Rabu, 29 Oktober 2008

GEREJA YANG SEJATI


Esra Alfred Soru



Kehadiran gereja di tengah dunia selama 2000 tahun ini adalah sebuah mujizat. Hal ini bukanlah sebuah kebetulan karena sejak 2000 tahun yang lalu Yesus sudah menubuatkannya. Dalam Injil Mat 16:18 Yesus berkata bahwa : “Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini (PETRA) Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Di dalam Alkitab Terjemahan Lama ayat ini berbunyi : “… Aku akan membangunkan sidang-Ku; dan segala pintu alam maut pun tiada akan dapat mengalahkan dia. Sedangkan dalam Alkitab bahasa Inggris King James Version (KJV) dikatakan : “…I will build my church; and the gates of hell shall not prevail against it. (Aku akan membangun gereja-Ku, dan pintu-pintu neraka/alam maut tidak dapat menang melawannya).


Kita tahu bahwa sepanjang sejarah, gereja banyak mengalami aniaya dari berbagai kalangan, secara khusus dari kekaisaran Romawi. Kaisar-kaisar Roma seperti kaisar Nero, kaisar Claudius, kaisar Caligula dan beberapa kaisar lainnya dicatat oleh sejarah sebagai orang-orang yang sangat membenci dan berupaya dengan keras untuk memusnahkan kekristenan dari muka bumi ini. Namun kenyataannya gereja masih berdiri hingga saat ini setelah kaisar-kaisar itu pergi ke neraka. Ya! Gereja mengalami begitu banyak aniaya dan usaha untuk menghancurkannya. Entah berapa banyak darah yang tertumpah sebagai martir-martir. Tapi satu hal yang luar biasa adalah gereja tetap exist hingga 2000 tahun ini. Benarlah apa yang dikatakan orang “darah para martir adalah benih gereja”.


Dalam sejarah gereja di Indonesia, tercatatlah 2 orang misionaris yang memberitakan Injil di pulau Sumatera. Mereka akhirnya ditangkap dan hendak disembelih di sebuah sungai. Menariknya adalah sebelum disembelih mereka menaikkan doa kepada Tuhan dengan berkata “Tuhan, karena perintah-Mulah kami sampai di sini untuk memberitakan InjilMu. Sebentar lagi kami akan dibunuh dan disembelih. Darah kami akan dialirkan sepanjang sungai ini. Doa kami ya Tuhan adalah kemanapun air sungai ini membawa darah kami, ke sanalah gerejamu harus berdiri karena darah kami, darah para martir adalah benih gereja”. Ketika terjadi kasus pembakaran gereja beberapa waktu yang lalu oleh umat Islam, Dr. Mukti Ali, seorang Islam yang mempelajari sejarah gereja dengan baik berkata kepada umat Islam : “Kalau anda mau agar gereja (Kristen) musnah, satu-satunya cara adalah jangan menindas mereka karena sejarah membuktikan bahwa semakin mereka ditindas, mereka akan semakin bertumbuh. Penindasan adalah bibit bagi pertumbuhan gereja. Karena itu kalau anda mau agar gereja Kristen musnah maka caranya adalah biarkan saja mereka, jangan usik-usik mereka. Biarkan mereka hidup dengan tenang maka setelah sekian tahun lamanya mereka akan mati dengan sendiri”. Benar sekali, gereja justru bertumbuh di tengah-tengah penindasan. Semakin ia dihambat, semakin ia merambat.


Bahwa gereja mampu bertahan dari segala upaya penghancuran ini membuktikan adanya kekuatan ilahi yang memeliharanya. Kekuatan ilahi ini tidak lain adalah kuasa dari Kristus – Kepala Gereja itu. Ini tentu membahagiakan kita tetapi bukan berarti bahwa tugas gereja telah selesai dan gereja berhenti berjuang karena minimnya tekanan-tekanan di era seperti sekarang ini. Gereja memang telah bertahan selama kurang lebih 2000 tahun tetapi gereja harus terus berjuang agar tidak menjadi serupa dengan dunia, agar tidak bergeser dari panggilannya dan agar tetap menjadi gereja seperti yang diinginkan Yesus (Kepala Gereja). Faktanya adalah hari ini ada begitu banyak gereja yang sudah menjadi serupa dengan dunia ini, yang sudah bergeser dari panggilannya dan sudah menjadi gereja yang palsu dan menyimpang. Gereja harus tetap menjadi gereja yang sejati (sesuai kehendak Allah) dan saya percaya bahwa gereja mula-mula yang kita baca dalam Kisah Rasul pasal 2 adalah gambaran gereja yang sejati. Kalau begitu kita dapat mengetahui gereja yang sejati itu seperti apa dengan melihat kehidupan dari gereja mula-mula. Dalam tulisan ini saya akan membahas tentang “GEREJA YANG SEJATI”. Selamat membaca!






2 komentar:

Anonim mengatakan...

Pak Esra,
Saya hanya setuju dengan sebagian yang Dr. Mukti Ali katakan yaitu bahwa gereja justeru berkembang waktu ada penindasan. Saya tidak setuju dengan pandangan beliau bahwa gereja akan hilang dengan sendirinya kalau tidak diganggu.

Tetapi mungkin apa yang dia katakan itu lebih merupakan sesuatu ucapan yang politis untuk menenangkan kaum Islam radikal. :)

PELANGI KASIH MINISTRY mengatakan...

Ya. Saya setuju pendapat anda. Sekali gereja berdiri tak akan pernah musnah