Selasa, 18 Desember 2007

Bagaimana dengan buku kararangan Mary Kathryn Baxter?


Tanya : Syalom Pak Esra. Saya mau tanya tentang buku “40 HARI DI ALAM MAUT” oleh Mary Kathryn Baxter yang diterbitkan Pdt. Markus Agung karena saya telah banyak mengcopi untuk teman-teman. Apa buku tersebut diakui ?

Jawab : Buku karangan Baxter ini memang sangat terkenal di kalangan denominasi tertentu dan dianggap sebagai wahyu Tuhan Yesus di zaman akhir ini. Problem pertama yang perlu dipikirkan adalah benarkah masih ada wahyu? Wahyu adalah penyingkapan diri Allah. Dan kekristenan percaya akan adanya Wahyu Umum dan Wahyu Khusus yang puncaknya ada pada Kitab Suci dan Yesus Kristus. Setelah itu maka tidak ada wahyu baru lagi. Semua penglihatan dan pengalaman rohani bukanlah wahyu baru melainkan sekedar konfirmasi dari wahyu yang sudah ada dalam Kitab Suci. Karena itu jelas apa yang dilihat dan ditulis Baxter tidak dapat dikategorikan sebagai wahyu. Selain itu, dari segi isi, penglihatan Baxter ini sangat berbeda dengan gambaran yang kita peroleh dari penglihatan Yehezkiel, Daniel dan Yohanes yang sifatnya luar biasa (spektakuler) dan bukan merupakan gambaran sehari-hari kehidupan dunia, itulah sebabnya istilah wahyu berasal dari kata Yunani yang disebut "Apokalipsis" yang artinya sesuatu yang dibukakan, sedang isi “wahyu” Baxter jelas merupakan gambaran kejadian sehari-hari di dunia khususnya dunia Amerika Serikat, jadi dapat diraba bahwa penglihatan itu bukan sesuatu kejadian dari sana yang "dibukakan" tetapi lebih merupakan bayangan sesuai keterbatasan imajinasi manusiawi, atau dapat disebut sebagai hasil khayal atau rekayasa. Keraguan ini muncul dari kenyataan bahwa buku itu ditulis dalam waktu selama 7 tahun setelah kejadiannya, ini memberi peluang suatu usaha untuk menyusunnya sebaik mungkin. Banyak gambaran dalam neraka itu merupakan gambaran sekitar kehidupan Baxter di Amerika, sebab banyak data-data tercetus seperti soal kursi goyang, boneka, amusement center, arena sirkus, escalator, bioskop, kelap malam, stasiun bawah tanah (subway), telepon, bendera Amerika yang compang-camping, kanker (penyakit yang sangat ditakuti di Amerika) dan lainnya, demikian juga kelihatan apa yang dilihatnya di neraka bukan gambaran yang "dibukakan Tuhan" tetapi lebih merupakan gambaran situasi yang banyak digambarkan di film-film, komik-komik dan majalah Amerika di sekitar kehidupan Baxter seperti misalnya gambaran setan yang tinggi besar seperti beruang Grizzly (film ini populer di Amerika), seperti kelelawar atau monyet bertelinga besar, bertaring, bertanduk, berkuku panjang dan berekor panjang (film-film jenis drakula, goblin dan setan) (Bab 2, 3, 10), jadi yang dianggap nubuatan dan penglihatan itu sebenarnya lebih merupakan obsesi pengalaman horor Baxter sendiri yang ditulisnya dalam keterbatasan pengalaman dan imajinasinya. Dari perjumpaan Baxter dengan korban-korban dosa di neraka kita heran mengapa neraka hanya memuat orang-orang dengan dosa-dosa kecil saja seperti dosa perzinahan, penyembahan berhala, pembunuhan, tamak harta, bohong, menipu, dll. Kalau memang neraka benaran yang dilihat Baxter mengingat ia berkunjung sampai ke jantung neraka, mengapa tidak bertemu dengan para pelaku dosa "makro sosial" seperti Nero, Karl Marx, Hitler,dll? Kesan bahwa buku ini merupakan hasil rekayasa penulis terlihat dari kenyataan banyaknya doktrin-doktrin pentakosta / kharismatik di dalamnya, seperti Baptisan Roh, penglihatan / mimpi, bahasa roh, pujian dan penyembahan, Yesus datang di atas awan, antikris / 666, kerajaan 1000 tahun, Yerusalem Baru dan lainnya, demikian juga ditemuinya roh-roh pendeta / penginjil yang murtad merupakan gambaran lingkungan agama tertentu, padahal di kalangan Kristen masih banyak jabatan lain yang orangnya juga jatuh dalam dosa dan menyesatkan umat seperti imam murtad, Uskup dengan jubah mencolok, dan ahli-ahli Teologi. Masih banyak telaah teologis yang dapat diberikan untuk buku Baxter ini namun cukuplah sudah yang saya katakan mengingat keterbatasan tempat dalam rubrik ini.



Tidak ada komentar: