Esra Alfred Soru
Melengkapi pemahaman kita, perlu juga untuk meneliti beberapa kasus baptisan dalam Perjanjian Baru untuk lebih mempermantap pandangan dan pemahaman kita tentang cara baptisan air yang sesungguhnya.
Baptisan gereja mula-mula (Kis 2:37-38,41)
Baptisan gereja mula-mula ini terjadi pada hari Pentakosta. Ketika murid-murid menerima baptisan Roh Kudus dan menjadi penuh dengan Roh Kudus, maka Petrus bangkit dan mulai menyampaikan sebuah khotbah yang cukup panjang yang mengarah kepada diri dan karya Yesus Kristus (Kis 2:14-36). Akibat dari khotbah ini maka semua orang yang mendengar menjadi sangat terharu dan bertanya kepada Petrus dan kawan-kawan “Apakah yang harus kami perbuat saudara-saudara?” Maka Petrus menjawab : “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus….” (Kis 2:37-38). Jadi kita dapat melihat bahwa pertobatan dan baptisan yang akan diterima oleh mereka adalah sebagai respon terhadap berita Firman Allah yang disampaikan. Ayat 41 dari Kis 2 berkata : “Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa”.
Dari ayat ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan (yang digarisbawahi) yakni : (1) Mereka memberi diri dibaptis (2) Jumlah mereka kira-kira 3000 orang (3) Semuanya terjadi dalam satu hari saja. Jadi murid-murid harus membaptis 3000 orang hanya dalam waktu satu hari. Dengan jumlah orang sebanyak ini dan tenaga pembaptis yang sangat minim (12 Rasul termasuk Matias) sangat sulit dipikirkan tentang kemungkinan mereka dibaptis dengan cara selam. Kalau ada 3000 orang calon baptisan, maka masing-masing murid mendapat jatah membaptis 250 orang. Alkitab berkata bahwa peristiwa pencurahan Roh Kudus terjadi kira-kira pukul sembilan pagi (Kis 2:15). Jika khotbah Petrus berlangsung kira-kira satu jam, maka kita dapat memperkirakan bahwa upacara baptisan itu paling cepat baru dimulai kira-kira pukul sepuluh pagi. Itu berarti bahwa masih tersisa 14 jam dari hari itu. Kalau seorang Rasul harus membaptis 250 orang dalam 14 jam, maka dalam setiap jam ia harus membaptis 17 hingga 18 orang dan itu berarti pula bahwa setiap orang menghabiskan waktu 2-3 menit. Perhitungan semacam ini didasarkan pada perhitungan waktu sebagaimana yang kita pakai saat ini, namun jika kita memakai perhitungan waktu sebagaimana yang dipahami oleh orang Yahudi, maka hal ini lebih menunjukkan ketidakmungkinan pelaksanaan baptisan selam. Perhitungan hari orang Yahudi dimulai dari jam enam sore dan berakhir pada jam enam sore berikutnya. Dengan perhitungan semacam ini, maka sesungguhnya peristiwa pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta (pada pukul sembilan pagi) terjadi pada jam ke lima belas dari hari itu. Kalau Petrus berkhotbah satu jam (sampai jam sepuluh pagi) maka hari itu telah sampai pada jam ke enam belas, dan dengan demikian hanya tersisa delapan jam dari hari itu sampai pada jam enam sore. Jika kedua belas Rasul membaptis 3000 orang pada hari itu juga, maka setiap Rasul akan membaptis 250 orang dalam delapan jam yang tersisa itu. Itu berarti bahwa setiap Rasul akan membaptis kira-kira 32 orang setiap jam, dan dengan demikian akan membaptis satu orang setiap kira-kira satu menit setengah selama delapan jam tanpa istrahat sama sekali apalagi untuk makan dan minum.
Pertanyaan kita sekarang adalah mungkinkah dengan waktu yang sangat minim ini para Rasul menjalankan baptisan selam? Selain masalah waktu, apakah para Rasul memperoleh cukup banyak air di Yerusalem dan apakah mereka cukup mendapatkan fasilitas yang mereka perlukan untuk membaptiskan 3000 orang dalam satu hari dengan baptisan selam? (Louis Berkhof; Teologi Sistematika-Doktrin Gereja, hal. 149). Mungkinkah para Rasul berdiri berjam-jam dalam air untuk melakukan aktivitas pembaptisan selam tanpa istrahat dan tanpa makan minum? Perhatikan juga sebuah perhitungan yang dilakukan oleh Ben Aldridge seorang pendeta Perguruan Tinggi : “Bagaimanakah dengan 3000 orang yang dibaptis di Yerusalem pada hari Pentakosta? Tak ada sungai di Yerusalem yang cukup untuk itu. Kalau hanya 2 menit dipakai bagi setiap orang yang dibaptis, dalam tempo 6 jam harus memakai sepuluh kolam air dan sepuluh pendeta. Lihat 3000 orang x 2 menit = 6000 menit. 6000 menit = 100 jam. 100 jam, perlu 10 kolam dan 10 pendeta yang membaptis terus menerus selama 6 jam. Kebaktian luar biasa itu. Cara percik lebih gamblang dalam situasi itu.” (Baptisan (Artikel-Dokumen 4), hal. 6). Dengan semua perhitungan di atas, rasanya cukup sulit untuk berkesimpulan bahwa para rasul telah melakukan baptisan selam.
Baptisan sida-sida dari Etiopia (Kis 8:26-40)
Sebenarnya tentang sida-sida dari Etiopia telah dibahas dalam bagian ketiga, tetapi kita perlu melihat beberapa tambahan untuk itu. Kesediaan sida-sida untuk dibaptis oleh Filipus di tandai dengan kalimat “lihat, di situ ada air, apa halangannya jika aku dibaptis” (Kis 8:36) dan juga “aku percaya bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah” (Kis 8:37). Pertama-tama perlu diperhatikan bahwa kata “ada air” di dalam ayat ini menggunakan kata bahasa Yunani (ti hudor) dan bahasa Inggris “a certain water/some water” yang lebih berarti “sedikit air” sehingga tidak memungkinkan untuk baptisan selam.
Apakah yang membuat sida-sida itu mau percaya kepada Yesus dan mau dibaptis? Jika dilihat dari ayat 36 dan 36, pastilah karena dia tahu kebenaran tentang Yesus dan kebenaran tentang baptisan. Dari mana dia tahu? Pastilah Filipus yang telah memberitahukan kepadanya. Jadi rupanya Filipus memberitakan dua hal kepada sida-sida itu yakni tentang Yesus dan tentang baptisan. Tentang hal yang kedua ini Ds.H.v.d. Brink berkata : “Pastilah dalam pengajarannya itu Filipus telah berbicara juga tentang baptisan. Karena itulah timbul reaksi yang mendadak dari pihak sida-sida itu, ketika di pinggir jalan ia melihat sebuah kolam atau sungai kecil.” (Tafsiran Alkitab Kisah Para Rasul; 1989, hal. 137). Yang dibaca oleh sida-sida itu ketika Filipus menemuinya adalah gulungan kitab Yesaya. Ingatlah bahwa waktu itu kitab-kitab berada dalam bentuk gulungan dan adalah sebuah kesatuan tanpa pasal, ayat dan perikop seperti Alkitab kita sekarang. Jadi semuanya berhubungan satu sama lainnya. Sebuah ayat perlu dilihat dalam hubungan dengan ayat-ayat sebelum maupun sesudahnya. Ayat dari gulungan kitab Yesaya yang dijelaskan oleh Filipus sehingga sida-sida itu menjadi percaya adalah dari pasal 53:7-8. Lalu kalau begitu dari mana kebenaran tentang baptisan dijelaskan? Filipus pastilah mengacu pada perintah Yesus dalam Amanat Agung untuk membaptis orang yang percaya, namun secara konteks pembahasan tentunya hal ini tidak boleh lepas dari kitab Yesaya. Sekarang marilah kita melihat indikasi tentang baptisan di dalam kitab Yesaya yang tentunya berhubungan dan dekat dengan Yesaya 53:7-8. Coba perhatikan Yesaya 52:15 : “Demikianlah ia akan membuat tercengang banyak bangsa, raja-raja akan mengatupkan mulutnya melihat dia; sebab apa yang tidak diceritakan kepada mereka akan mereka lihat, dan apa yang tidak mereka dengar akan mereka pahami”. Ayat ini berkata bahwa “ia” (nubuatan tentang Yesus) akan membuat tercengang banyak bangsa. Sebenarnya terjemahan bahasa Indonesia membuat kabur makna ayat ini yang sesungguhnya. Terjemahan Yunani untuk PL (Septuaginta atau LXX) untuk kata “membuat tercengang” adalah “memercik”. Jadi sesungguhnya ayat ini berkata “Demikianlah ia akan memercik banyak bangsa…”. Tidak dapat disangkal bahwa justru bertolak dari ayat inilah Filipus memberi penjelasan tentang baptisan kepada sida-sida itu. Kata “memercik” ini berhubungan dengan baptisan. Jadi dari kitab Yesaya Filipus memberi penjelasan tentang Yesus Kristus maupun baptisan (memercik). Itulah sebabnya sida-sida itu berkata “lihat, disitu ada air, apa halangannya jika aku dibaptis” (Kis 8:36) dan juga “aku percaya bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah” (Kis 8:37). Jika kebenaran tentang baptisan dijelaskan dari Yesaya 52:15 yang sebenarnya menggunakan kata “memercik” maka rasanya aneh dan ganjil jika Filipus justru membaptis sida-sida itu dengan cara selam. Hal ini pastilah membingungkan sida-sida itu.
Baptisan Paulus (Kis 9:17-19 ; 22:16)
Sangat singkat informasi yang kita dapatkan tentang baptisan yang dialami oleh Paulus. Alkitab hanya memberitahukan atau menginformasikan bahwa saat itu Paulus masih dalam keadaan buta akibat penglihatannya di Damsyik dan oleh karena itu atas perintah Tuhan Yesus Ananias pergi menjumpai dan mendoakannya (Kis 9:17) dan selanjutnya adalah membaptisnya. Kis 9:18-19 berkata : “Dan seketika itu juga seolah-olah selaput gugur dari matanya, sehingga ia dapat melihat lagi. Ia bangun lalu dibaptis. Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya”.
Jika kita melihat kronologi yang terjadi dalam ayat-ayat ini, maka yang terjadi pada Paulus adalah : (1) Ia buta (2) Ia didoakan dan dapat melihat (3) Ia bangun (4) Lalu dibaptis (5) Ia makan (6) Pulihlah kekuatannya. Bagaimana kesan anda ketika melihat urutan kronologi di atas? Kesan yang nampak di atas adalah bahwa semua hal itu terjadi dalam waktu yang sangat singkat di suatu tempat (di dalam rumahnya). Pada mulanya ia buta, lalu ia didoakan dan sembuh, lalu ia bangun, lalu dibaptis, lalu makan dan pulihlah kekuatannya. Kalau semuanya ini terjadi dalam waktu yang singkat di dalam sebuah rumah, maka rasanya agak sulit melihat kemungkinan Paulus dibaptis dengan cara selam. Tidak ada kesan sama sekali bahwa Paulus perlu dituntun, dibawa atau diajak ke suatu tempat untuk prosesi baptisan selam. Justru kemungkinannya lebih besar di mana air yang dibawa kepadanya dan dengan air itu ia dibaptiskan (baptisan percik). Rayburn berkata : “Ini adalah satu-satunya kasus dalam Perjanjian Baru yang menunjukkan persiapan fisik yang mendahului baptisan, dan persiapan itu tidak lain adalah bangun. Tidak ada satu petunjuk bahwa Paulus mengganti baju atau ia keluar dari suatu mata air atau yang sejenisnya.(Apa Itu Baptisan?, hal. 36-37).
Baptisan Kornelius (Kis 10:44-48)
Peristiwa pembaptisan keluarga Kornelius didahului oleh pengajaran yang dilakukan oleh Petrus tentang Yesus Kristus (Kis 10:34-43), namun sesungguhnya inisiatif itu dimulai ketika Petrus melihat bahwa orang-orang yang sementara mendengarkan khotbahnya mengalami baptisan Roh Kudus. Melihat kenyataan itu Petrus berkata : “Bolehkah orang mencegah untuk membaptis orang-orang ini dengan air, sedangkan mereka telah menerima Roh Kudus sama seperti kita” (Kis 10:47) sehingga akhirnya mereka semua dibaptis (Kis 10:48). Ayat-ayat ini tidak memberi keterangan secara jelas tentang cara baptisan yang dilakukan terhadap keluarga Kornelius. Namun satu hal yang seharusnya menjadi perhatian kita adalah adanya hubungan antara baptisan Roh Kudus dan baptisan air. Petrus membaptis orang-orang itu dengan air karena melihat bahwa mereka telah dibaptis dengan Roh Kudus. Jika kita mengingat bahwa fenomena yang nampak dalam baptisan Roh Kudus itu bukanlah mereka yang tenggelam di dalam Roh Kudus tetapi Roh Kudus yang turun ke atas mereka, maka kemungkinan besar demikianlah cara yang dipakai dalam baptisan air untuk keluarga Kornelius yakni bukan mereka yang ditenggelamkan ke dalam air melainkan air yang dicurahkan atau dipercikkan ke atas mereka. Rayburn kembali berkata : “Kata-kata yang digunakan dan catatan yang jelas menunjuk kepada cara baptisan Roh Kudus yang justru lebih menunjuk kepada baptisan percik. “Bolehkah orang mencegah untuk membaptis dengan air…?” Akan terasa janggal jika calon baptisan itu harus pergi keluar rumah, menuju mata air atau kolam untuk dibaptiskan. Kalimat demikian menunjukkan bahwa tentunya tidak seorangpun yang keberatan untuk membawa sedikit air dalam sebuah bejana sehingga orang-orang percaya tersebut dapat dibaptiskan”. (Rayburn, 37).
Baptisan Kepala Penjara Filipi (Kis 16:30-34)
Ketika kepala Penjara Filipi hendak membunuh dirinya karena merasa bahwa para tahanan terutama Paulus dan Silas telah melarikan diri dari penjara ketika terjadi gempa bumi, maka Paulus mencegahnya (Kis 16:24-28). Akibat dari tindakan ini kepala penjara itu berlari dan tersungkur di hadapan Paulus dan Silas dan selanjutnya ia mengajukan suatu pertanyaan yang penting : “apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?” (Kis 16:30). Terhadap pertanyaan ini Paulus menjawab “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu” (Kis 16:31). Selanjutnya Paulus dan Silas memberitakan Firman Tuhan kepada mereka sekeluarga dan akhirnya membaptis mereka (Kis 16:33).
Hal penting yang perlu dicatat dalam kisah pembaptisan keluarga kepala penjara di Filipi adalah bahwa semua peristiwa itu terjadi dalam satu malam di dalam penjara atau lebih tepatnya adalah dalam kompleks penjara. Kenyataan ini sungguh-sungguh meniadakan kemungkinan praktek baptisan selam sebab tidak mungkin tersedia air yang cukup di dalam penjara untuk melakukan baptisan dengan cara selam. Para penganut paham baptisan selam biasanya mengajukan dua hal sebagai argumentasi mereka yakni pertama : kemungkinan adanya kolam di dalam penjara itu, dan kedua : bisa jadi Paulus dan Silas membawa keluarga kepala penjara Filipi ke sebuah kolam atau danau atau sungai di luar penjara dan membaptiskan mereka di sana.
Sekarang marilah kita telaah kedua argumentasi ini. Pertama : tentang kemungkinan adanya kolam di dalam penjara. Ini kan hanya kemungkinan dan karenanya tidak bisa dijadikan bukti yang akurat. Kedua : tentang kemungkinan Paulus dan Silas membawa mereka keluar penjara untuk membaptiskan mereka di sana. Jika ini yang terjadi, maka betapa munafiknya Paulus dan Silas. Mengapa? Kalau kita lihat dalam Kis 16:36-37 diceritakan bahwa para pembesar kota ini mengijinkan Paulus dan Silas untuk keluar atau meninggalkan penjara namun hal itu ditolak mentah-mentah oleh keduanya. Perhatikan hal ini. Paulus dan Silas menolak dikeluarkan dari penjara padahal pada malam sebelumnya secara diam-diam mereka meninggalkan penjara untuk mencari kolam atau sungai guna membaptis kepala penjara dan keluarganya. Bukankah ini sebuah kemunafikan? Apakah Paulus dan Silas mau melakukan sebuah kemunafikan hanya untuk mempertahankan sebuah cara baptisan? Saya kira kita semua yakin bahwa Paulus dan Silas bukanlah orang-orang munafik. Dengan demikian kita juga harus sepakat bahwa baptisan keluarga kepala penjara Filipi terjadi dalam penjara dengan demikian rasanya agak sulit menerima kemungkinan diadakannya baptisan selam.
Baptisan Lidia, Krispus, Stefanus dan keluarganya (Kis 16:15; 18:8; I Kor 1:16)
Ini adalah kasus baptisan yang diceritakan dengan sangat singkat oleh Lukas maupun Paulus. Dalam ketiga kasus baptisan ini sedikitpun tidak diberitahukan tentang cara baptisan yang dipergunakan. Yang dikatakan Alkitab hanyalah bahwa mereka dibaptis.
Cukup banyak sudah hal yang kita pelajari mengenai cara baptisan baik dari segi hubungan antara baptisan air dan baptisan Roh Kudus, arti kata baptis itu sendiri, istilah “turun ke dalam air” dan “keluar dari air”, istilah “dikuburkan dalam baptisan” serta beberapa kasus baptisan yang dicatat dalam Alkitab. Yang menarik dari semuanya adalah bahwa tidak ada satu ayat pun yang begitu tegas dan gamblang menekankan cara baptisan selam, sebaliknya ada cukup argumentasi bagi praktek baptisan percik. Apa yang saya kemukakan bukanlah untuk membuktikan bahwa baptisan selam tidaklah benar melainkan bahwa baptisan percik juga benar dalam artian memiliki dasar dalam Alkitab. Bagaimanapun juga “ditenggelamkan” merupakan salah satu arti dari kata “bapto” dan karenanya mungkin saja terdapat kasus baptisan selam dalam Alkitab di samping baptisan percik.
5 komentar:
Shallom..
Salah satu Pendeta di Gereja saya pernah membabtis kurang lebih 400 orang dalam SATU HARI. Baptisan ini dilakukan pada saat hari Natal Tahun 2008 yang lalu. Bahkan setiap tahun pada waktu hari Natal Gereja kami selalu mengadakan Baptisan dalam jumlah yang besar (ratusan orang yang dibaptis). Dan kerap kali SEORANG PENDETA bisa membaptis 300 s/d 400 orang dalam 1 hari tersebut. Dan Baptisan di Gereja kami dilakukan dengan cara BAPTISAN SELAM. Bayangkan jika ada 12 Pendeta yang membaptis.. betapa banyaknya jumlah orang yang dibaptis. Yang ingin saya katakan adalah bahwa baptisan saat hari Pentakosta pada jaman Para Rasul sangatlah mungkin dilakukan dengan cara Baptisan Selam. Ditambah lagi dengan fakta bahwa: kondisi fisik para Rasul (murid2 Yesus) sangatlah kuat, ini terbukti saat itu mereka sering melakukan perjalanan yang sangat jauh berhari-hari hanya dengan berjalan kaki atau mungkin terkadang naik unta/kuda/keledai (saat memberitakan Injil bersama Yesus). Jadi jika hanya untuk membaptis Selam 3000 orang dalam 1 hari dengan tenaga 12 RASUL.. hal itu sangatlah mungkin dan masuk akal. Karena Pendeta saya yang fisiknya tidak sekuat para Rasul saja bisa melakukannya. Demikian, semoga bisa memperluas wawasan kita. Amin. Tuhan memberkati
Ya, kalaupun anda benar dalam hal itu, ingat bahwa apa yang ditulis di sana hanyalah salah 1 argumentasi. Masih ada begitu banyak argumentasi yang dapat dipakai untuk menolak pemutlakan baptisan selam.
Salam
Shallom
Terima kasih untuk tanggapannya. Saya ingin menanggapi pernyataan anda tentang BAPTISAN SIDA-SIDA ETHIOPIA. Anda menulis demikian:
""Sebenarnya tentang sida-sida dari Etiopia telah dibahas dalam bagian ketiga, tetapi kita perlu melihat beberapa tambahan untuk itu. Kesediaan sida-sida untuk dibaptis oleh Filipus di tandai dengan kalimat “lihat, di situ ada air, apa halangannya jika aku dibaptis” (Kis 8:36) dan juga “aku percaya bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah” (Kis 8:37). Pertama-tama perlu diperhatikan bahwa kata “ada air” di dalam ayat ini menggunakan kata bahasa Yunani (ti hudor) dan bahasa Inggris “a certain water/some water” yang lebih berarti “sedikit air” sehingga tidak memungkinkan untuk baptisan selam.
Apakah yang membuat sida-sida itu mau percaya kepada Yesus dan mau dibaptis? Jika dilihat dari ayat 36 dan 36, pastilah karena dia tahu kebenaran tentang Yesus dan kebenaran tentang baptisan. Dari mana dia tahu? Pastilah Filipus yang telah memberitahukan kepadanya. Jadi rupanya Filipus memberitakan dua hal kepada sida-sida itu yakni tentang Yesus dan tentang baptisan. Tentang hal yang kedua ini Ds.H.v.d. Brink berkata : “Pastilah dalam pengajarannya itu Filipus telah berbicara juga tentang baptisan. Karena itulah timbul reaksi yang mendadak dari pihak sida-sida itu, ketika di pinggir jalan ia melihat sebuah kolam atau sungai kecil.” (Tafsiran Alkitab Kisah Para Rasul; 1989, hal. 137). Yang dibaca oleh sida-sida itu ketika Filipus menemuinya adalah gulungan kitab Yesaya. Ingatlah bahwa waktu itu kitab-kitab berada dalam bentuk gulungan dan adalah sebuah kesatuan tanpa pasal, ayat dan perikop seperti Alkitab kita sekarang. Jadi semuanya berhubungan satu sama lainnya. Sebuah ayat perlu dilihat dalam hubungan dengan ayat-ayat sebelum maupun sesudahnya. Ayat dari gulungan kitab Yesaya yang dijelaskan oleh Filipus sehingga sida-sida itu menjadi percaya adalah dari pasal 53:7-8. Lalu kalau begitu dari mana kebenaran tentang baptisan dijelaskan? Filipus pastilah mengacu pada perintah Yesus dalam Amanat Agung untuk membaptis orang yang percaya, namun secara konteks pembahasan tentunya hal ini tidak boleh lepas dari kitab Yesaya. Sekarang marilah kita melihat indikasi tentang baptisan di dalam kitab Yesaya yang tentunya berhubungan dan dekat dengan Yesaya 53:7-8. Coba perhatikan Yesaya 52:15 : “Demikianlah ia akan membuat tercengang banyak bangsa, raja-raja akan mengatupkan mulutnya melihat dia; sebab apa yang tidak diceritakan kepada mereka akan mereka lihat, dan apa yang tidak mereka dengar akan mereka pahami”. Ayat ini berkata bahwa “ia” (nubuatan tentang Yesus) akan membuat tercengang banyak bangsa. Sebenarnya terjemahan bahasa Indonesia membuat kabur makna ayat ini yang sesungguhnya. Terjemahan Yunani untuk PL (Septuaginta atau LXX) untuk kata “membuat tercengang” adalah “memercik”. Jadi sesungguhnya ayat ini berkata “Demikianlah ia akan memercik banyak bangsa…”. Tidak dapat disangkal bahwa justru bertolak dari ayat inilah Filipus memberi penjelasan tentang baptisan kepada sida-sida itu. Kata “memercik” ini berhubungan dengan baptisan. Jadi dari kitab Yesaya Filipus memberi penjelasan tentang Yesus Kristus maupun baptisan (memercik). Itulah sebabnya sida-sida itu berkata “lihat, disitu ada air, apa halangannya jika aku dibaptis” (Kis 8:36) dan juga “aku percaya bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah” (Kis 8:37). Jika kebenaran tentang baptisan dijelaskan dari Yesaya 52:15 yang sebenarnya menggunakan kata “memercik” maka rasanya aneh dan ganjil jika Filipus justru membaptis sida-sida itu dengan cara selam. Hal ini pastilah membingungkan sida-sida itu.""
TANGGAPAN SAYA":
1.Memang benar bahwa kata dalam alkitab Alkitab bahasa Inggris dikatakan bahwa air yang mereka temukan dikatakan sebagai "some water/certain water". namun atas dasar apa kita bisa mengatakan bahwa "some water" PASTI berarti "sedikit air"? kata "some" itu berarti beberapa atau bisa juga berarti relatif (tergantung dibandingkan dengan apa). Jika anda sedang berada ditengah lautan yang luas dan anda membandingkan air laut tersebut dengan 1 drum air yang ada dikapal anda. Maka akan sangat benar jika anda mengatakan bahwa air 1 drum tersebut "sedikit". Namun jika anda sedang berada ditengah padang pasir/gurun yang kering maka air 1 drum tidak bisa dibilang sedikit, karena air dalam jumlah itu tentu sangat berarti karena sudah cukup untuk menyelamkan 1 orang (jika orang tersebut masuk kedalam drum tersebut). Saya bersyukur karena Alkitab tidak menulis ayat tersebut dengan "a little water atau a few water) namun "some/certain water".Ingatlah bahwa Filipus dan sida-sida tersebut tengah berada dijalan yang kering (antara Yerusalem dan Gaza), kemungkinan daerah itu berupa gurun yang kering atau tempat yang sangat kering atau di pegunungan yang sangat sulit mendapatkan air.
2.Tidak ada dasar untuk mengatakan bahwa ayat dalam (Yesaya 52:15 : “Demikianlah ia akan "memercik" banyak bangsa, raja-raja akan mengatupkan mulutnya melihat dia; sebab apa yang tidak diceritakan kepada mereka akan mereka lihat, dan apa yang tidak mereka dengar akan mereka pahami) sebagai cara/metode dalam membaptis. Konteks ayat tersebut sangatlah berbeda, "percik" disini berbicara tentang pengudusan/penebusan dalam metode/cara Perjanjian Lama (Imam memercik umat dengan darah anak domba untuk pengampunan dosa). Bukankah akan lebih tepat jika ayat dalam yesaya 52:15 tersebut ditafsirkan sebagai nubuat yang tergenapi melalui kematian Tuhan YEsus di Salib? bukanlah Allah memercik kita dengan darah Anak Domba (YEsus Kristus yang kudus)?. Yesaya pasal 52 itu berbicara tentang karya Penebusan Allah, dan itu sangat erat kaitanya dengan korban/pemercikan darah, bukan METODE BAPTISAN.
3.Mengapa anda tidak mengutip ayat KIsah Rasul 8:38 dalam tulisan anda tentang sida2 tersebut?. Jika memang benar Filipus berbicara tentang baptisan dengan cara percik mengapa mereka masih susah-susah mencari air? bukankah air 1 gelas atau 1 botol sudah cukup untuk membaptis percik? menurut anda..dalam perjalanan yang sangat jauh dari Yerusalem ke Etiopia yang melewati banyak padang gurun apakah sida-sida ini tidak membawa persedian air minum walau hanya 1 BOTOL? Saya sangat yakin sida-sida ini membawa persedian makanan dan air yang cukup. sebab tentu ia akan mati kehausan jika tidak membawa air minum. Dan apakah air minum tersebut tidak cukup untuk sekedar "membaptis percik"?. Namun kenyataannya mereka berusaha mencari air "yang lain". dalam KIsah Rasul 8:38 Terjemahan King Ja mes tertulis: And they WENT DOWN both INTO THE WATER,both Philip and the Eunuch, and he baptized him. dalam Amplified Bible tertulis: and both Philip and the Eunuch WENT DOWN INTO THE WATER, and Philip baptized him. alkitab bahasa Inggris versi lainnya juga mengatakan hal yang sama. perhatikanlah kata WENT DOWN INTO THE WATER, yang berarti "MEREKA MASUK/TURUN (WENT DOWN) KEDALAM (INTO) AIR". Apakah kita masih tetap mau mengartikan ayat tersebut dengan "mereka masuk kedalam air didalam gelas atau botol"? tentu saja tidak. akan sangat aneh dan konyol jika dua orang masuk kedalam air didalam gelas/botol. bukanlah dengan mudah kita dapat mengartikan bahwa air yang ada saat itu cukup untuk menyelamkan seseorang?. Saya pikir ayat Alkitab yang sangat mudah dimengerti seperti ini tidak perlu dibuat menjadi sulit dengan tafsiran-tafsiran buatan manusia.
Demikian tanggapan saya.semoga bisa memperluas wawasan kita.
Tuhan memberkati kita semua, Amin
David
Anda menulis :
1.Memang benar bahwa kata dalam alkitab Alkitab bahasa Inggris dikatakan bahwa air yang mereka temukan dikatakan sebagai "some water/certain water". namun atas dasar apa kita bisa mengatakan bahwa "some water" PASTI berarti "sedikit air"? kata "some" itu berarti beberapa atau bisa juga berarti relatif (tergantung dibandingkan dengan apa). Jika anda sedang berada ditengah lautan yang luas dan anda membandingkan air laut tersebut dengan 1 drum air yang ada dikapal anda. Maka akan sangat benar jika anda mengatakan bahwa air 1 drum tersebut "sedikit". Namun jika anda sedang berada ditengah padang pasir/gurun yang kering maka air 1 drum tidak bisa dibilang sedikit, karena air dalam jumlah itu tentu sangat berarti karena sudah cukup untuk menyelamkan 1 orang (jika orang tersebut masuk kedalam drum tersebut). Saya bersyukur karena Alkitab tidak menulis ayat tersebut dengan "a little water atau a few water) namun "some/certain water".Ingatlah bahwa Filipus dan sida-sida tersebut tengah berada dijalan yang kering (antara Yerusalem dan Gaza), kemungkinan daerah itu berupa gurun yang kering atau tempat yang sangat kering atau di pegunungan yang sangat sulit mendapatkan air.
Tanggapan saya : Jadi kalau berada di tengah padang gurun berarti lebih tepat dikatakan sedikit air kan?
Anda menulis :
2.Tidak ada dasar untuk mengatakan bahwa ayat dalam (Yesaya 52:15 : “Demikianlah ia akan "memercik" banyak bangsa, raja-raja akan mengatupkan mulutnya melihat dia; sebab apa yang tidak diceritakan kepada mereka akan mereka lihat, dan apa yang tidak mereka dengar akan mereka pahami) sebagai cara/metode dalam membaptis. Konteks ayat tersebut sangatlah berbeda, "percik" disini berbicara tentang pengudusan/penebusan dalam metode/cara Perjanjian Lama (Imam memercik umat dengan darah anak domba untuk pengampunan dosa). Bukankah akan lebih tepat jika ayat dalam yesaya 52:15 tersebut ditafsirkan sebagai nubuat yang tergenapi melalui kematian Tuhan YEsus di Salib? bukanlah Allah memercik kita dengan darah Anak Domba (YEsus Kristus yang kudus)?. Yesaya pasal 52 itu berbicara tentang karya Penebusan Allah, dan itu sangat erat kaitanya dengan korban/pemercikan darah, bukan METODE BAPTISAN.
Tanggapan saya : Kalau begitu anda perlu menjelaskan darimana tiba2 muncul ide dari Sida2 tersebut untuk minta dibaptis. Bukankah dalam teks itu tidak secara eksplisit dikatakan bahwa Filipus menjelaskannya tentang baptisan?
3.Mengapa anda tidak mengutip ayat KIsah Rasul 8:38 dalam tulisan anda tentang sida2 tersebut?. Jika memang benar Filipus berbicara tentang baptisan dengan cara percik mengapa mereka masih susah-susah mencari air? bukankah air 1 gelas atau 1 botol sudah cukup untuk membaptis percik? menurut anda..dalam perjalanan yang sangat jauh dari Yerusalem ke Etiopia yang melewati banyak padang gurun apakah sida-sida ini tidak membawa persedian air minum walau hanya 1 BOTOL? Saya sangat yakin sida-sida ini membawa persedian makanan dan air yang cukup. sebab tentu ia akan mati kehausan jika tidak membawa air minum. Dan apakah air minum tersebut tidak cukup untuk sekedar "membaptis percik"?. Namun kenyataannya mereka berusaha mencari air "yang lain". dalam KIsah Rasul 8:38 Terjemahan King Ja mes tertulis: And they WENT DOWN both INTO THE WATER,both Philip and the Eunuch, and he baptized him. dalam Amplified Bible tertulis: and both Philip and the Eunuch WENT DOWN INTO THE WATER, and Philip baptized him. alkitab bahasa Inggris versi lainnya juga mengatakan hal yang sama. perhatikanlah kata WENT DOWN INTO THE WATER, yang berarti "MEREKA MASUK/TURUN (WENT DOWN) KEDALAM (INTO) AIR". Apakah kita masih tetap mau mengartikan ayat tersebut dengan "mereka masuk kedalam air didalam gelas atau botol"? tentu saja tidak. akan sangat aneh dan konyol jika dua orang masuk kedalam air didalam gelas/botol. bukanlah dengan mudah kita dapat mengartikan bahwa air yang ada saat itu cukup untuk menyelamkan seseorang?. Saya pikir ayat Alkitab yang sangat mudah dimengerti seperti ini tidak perlu dibuat menjadi sulit dengan tafsiran-tafsiran buatan manusia.
Tanggapan : 1) Kalaupun ada air minum, itu kan air untuk diminum. 2) Tidak ada kesan bahwa mereka mencari air tetapi mereka menemukan air. Karena mereka menemukan air di sana tidak perlu merejka berdua masuk ke dalam botol bukan? Lagipula kalau anda berkeras bahwa sida2 tersebut dibaptis selam, anda jawab dulu argumen saya tentang istilah “Masuk atau turun ke dalam air” & “keluar dari air". Berikut saya kutipkan kembali tulisan/argumentasi saya :
Selanjutnya tentang Kis 8:38-39 : “Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia. Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalananya dengan sukacita”. Untuk memahami istilah “turun ke dalam air” dan “keluar dari air” dalam ayat ini, pertama-tama baiklah kita mengikuti arti sebagaimana yang dimaksud dalam Matius 3:16 yakni bahwa kedua kata itu hanya bermaksud bahwa Filipus dan sida-sida itu masuk ke air dan meninggalkan air. Namun biasanya pemegang paham baptisan selam tidak dapat menerima pengertian semacam ini. Untuk itu marilah kita meneliti ayat ini dengan hati-hati. Ada dua kalimat penting yang patut kita soroti yakni “keduanya turun ke dalam air” dan “mereka keluar dari air” (perhatikan kata bergaris bawah). Itu berarti bahwa baik Filipus maupun sida-sida itu turun ke dalam air dan keluar dari air. Aktivitas itu dilakukan oleh keduanya secara bersama-sama. Jika istilah “turun ke dalam air” berarti menyelam atau tenggelam seperti pandangan kaum pemegang paham baptisan selam maka itu berarti bahwa keduanya harus menyelam atau tenggelam bersama-sama. Lalu siapakah yang membaptis dan siapakah yang dibaptis? Apakah baptisan itu terjadi di mana yang membaptis dan yang dibaptis sama-sama tenggelam? Tentu ini tidak bisa diterima. Sebenarnya istilah ini cukup sederhana untuk dimengerti yakni bahwa Filipus dan sida-sida itu menuju ke air dan setelah baptisan selesai dilaksanakan, keduanya meninggalkan air. Jadi sebenarnya ayat ini tidak memberi penjelasan apa-apa tentang cara baptisan. Louis Berkhof berkata : “Suatu telaah yang cermat terhadap pemakaian kata depan “eis” menunjukkan bahwa Lukas memakai kata depan bukan sekedar dalam pengertian : “masuk ke dalam” tetapi juga dalam pengertian “ke”, sehingga sangat mungkin kita mengartikan ayat 38 itu menjadi “dan mereka berdua pergi ke air itu, baik Filipus maupun sida-sida tersebut dan Filipus membaptiskannya. Dan kendatipun kata itu dimaksudkan untuk menunjukkan arti bahwa mereka masuk ke dalam air, tetaplah belum bisa membuktikan tentang baptisan selam sebab menurut gambar-gambar yang ditemukan dari abad-abad mula-mula, mereka yang dibaptis dengan cara percik juga berdiri di air”. (Teologi Sistematika-Doktrin Gereja, hal. 150).
Dengan demikian jelaslah sudah bahwa istilah “turun ke dalam air” maupun “keluar dari air”, baik yang terdapat dalam Matius 3:16 maupun Kis 8:38-39 tidak menunjukkan apa-apa tentang cara baptisan selam. Istilah ini hanya bermaksud memberi penjelasan pada fakta bahwa mereka pergi mendapatkan air atau menuju ke air dan selanjutnya pergi meninggalkan air itu.
Jadi memang ada ayat ALkitab yang mudah dipahami tapi ada juga yang tak semudah kelihatannya.
Anda menulis :
Demikian tanggapan saya.semoga bisa memperluas wawasan kita.
Tuhan memberkati kita semua, Amin
David
Tanggapan saya : Demikian juga jawaban saya. Semoga berguna
Esra
Shalom,
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ezra untuk tanggapannya. Kali ini saya kembali akan memberi tanggapan:
1.ANDA MENGATAKAN:
Jadi kalau berada di tengah padang gurun berarti lebih tepat dikatakan sedikit air kan?
TANGGAPAN SAYA:
Ayat tersebut TIDAK menyebut air tersebut sedikit (atau lebih tepatnya some atau certain) secara "quality" namun secara "quantity" (perhatikan perbandingan yang saya tulis sebelumnya). secara quantity artinya mungkin hanya ada 1 atau 2 meter persegi air di tempat itu (barangkali itu berupa oase atau wadi/sungai kecil di gurun).itu kecil secara quantity namun secara quality cukup besar karena sudah sangat cukup untuk membaptis selam.Kasus baptisan sida-sida ini adalah contoh kasus baptisan dalam sikon/kondisi terburuk yang pernah dicatat didalam Alkitab.Dimana dalam kasus ini kita melihat bahwa air sangat sulit diperoleh.namun Tuhan kita adalah Allah yang menyediakan segala yang kita perlukan.justru lewat kejadian ini kita mengerti bahwa Allah ingin kita dibaptis dengan cara yang benar walau sikon/situasinya tidak mendukung.buktinya Allah meyediakan air pada waktu itu.Filipus tidak serta merta menurunkan "standard baptisan" hanya karena waktu itu susah memperoleh air yaitu dengan menyuruh sida-sida tersebut untuk mengambil air minum yang dia bawa untuk membaptis percik. kalau kita membandingkan kasus ini dengan kasus-kasus lain seperti baptisan Paulus, Kepala penjara Filipi dan keluarganya, Gereja mula-mula/pentakosta, Kornelius, Baptisan Lidia, Krispus, Stefanus dan keluarganya, maka kasus ini adalah kasus yang paling ekstrim dimana air paling sulit didapatkan. Menurut anda mana yang lebih sulit.. mencari air di gurun yang kering atau mencari air didalam penjara Filipi saat Baptisan kepala penjara? Jika air di gurun saja bisa ditemukan.. (tentu oleh pertolongan Tuhan juga) apalagi air didalam penjara Filipi, tentu akan lebih mudah ditemukan.
2.ANDA MENGATAKAN:
Kalau begitu anda perlu menjelaskan darimana tiba2 muncul ide dari Sida2 tersebut untuk minta dibaptis. Bukankah dalam teks itu tidak secara eksplisit dikatakan bahwa Filipus menjelaskannya tentang baptisan?
TANGGAPAN SAYA:
Bukankah masih ada banyak kejadian dan perkataan yang tidak dicatat didalam Alkitab? sebagai contoh kitab Injil Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes memberikan kesaksian yang "saling melengkapi" satu sama lain. ada kejadian2 yang dicatat dalam injil Yohanes yang tidak dicatat dalam injil lainnya. demikian pula ada kejadian2 yang dicatat dalam injil lain yang tidak dicatat dalam injil Yohanes.namun yang kita harus yakin dan pegang sungguh-sungguh adalah bahwa AYAT-AYAT TERSEBUT TIDAK BERTENTANGAN SATU SAMA LAIN. Dalam Yohanes 21:25 dikatakan: "Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu". kita melihat dalam ayat itu bahwa ternyata masih ada sangat banyak hal yang belum dicatat dalam alkitab. Yohanes mengatakan bahwa hal2 yang dibuat oleh Yesus sendiri saja ada yang belum tertulis di Alkitab. apalagi (jika kita ingin membandingkan) hal2 yang dilakukan/dikatakan oleh Filipus. tentu kita diberi hikmat oleh Roh Kudus untuk berpikir dan menemukan apa yang sebenarnya dimaksudkan oleh Alkitab, termasuk dalam hal baptisan sida2 ini. ide/niat sida2 ini untuk dibaptis tidak muncul saat dia membaca Yesaya 52:15. Karena Yesaya 52:15 tersebut tidak mengindikasikan tentang metode baptisan. Mengapa demikian?..mari kita membaca Yesaya 52:15 tersebut dalam versi New King James Version: “So shall He sprinkle (MEMERCIK) many nations; the kings shall shut their mouths at him: for what had not been told them shall they see; and what they had not heard they shall consider”. Perhatikanlah kata “He sprinkle”, jika kata Sprinkle/memercik disini artinya “membaptis” maka ayat ini akan BERTENTANGAN dengan konsep Baptisan air didalam Perjanjian Baru, mengapa? Karena didalam Perjanjian Baru Yesus mengatakan bahwa “tugas pembaptisan” itu DILAKUKAN oleh MANUSIA (Pendeta/Hamba Tuhan/Pejabat Gereja/Pengikut Kristus) didalam Nama Bapa Putra dan Roh Kudus. bukan oleh TUHAN ALLAH atau YESUS. Perhatikanlah ayat-ayat berikut: Mat 28:19 “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan BAPTISLAH mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”. Ayat itu berupa perintah Yesus kepada murid-muridnya saat Dia akan naik ke surga, artinya yang disuruh melakukan tugas Pembaptisan adalah murid-murid/pengikut Kristus (Manusia). Kita tidak akan menjumpai cerita di dalam Alkitab yang mengisahkan Yesus membaptis orang atau Allah membaptis orang dengan air/didalam air dengan tanganNya sendiri. Dalam Yohanes 3:26 diceritakan tentang peristiwa Yesus MEMBAPTIS : “Lalu mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya: "Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepada-Nya". Namun ternyata dalam Yohanes 4:1-2 dikatakan: “Ketika Tuhan Yesus mengetahui, bahwa orang-orang Farisi telah mendengar, bahwa Ia memperoleh dan membaptis murid lebih banyak dari pada Yohanes. Meskipun Yesus sendiri TIDAK MEMBAPTIS, melainkan murid-murid-Nya”. Jadi kesimpulannya Yesus TIDAK PERNAH MEMBAPTIS. Mengapa Yesus tidak mau membaptis dengan tanganNya sendiri? Padahal orang-orang yang akan dibaptis ada didepan mataNya. Dia tetap mempercayakan pelayanan baptisan tersebut kepada murid-muridNya. Karena memang pelayanan baptisan air adalah tugas dari pengikut Kristus. Yesus tidak akan melanggar kata-kataNya sendiri.
Yesus/Allah hanya akan membaptis umatNya dalam jenis baptisan yang berbeda, yaitu “BAPTISAN ROH KUDUS”, bukan BAPTISAN AIR, perhatikan ayat ini: Markus 1:8 “Aku (Yohanes Pembaptis) membaptis kamu dengan air, tetapi Ia (Yesus) akan membaptis kamu dengan Roh Kudus". Sehingga tidak mungkin kata Sprinkle/memercik dalam Yesaya 52:12 tersebut berarti Membaptis, karena dalam ayat itu “He/Dia/ALLAH” bertindak sebagai subjek (pelaku kerja) dari kata Sprinkle/memercik. Lalu jika demikian kata Sprinkle/memercik tersebut berarti apa? Tentu saja berarti “Pemercikan darah”, karena Yesaya 52 tersebut berbicara tentang Nubuat Pengorbanan Yesus di Salib. Bukankah Yesus/Allah adalah Imam Agung kita? Bahkan Yesus juga sekaligus menjadi domba untuk korbannya? Dan tugas Imam adalah mengadakan korban dengan pemercikan darah. Perhatikan Ibrani 12:24: “dan kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada DARAH PEMERCIKAN, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel”.
Lalu dari mana ide/saran tentang Baptisan Sida-sida itu berasal? tentu saja ide/saran tersebut datang dari Filipus sendiri. perhatikanlah perkataan sida2 ini dalam Kisah Rasul 8:36: ''Lihat, di situ ada air; apakah HALANGANNYA, jika aku dibaptis?''. perhatikanlah bahwa perkataan ini diucapkan dibagian akhir percakapan antara sida2 tersebut dan Filipus, artinya mereka telah melalui banyak perbincangan, dan pasti salah satu hal yang mereka perbincangkan adalah soal baptisan. dari mana kita bisa menyimpulkan bahwa mereka sebelumnya telah berbincang2 tentang baptisan? jawabanya ada di perkataan sida2 itu: "apakah HALANGANNYA, jika aku dibaptis?". jadi rupanya sida2 ini sudah sangat rindu untuk dibaptis sejak perbincangan2 mereka sebelumnya, namun niatnya tersebut "TERHALANG" oleh karena "tidak cukupnya air" yang dia miliki untuk membaptis selam. Namun puji Tuhan! Allah menyediakan air saat itu. tadi Bapak Ezra mengatakan: "Kalau begitu anda perlu menjelaskan darimana "TIBA2" muncul ide dari Sida2 tersebut untuk minta dibaptis?". dari ayat ini kita bisa melihat bahwa sida2 tersebut TIDAK "TIBA2" minta dibaptis. dia mengatakan ingin dibaptis di akhir perbincangan mereka (bukan diawal) setelah Filipus menjelaskan kepadanya tentang keselamatan melalui Yesus Kristus dan tentu juga tentang baptisan. jika sida2 ini mengatakan "ingin dibaptis" dibagian awal percakapan..ya it's ok kita mengatakan sida2 ini "TIBA-TIBA" minta dibaptis. namun kenyataannya tidak begitu.
3.ANDA MENGATAKAN:
# Kalaupun ada air minum, itu kan air untuk diminum. # Tidak ada kesan bahwa mereka mencari air tetapi mereka menemukan air. Karena mereka menemukan air di sana tidak perlu mereka berdua masuk ke dalam botol bukan? # Lagipula kalau anda berkeras bahwa sida2 tersebut dibaptis selam, anda jawab dulu argumen saya tentang istilah “Masuk atau turun ke dalam air” & “keluar dari air".
TANGGAPAN SAYA:
# Menurut anda..jika anda menjadi Sida2 tersebut, dimana anda waktu itu sangat rindu untuk menerima Anugrah Keselamatan, apakah anda akan SEDEMIKIAN PELIT dengan tidak mau memberi sedikit air yang anda bawa untuk sekedar "membaptis percik"? bukankah hanya membutuhkan sangat sedikit air untuk sekedar membaptis percik? apakah "haram" hukumnya jika membaptis percik dengan air minum? saya yakin sida2 ini membawa air yang cukup untuk perjalanannya yang cukup jauh, mengingat dia saat itu membawa KERETA, sehingga sangat mungkin membawa 1 guci/buli2 berisi air untuk persediaan air minumnya dan mungkin juga untuk air minum kuda/untanya. dari perbincangannya dengan Filipus kita bisa melihat bahwa sida2 ini Sangat Rindu untuk menerima Anugrah Keselamatan (mungkin bisa anda bandingkan saat anda pertama kali menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, ya kira2 sedemikianlah sida2 ini rindu diselamatkan). Jika perlu dia akan melakukan apa saja yang dia miliki asal dia bisa diselamatkan oleh Anugrah Allah. apalagi hanya untuk memberi beberapa tetes air atau mungkin beberapa mililiter air untuk pembaptisan perciknya,tentu saja dia sangat mau.
# Anda berkata "tidak ada kesan bahwa mereka mencari air namun mereka menemukan air". Dalam ayat2 tersebut kita bisa memahami bahwa mereka melakukan dua hal yaitu MENCARI dan MENEMUKAN AIR . mereka pada awalnya bingung bagaimana mungkin bisa membaptis jika tidak tersedia air yang cukup.oleh karena itulah mereka mereka BERUSAHA MENCARI air dan akhirnya mereka MENEMUKAN air.dalam Kisah Rasul 8:36 KJV "And as they went on their way, they came unto a certain water: and the eunuch said, See, here is water; what doth hinder me to be baptized?". dalam Amplified Bible dikatakan "And as they continued along on the way, they came to some water, and the eunuch exclaimed, See, [here is] water! What is to hinder my being baptized?". perhatikan kata "as they went on their way" dalam KJV dan "as they continued along on the way" dalam Amplified Bible. itu artinya mereka berbincang2 sambil berjalan atau kadang berhenti sejenak (tidak diam ditempat).mereka berjalan untuk apa? tentu saja untuk mencari air, dan Allah melihat serta memberkati usaha mereka dengan menyediakan air ditempat tersebut.mari kita berpikir: bukankah akan sangat tidak enak jika pembicaraan se-serius ini dilakukan sambil berjalan (jika memang seperti pendapat anda: mereka tiba2 "menemukan air" tanpa berniat mencarinya)?.bukankah akan lebih baik jika mereka berhenti sejenak untuk beberapa waktu guna membicarakan hal tersebut? namun kenyataannya tidak. mereka melakukan pembicaraan sambil terus berjalan, berjalan untuk apa? tentunya untuk menemukan/mencari air. bahkan sida2 ini mengatakan "See, [here is] water!", itu adalah kalimat seru yang mengungkapkan kebahagiaan. artinya mereka sudah berjerih lelah mencari air dan akhirnya mendapatkan/menemukan air.
# Tentang istilah “Masuk atau turun ke dalam air” & “keluar dari air", anda menulis perbandingan seperti ini: “””Kata “keluar dari air” dalam Mat 3:16 dalam bahasa Yunaninya adalah apo tou hudatos. Jadi kata “keluar dari” adalah apo yang secara umum diartikan “dari”. Kata ini dipakai juga dalam Mat 3:7. Dari 109 kali penggunaan kata depan ini dalam Injil Matius, 65 kali diterjemahkan sebagai “dari” dan hanya 10 kali diterjemahkan sebagai “keluar dari” Ada banyak bagian dalam Perjanjian Baru yang tidak dapat diterjemahkan sebagai "keluar dari” (Rayburn, 31) apalagi “keluar dari” dalam pengertian sebelumnya tenggelam. Coba perhatikan Luk 2:4 : “Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea….” Apakah itu berarti bahwa Yusuf ‘nongol” dari dalam tanah Nazaret? Kata “apo” di sini lebih berarti “meninggalkan”. Lihat juga Yoh 11:55 : “… banyak orang dari negeri itu berangkat ke Yerusalem…”. Jelas ayat ini tidak bermaksud bahwa orang banyak itu keluar dari dalam tanah. Kata di sini sama pengertiannya dengan Lukas 2:4 yakni “meninggalkan”. Kenyataan bahwa kata yang dipakai dalam Luk 2:4 maupun Yoha 11:55 sama dengan yang dipergunakan dalam Mat 3:16, maka kalimat “Yesus segera keluar dari air” tidak berarti Yesus “nongol” atau muncul dari dalam air (sebelumnya tenggelam). Ayat itu hanya mau berkata bahwa setelah dibaptis Yesus segera meninggalkan air.”””
Anda membandingkan "keluar/meninggalkan kota Nazaret" dengan "keluar/meninggalkan air" sebagai kasus yang sama dimana dua ayat tersebut sama2 memakai kata Yunani "Apo". ya itu memang benar. namun mengapa anda bisa mengatakan : “”"Apakah itu berarti bahwa Yusuf ‘nongol” dari dalam tanah Nazaret? Kata “apo” di sini lebih berarti “meninggalkan”. Lihat juga Yoh 11:55 : “… banyak orang dari negeri itu berangkat ke Yerusalem…”. Jelas ayat ini tidak bermaksud bahwa orang banyak itu keluar dari dalam tanah"””.
Saya agak geli mendengar kata "NONGOL DARI DALAM TANAH". Menurut saya itu terlalu berlebihan. mari kita berpikir dengan logis, bukankah kota2 di dunia ini semuanya DIBANGUN DIATAS TANAH/WILAYAH TERTENTU (bukan DIDALAM TANAH). walau mungkin ada juga kota yang dibangun DIBAWAH/DIDALAM TANAH.namun itu sangat jarang bahkan dapat dikatakan tidak ada dijaman sekarang. dan kita ketahui bersama bahwa kota Nazaret pun dibangun DIATAS TANAH. Sehingga untuk mengatakan seseorang masuk KEDALAM sebuah kota tidak berarti orang tersebut harus masuk TANAH dan KELUAR/NONGOL DARI TANAH. Kita cukup berada di wilayah/teritorial kota Kupang misalnya, maka kita sudah dikatakan berada "DIDALAM KOTA KUPANG", tidak perlu masuk kedalam tanahnya. jadi kata Apo tetap berarti "keluar" atau "keluar dari" dalam sesuatu (air, kota dan lain-lain). sehingga jika Alkitab mengatakan sida2 itu keluar dari air maka tentu artinya "dari dalam air". ini tentu berbeda dengan orang yang berada DIATAS AIR (MISAL SAAT NAIK KAPAL) atau orang yang BERADA DEKAT DENGAN AIR.
# Anda juga mengatakan: "Ada dua kalimat penting yang patut kita soroti yakni “keduanya turun ke dalam air” dan “mereka keluar dari air” (perhatikan kata bergaris bawah). Itu berarti bahwa baik Filipus maupun sida-sida itu turun ke dalam air dan keluar dari air. Aktivitas itu dilakukan oleh keduanya secara bersama-sama. Jika istilah “turun ke dalam air” berarti menyelam atau tenggelam seperti pandangan kaum pemegang paham baptisan selam maka itu berarti bahwa keduanya harus menyelam atau tenggelam bersama-sama. Lalu siapakah yang membaptis dan siapakah yang dibaptis?".
Dalam ayat tersebut kita sudah mengerti dengan pasti siapa yang membaptis dan siapa yang dibaptis. Ayat tersebut tidak hanya berbunyi "Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu". namun ayat tersebut dilanjutkan dengan sebuah kalimat pernyataan "dan Filipus membaptis dia", jadi tidak perlu dipertanyakan lagi siapa yang membaptis dan siapa yang dibaptis. kalimat "keduanya turun kedalam air" dalam bahasa Yunani memakai kata “katabaino” yang artinya “turun/went down”. Kata ini menunjukan suatu level/tingkatan tertentu, dalam hal ini level/tingkatan “kedalaman air”. Jika ayat ini hanya berhenti sampai disitu saja maka kita bisa mengatakan BENAR atau ADA INDIKASI bahwa KEDUANYA (Filipus dan Sida2) MASUK/MENYELAM KEDALAM AIR BERSAMA-SAMA dan KELUAR DARI DALAM AIR BERSAMA-SAMA PULA, dan tentu akan muncul pertanyaan “siapa yang membaptis dan siapa yang dibaptis”. Tapi ternyata ayat ini dilanjutkan dengan kalimat “dan Filipus membaptis dia”. Kata MEMBAPTIS kita ketahui bersama memakai kata “Baptizo”. Kata “KATABAINO” dan “BAPTIZO” adalah dua “kata kerja” yang berasal dari “akar kata/derivative/turunan” yang BERBEDA dan TIDAK BERHUBUNGAN SAMA SEKALI. Dalam ayat ini subjek (pelaku kerja) dari kata “Katabaino” adalah Filipus dan Sida-sida. Sedangkan subjek (pelaku kerja) dari kata “Baptizo” adalah Filipus seorang diri. Mengapa ayat ini memakai dua kata yang berbeda? Padahal dua kata ini sama-sama melakukan pekerjaan yang sama yaitu “masuk/menuju ke/kedalam air”. Tidak lain yaitu karena ayat ini ingin menunjukan bahwa “tingkatan” pekerjaan yang mereka lakukan berbeda. Jadi turun/masuk (Katabaino) kedalam air artinya “SEBAGIAN TUBUH” mereka berdua “berada” di air (mungkin hanya sebatas lutut, pinggang, atau dada). Sedangkan saat Filipus membaptis (Baptizo) Sida2 tersebut artinya tubuh Sida2 tersebut “diselamkan/dibenamkan seluruhnya” kedalam air oleh Filipus. Lalu dalam ayat 39 dikatakan “mereka keluar dari air”, disini memakai kata Yunani “ANABAINO”, kata ini adalah kebalikan/lawan dari kata KATABAINO. Artinya Sida-sida ini PERTAMA-TAMA keluar dari air yang MELINGKUPI “SELURUH” TUBUHNYA, lalu mereka berdua (Filipus dan sida-sida) naik/keluar dari air yang hanya MELINKUPI “SEBAGIAN” TUBUH MEREKA (ANABAINO).
Tuhan memberkati Bapak Ezra dan Pelangi Kasih Ministry
Saya juga mengucapkan Selamat Paskah untuk Bapak Ezra, keluarga dan Pelangi Kasih Ministry.
David
Posting Komentar