Selasa, 18 Desember 2007

Siapakah anak-anak Allah dalam Kej 6:2?


Tanya : Syalom Pak Esra, mohon penjelasan Kejadian 6:2 tentang anak-anak ALLAH. Siapa yang dimaksud dengan anak-anak ALLAH?

Jawab : Ada yang berpendapat bahwa ‘anak-anak Allah’ itu adalah orang yang berkedudukan tinggi, sedangkan ‘anak-anak perempuan manusia’ adalah orang yang berkedudukan rendah. Kelemahan dari tafsiran ini adalah istilah anak-anak Allah di dalam Alkitab tidak pernah dipakai untuk orang-orang yang berkedudukan tinggi dan apalagi istilah anak manusia tidak pernah dipakai untuk orang yang berkedudukan rendah. Pendapat lain mengatakan bahwa anak-anak Allah di sana adalah malaikat., sedangkan ‘anak-anak perempuan manusia’ adalah manusia. Jadi di sini dianggap terjadi perkawinan antara malaikat dan manusia. Hasil perkawinan inilah yang melahirkan manusia-manusia raksasa (Kej 6 :4). Memang malaikat disebut sebagai anak-anak Allah (Ayub 1 :6 ; 2 :1 ; 38 :7 ; Dan 3 :25, 28) namun persoalannya adalah Kitab Suci sendiri mengatakan bahwa malaikat tidak kawin (Mat 22:30). Ingat bahwa Kej 6 :2 mengatakan bahwa anak-anak Allah itu ‘mengambil istri’, bukan sekedar melakukan hubungan seks. Ini lebih-lebih tidak mungkin dilakukan oleh malaikat. Kelemahan lainnya adalah dalam Kej 6 :3,6,7 yang dihukum adalah manusianya saja, malaikatnya tidak. Kalau ‘anak-anak Allah’ itu adalah malaikat, seharusnya mereka juga dihukum oleh Allah. Jadi tafsiran ini sukar diterima. Kalau begitu, siapakah anak-anak Allah dan anak perempuan manusia dalam bagian ini ? Saya percaya bahwa ‘anak-anak Allah’ di sana menunjuk kepada orang percaya (keturunan Set), sedangkan ‘anak-anak perempuan manusia’ menunjuk kepada orang yang tidak percaya (keturunan Kain/orang-orang di luar keturunan Set). Dasar dari pandangan ini adalah : Pertama, Orang percaya memang selalu disebut ‘anak Allah’ (Ul 14 :1; Ul 32:5,6; Yes 1:2,3; Hos 1:10; Yoh 1:12; 1 Yoh 3:1, dll). Kedua, Penafsiran ini lebih cocok dengan konteks. Manusia mula-mula satu kesatuan, lalu memecah menjadi dua yaitu keturunan Kain (Kej 4) dan keturunan Set (Kej 5), tetapi sekarang dalam Kej 6 membaur lagi. Ketiga, Keturunan Set disebut ‘anak Allah’. Ini sesuai dengan kata-kata Hawa waktu Set dilahirkan (Kej 4:25). Jadi ‘anak-anak Allah’ dalam Kej 6:2 menunjuk kepada keturunan orang benar (keturunan Set) dan ‘anak-anak perempuan manusia’ menunjuk kepada orang-orang berdosa (keturunan Kain). Dengan demikian Kej 6:2 memperlihatkan kepada kita terjadinya perkawinan campur generasi waktu itu tanpa mempedulikan masalah iman bahkan mungkin tanpa mempedulikan masalah cinta karena “…mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka.


Tidak ada komentar: