segala isinya. Bandingkan ini dengan doa raja Hizkia dalam 2Raja-raja 19:15-dst : (15) Hizkia berdoa di hadapan TUHAN dengan berkata: "Ya TUHAN, Allah Israel, yang bertakhta di atas kerubim! Hanya Engkau sendirilah Allah segala kerajaan di bumi; Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi. (16) Sendengkanlah telinga-Mu, ya TUHAN, dan dengarlah; bukalah mata-Mu, ya TUHAN, dan lihatlah; …..” Hizkia memulai doa dengan memuji kebesaran Tuhan dan bukannya menceritakan masalah yang dihadapi. Perhatikan bahwa prinsip yang sama juga ada dalam doa Bapa Kami. Doa Bapa Kami tidak langsung dimulai dengan sebuah permintaan melainkan sebuah ungkapan yang meninggikan Bapa di surga yang dimulai dari ayat 9-10 sedangkan permintaan baru disampaikan dalam ayat 11. Mat 6:9dst – (9) Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, (10) datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. (11) Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya”. Ini adalah sesuatu yang sangat penting untuk diperhatikan khususnya pada waktu kita berdoa untuk kesukaran kita. Kalau kita memulai doa kita dengan menceritakan betapa besar kesukaran kita, maka besar kemungkinan bahwa isi doa itu sendiri akan melemahkan iman kita, membuat kita kecil hati, putus asa, dsb. Tetapi kalau kita memulai doa kita dengan menyatakan kemahakuasaan Allah sebagai pencipta, maka kata-kata itu sendiri akan menguatkan iman kita, setelah itu barulah kita menyatakan permintaan kita dan kita akan bisa lebih mempunyai iman pada saat menaikkan permintaan itu.


Banyak orang tidak menyadari hal ini. Itulah sebabnya mereka memulai doanya dengan langsung menceritakan kesukaran mereka. Misalnya kalau mau membangun sebuah gedung gereja, bukannya mereka memulai dengan memikirkan kemahakuasaan Allah tapi mulai dengan mengeluh harga gedung/tanah yang sangat mahal sedangkan modal hanya sedikit. Misalnya kalau berada dalam keadaan sakit berat, bukannya memulai dengan memikirkan kemahakuasaan Allah tapi dengan menceritakan betapa beratnya penyakit itu, dan bahwa dokter sudah angkat tangan, dsb. Misalnya kalau ada problem ekonomi, bukannya memulai dengan memikirkan kemahakuasaan Allah tapi dengan menceritakan betapa banyak hutang dan betapa banyaknya problem dalam pekerjaan, dsb. Inilah yang terjadi! Tetapi doa jemaat mula-mula ini haruslah menjadi teladan bagi kita. Jika kita ingin mendoakan persoalan-persoalan kita, pelayanan kita, dll, mulailah dengan melihat Allah sebagai Allah yang mahakuasa. Karena Allah adalah Allah yang mahakuasa maka tidak ada yang mustahil bagi Dia. Setelah itu barulah kita ungkapkan semua persoalan dan pergumulan kita. Hal ini akan memberikan keyakinan iman yang besar kepada kita karena kita akan memandang semua persoalan kita, masalah kita, penyakit kita, tantangan hidup kita dari kaca mata Allah.


II. MEREKA MEMANDANG PADA RENCANA ALLAH DAN PELAKSANAANNYA (PROVIDENCE OF GOD)


Selain apa yang disebutkan dalam bagian pertama, jemaat mula-mula juga berdoa dengan memandang rencana dan providensia Allah. Dari mana kita bisa melihat hal ini? Ada beberapa hal yang menunjukkan ini.


Pertama, dalam ayat mereka menyapa Allah dengan sapaan ‘Ya Tuhan’. Kis 4:24 : Ketika teman-teman mereka mendengar hal itu, berserulah mereka bersama-sama kepada Allah, katanya: "Ya Tuhan, Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. Alkitab KJV/NASB menyebutnya Lord” (= Tuhan). Tapi dalam bahasa Yunani kata yang digunakan bukan “KURIOS” melainkan “DESPOTES” yang lebih tepat diterjemahkan “Tuhan Yang Berdaulat”. Perhatikan terjemahan NIV : When they heard this, they raised their voices together in prayer to God. "Sovereign Lord,(Tuhan Yang Berdaulat)" they said, "you made the heaven and the earth and the sea, and everything in them” dan juga RSV: And when they heard it, they lifted their voices together to God and said, "Sovereign Lord, (Tuhan Yang Berdaulat), who didst make the heaven and the earth and the sea and everything in them. “Sovereign” (berdaulat) jelas menunjukkan kepada otoritas atau kuasa. Jadi waktu berdoa, mereka percaya kepada otoritas, kuasa dan kedaulatan Tuhan dalam memerintah seluruh alam semesta, di mana Ia tidak tergantung oleh siapapun / apapun di luar diriNya.


Kedua, mereka menyebut Allah sebagai pencipta. Kis 4:24 : Ketika teman-teman mereka mendengar hal itu, berserulah mereka bersama-sama kepada Allah, katanya: "Ya Tuhan, Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. Kalau Allah adalah pencipta, Allah pasti menguasai dan mengatur ciptaanNya itu dan dengan demikian segala ciptaanNya tergantung kepada Dia!


Ketiga, Apa yang dikatakan dalam ayat 27-28 jelas menunjukkan bahwa mereka percaya pada rencana Allah dan Providensi-Nya! Kis 4:27-28 - Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus, Hamba-Mu yang kudus, yang Engkau urapi, untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendak-Mu. Perhatikan bahwa dalam doa mereka, mereka katakan bahwa apa yang dilakukan oleh Herodes, Pilatus dan bangsa Israel kepada Yesus sebenarnya hanyalah pelaksanaan dari ketentuan yang telah ditetapkan Tuhan. Inilah yang disebut sebagai Providence of God. Orang-orang itu (Herodes dan Pontius Pilatus) berbuat dosa pada waktu mereka membunuh Yesus, tetapi dengan itu mereka sebenarnya telah melaksanakan rencana Allah. Ini tentu tidak bisa diartikan bahwa mereka mentaati Allah. Mereka melakukan dosa dengan tujuan / motivasi yang berbeda! Allah merencanakan kematian Yesus untuk menebus dosa manusia. Mereka membunuh Yesus bukan supaya Yesus menjadi penebus dosa! Karena itu meskipun rencana Allah terlaksana, orang-orang itu tetap berdosa dan harus bertanggung jawab atas dosa mereka. Ayat 6 berkata ‘kuasa dan kehendakMu’. Dalam NIV disebut ‘Your power and will’ (= kuasa dan kehendakMu). NASB : ‘thy hand and thy purpose’ (= tanganMu dan rencanaMu). Dan RSV : ‘thy hand and thy plan’ (= tanganMu dan rencanaMu). Lukas menambahkan kata ‘hand / tangan’ untuk menunjukkan bahwa segala sesuatu terjadi tidak hanya karena adanya rencana Allah, tetapi juga karena adanya tangan / kuasa Allah yang mengatur semua itu. Inilah Providence of God. Dan jemaat mula-mula berdoa dengan kesadaran penuh akan hal ini.


Kepercayaan pada rencana Allah dan pelaksanaannya (Providence of God) adalah sesuatu yang sangat penting pada waktu kita menghadapi problem! Kalau kita menganggap bahwa segala sesuatu (atau hal-hal tertentu) terjadi secara kebetulan, maka kita pasti akan kuatir. Tapi, kalau kita percaya bahwa segala sesuatu bisa terjadi hanya kalau Allah sudah menentukan dan menggunakan kuasaNya untuk melaksanakan ketentuanNya, maka kita tidak akan kuatir karena kita tahu bahwa segala sesuatu ada dalam genggaman Allah yang mengasihi kita sebagaimana kata Roma 8:28 : “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah”. Jemaat abad pertama itu percaya pada rencana Allah dan pelaksanaannya (Providence of God) sehingga mereka punya keyakinan yang besar dalam kesukaran. Kitapun harus memiliki kesadaran semacam ini pada saat kita berdoa bahwa tidak ada satupun hal yang terjadi di luar kehendak dan penetapan dari Tuhan. Karena itu pada saat kita berdoa, kita perlu berdoa dengan tekun dan meminta dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan tetapi kita harus menerima bahwa pada akhirnya ketetapan Tuhanlah yang harus terjadi. Kita tidak boleh memaksa Tuhan dalam doa untuk mengikuti maunya kita. Ingat kata-kata dalam doa Bapa Kami : “Jadilah kehendakMu” dan juga doa Tuhan Yesus di taman Getsemani “tetapi jangan kehendakku melainkan kehendakMu jadilah”


III. MEREKA MENGINGAT / MENGUTIP FIRMAN TUHAN DALAM DOA


Hal menarik lainnya dalam doa jemaat mula-mula ini adalah dalam doa mereka, mereka mengutip Firman Tuhan. Ini nampak dalam ayat 25-26 : Dan oleh Roh Kudus dengan perantaraan hamba-Mu Daud, bapa kami, Engkau telah berfirman: Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia? Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar berkumpul untuk melawan Tuhan dan Yang Diurapi-Nya. Kata-kata dalam ayat 25-26 ini sebenarnya dikutip dari Maz 2:1-2. Jadi mereka mengutip Mazmur dalam doa mereka. Mereka mengutip ayat dalam doa bukan untuk ‘pamer ayat hafalan’ atau untuk ‘berkhotbah dalam doa’ melainkan untuk menguatkan keyakinan dalam doa, atau untuk mengklaim janji Tuhan. Dalam bagian ini jemaat abad pertama menganggap bahwa ay 27-28 merupakan penggenapan nubuat Maz 2:1-2.


Ini sesuatu yang penting! Dalam hidup kita, kita harus bisa melihat hal-hal di sekeliling kita sebagai penggenapan Firman Tuhan. Itu bisa menguatkan iman kita. Misalnya kalau dalam hidup ini kita mengalami banyak problem dalam mengikut Yesus, maka sebenarnya itu hanyalah penggenapan dari Mark 13:13 yang berbunyi : Kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya ia akan selamat" dan 2 Tim 3:12 : Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya”. Adanya begitu banyak nabi palsu dalam gereja saat ini seperti aliran Saksi-Saksi Yehuwa, Unitarianisme (Frans Donald), dll sebenarnya hanya menggenapi Mat 24:11,24 : (11) Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang. (24) Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga’. Juga zaman ini jarang ada orang senang dengan Firman Tuhan yang sungguh-sungguh (bukan yang banyak dongeng / kesaksian / leluconnya, tetapi yang betul-betul membahas Firman Tuhan / Kitab Suci). Ini sebenarnya menggenapi 2 Tim 4:3-4 : Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng. Jadi kalau kita hanya melihat hal-hal yang terjadi itu saja, kita akan menjadi susah. Tetapi kalau kita bisa melihatnya sebagai penggenapan Firman Tuhan, kita dikuatkan karena kita bisa makin yakin bahwa Alkitab memang adalah Firman Tuhan yang benar! Marilah kita mendoakan semua pergumulan kita (pribadi, bangsa, gereja, dll) dengan kesadaran penuh bahwa semua yang dikatakan Firman Tuhan sementara digenapi.


IV. MEREKA MATI TERHADAP DIRI SENDIRI.


Hal terakhir yang bisa kita catat dari doa gereja perdana ini adalah bahwa mereka telah mati terhadap diri sendiri. Perhatikan bahwa dalam doa itu, jemaat abad pertama ini tidak meminta supaya mereka dibebaskan dari problem, dan bahkan mereka sama sekali tidak meminta perlindungan dari Tuhan terhadap ancaman orang-orang Yahudi (permintaan ini mungkin ada tetapi secara implicit). Jelas bahwa mereka tidak peduli pada diri mereka sendiri! Yang mereka minta adalah : Pertama, keberanian untuk memberitakan Firman Tuhan. Kis 4:29 - Dan sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu. Mereka minta keberanian untuk rasul-rasul yang baru saja menunjukkan keberanian mereka (Kis 4:13). Ini jelas menunjukkan bahwa mereka sadar bahwa tadi rasul-rasul itu bisa berani karena Tuhan memberikan keberanian. Karena itu mereka minta keberanian lagi, supaya rasul-rasul itu tetap berani. Kedua, kuasa untuk melakukan mujizat. Kis 4:30 - Ulurkanlah tangan-Mu untuk menyembuhkan orang, dan adakanlah tanda-tanda dan mujizat-mujizat oleh nama Yesus, Hamba-Mu yang kudus." Perhatikan bahwa dua hal yang mereka minta ini justru adalah hal-hal yang menyebabkan mereka mendapatkan kesukaran (Kis 3). Tetapi sekarang mereka justru meminta 2 hal itu lagi! Ini betul-betul menunjukkan bahwa mereka memang mati bagi diri sendiri dan hidup bagi Tuhan! Ini adalah sikap yang penting dalam doa! Banyak orang berdoa dengan sikap yang egois. Mereka tidak berdoa untuk kemuliaan Tuhan tetapi untuk kesenangan diri sendiri! Bagaimana dengan saudara? Dengan sikap bagaimana saudara berdoa?


Inilah 4 hal penting yang dapat kita pelajari dari doa jemaat mula-mula. Tuhan akhirnya menjawab doa mereka. Kis 4:31 : Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani. Tempat itu goyang. Mujizat ini menunjukkan kuasa Allah, kehadiran Allah dan bahwa doa mereka didengar oleh Allah. Mereka juga dipenuhi oleh Roh Kudus. Mereka lalu memberitakan Firman Tuhan dengan berani. Dalam ayat 33 disebutkan tentang ‘kuasa yang besar’ . Kis 4:33 - Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah. Ini menunjukkan bahwa mereka diberi kuasa untuk melakukan mujizat-mujizat sesuai dengan permintaan mereka dalam ayat 30.


Tuhan mendengar dan mengabulkan doa jemaat mula-mula. Kalau dulu Tuhan bisa melakukan hal itu, sekarang pun Ia bisa! Marilah kita membawa kepada Tuhan setiap pergumulan kita dalam doa dengan sikap yang sama seperti yang ada pada jemaat abad pertama! Tuhan akan mendengar dan mengabulkan doa kita! Seseorang mengatakan : “Sorrow looks back, worry looks around, faith looks up” (= kesedihan melihat ke belakang, kekuatiran melihat ke sekeliling, iman melihat ke atas). Dalam menghadapi segala problem, hadapilah dengan melihat ke atas / berdoa! Maukah saudara melakukan hal itu? Ingat, gereja yang sejati adalah gereja yang berdoa!




Tidak ada komentar: